Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jalan Golongan Yang Selamat (Bagian 26)

 



Pertolongan Allah Kepada Umat Islam


Allah Ta’ala berfirman:

وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ

"Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman". (QS. Ar-Rum: 47)

Ayat Al-Quran ini menjelaskan, bahwa Allah *menjanjikan pertolongan bagi orang-orang beriman* atas musuh-musuhnya. Ini adalah janji yang tidak mungkin diingkari.

Allah telah menolong Rasul-Nya dalam peperangan Badar, Ahzab dan lainnya dari peperangan yang beliau lakukan. Demikian juga menolong para Shahabat Rasulullah sepeninggal beliau dalam menghadapi musuh-musuhnya. Karena itu Islam tersebar luas di banyak penjuru dunia. Islam mencapai kemenangan meskipun melalui banyak tragedi dan musibah.

Kesudahan yang baik memang pada akhirnya milik orang-orang yang benar-benar percaya kepada Allah. Yaitu mereka yang beriman kepada-Nya, mengesakan-Nya di dalam beribadah dan berdoa, baik di waktu sempit maupun lapang.

Renungkanlah, bagaimana Al-Quran mengisahkan keadaan orang-orang beriman ketika terjadi perang Badar. Jumlah mereka relatif sedikit, juga perbekalan yang mereka bawa pun tidak memadai. Dalam kondisi seperti itu mereka kemudian berdoa kepada Allah,

اِذْ تَسْتَغِيْثُوْنَ رَبَّكُمْ فَا سْتَجَا بَ لَـكُمْ اَنِّيْ مُمِدُّكُمْ بِاَ لْفٍ مِّنَ الْمَلٰٓئِكَةِ مُرْدِفِيْنَ

"(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu. Sungguh, Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut". (QS. Al-Anfal: 9)

Allah mengabulkan doa mereka, menurunkan bala bantuan malaikat yang berperang bersama-sama mereka. Para malaikat memenggal kepala orang-orang kafir dan memancung ujung-ujung jari mereka. Allah Ta’ala berfirman:

فَاضْرِبُوْا فَوْقَ الْاَ عْنَا قِ وَا ضْرِبُوْا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ 

"Maka penggallah di atas leher mereka dan pukullah tiap-tiap ujung jari mereka". (QS. Al-Anfal: 12)

Akhirnya tercapailah kemenangan bagi orang-orang beriman yang mengesakan Allah. Allah Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ بِبَدْرٍ وَّاَنْـتُمْ اَذِلَّةٌ ۚ فَا تَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

"Dan sungguh, Allah telah menolong kamu dalam Perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu, bertakwalah kepada Allah, agar kamu mensyukuri-Nya". (QS. Ali Imran: 123)

Dan diantara doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika perang Badar yaitu: "Ya Allah, seandainya Engkau hancurkan kelompok dari orang-orang Islam ini, niscaya Engkau tidak akan disembah di muka bumi". [HR. Muslim]

Pada saat ini, di banyak negara, kita menyaksikan umat Islam melakukan peperangan dengan musuh-musuhnya. Tetapi mereka tidak mendapat kemenangan. Lalu apa gerangan sebabnya ? Apakah Allah mengingkari janji-Nya kepada orang-orang beriman ? Tidak, sama sekali tidak ! Allah tidak mengingkari janji-Nya. Tetapi yang perlu kita tanyakan kemudian adalah dimanakah orang-orang beriman sehingga datang kepada mereka kemenangan sebagaimana yang dijanjikan oleh ayat Allah di atas ? Marilah kita bertanya kepada para mujahidin:

1) Apakah mereka mempersiapkan diri dengan iman dan tauhid yang dengan keduanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai dakwahnya di Makkah sebelum beliau melakukan peperangan ?

2) Apakah mereka melakukan ikhtiar sebagaimana diperintahkan oleh Allah dalam firman-Nya:

وَاَ عِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ

"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi". (QS. Al-Anfaal: 60)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menafsirkan ayat di atas dengan (persiapan) melempar (memanah dan menembak).

3) Apakah mereka berdoa kepada Allah dan mengesakan-Nya dalam berdoa, saat berkecamuk perang ? Atau sebaliknya, mereka menyekutukan Dia dengan yang lain sehingga meminta pertolongan dari selain Dia yang mereka percayai memiliki kekuasaan ? Padahal mereka adalah hamba Allah yang tidak memiliki manfaat dan mudharat untuk dirinya sendiri.

Lalu, mengapa mereka tidak meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berdoa yang hanya ditujukan kepada Allah semata? Bukankah Allah telah berfirman:

اَلَيْسَ اللّٰهُ بِكَا فٍ عَبْدَهٗ

"Bukankah Allah yang mencukupi hamba-hamba-Nya ?". (QS. Az-Zumar: 36)

4) Apakah mereka bersatu, saling mengasihi dan menyayangi satu sama lain, sehingga semboyan dan syi’ar mereka adalah firman Allah:

وَلَا تَنَا زَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ

"Dan janganlah kamu berselisih (berbantah-bantahan) yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang". (QS. Al-Anfal: 46)

5) Yang terakhir, ketika umat Islam meninggalkan aqidah dan perintah-perintah agama mereka, maka mereka menjadi umat yang terbelakang. Sebaliknya jika mereka kembali lagi kepada agama mereka, niscaya akan kembali pula kemajuan dan kemuliaan mereka, sebab pada hakikatnya Islam mewajibkan umat untuk maju di bidang ilmu dan kebudayaan.

Sungguh jika kalian merealisasikan iman sebagaimana yang telah diperintahkan, niscaya akan datang pertolongan yang dijanjikan kepada kalian. Allah Ta’ala berfirman:

وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ

"Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman". (QS. Ar-Ruum: 47)

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Sumber: Kitab Minhaj al-Firqah an-Najiyah wa Ath-Tha’ifah al-Manshurah (Jalan Golongan Yang Selamat) Karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zain

_____
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Group WhatsApp: 0895383230460

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

1 komentar untuk "Jalan Golongan Yang Selamat (Bagian 26)"

  1. Semoga kita termasuk golongan yang selamat آ مين يا رب العالمين

    BalasHapus

Berkomentarlah dengan bijak