Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tidak Membayar Zakat, Apakah Puasa Ramadhan Diterima Allah?




Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Tidak diragukan lagi bahwa membayar zakat fithri adalah kewajiban amat besar dalam agama kita. Sepakat para Ulama menyatakan fardhu/wajibnya zakat fithri, walau ada yang menggunakan istilah fardhu, ada yang menggunakan istilah wajib.

Empat Madzhab pun sepakat wajibnya zakat fithri, ini adalah pendapat dari:

• Madzhab Hanafi, lihat dalam Fathul Qadir II:281 karya Kamal Ibnul Hammam rahimahullah.
• Madzhab Maliki dalam pendapat yang masyhur, lihat dalam Al-Kaafi fi Fiqhi Ahlil Madinah I:320, karya: Ibnu Abdil Barr rahimahullah.
• Madzhab Syafi’i, lihat dalam Raudhatut Thalibin II:291 karya Imam Nawawi rahimahullah.
• Madzhab Hanbali, lihat dalam Al Mughni III:79 karya Ibnu Qudamah rahimahullah.
• Madzhab Zhahiri dengan salah satu tokohnya Ibnu Hazm rahimahullah juga menyepakati diwajibkannya zakat fithri ini dalam kitab beliau Al-Muhalla VI:118.
• Ibnul Mundzir rahimahullah bahkan menyatakan hal ini sebagai Ijma’ dalam Kitabnya Al-Ijma’ hal. 47.

Walau demikian, bukan berarti puasa Ramadhan diterima tidaknya itu bergantung pada dibayar tidaknya zakat fithri.

Benar, ada hadits yang sudah masyhur di tengah umat yang menyatakan:

إنَّ شهرَ رمضانَ مُعَلَّقٌ بينَ السماءِ والأرضِ ، لا يُرْفَعُ إلا بزكاةِ الفِطْرِ.

"Sesungguhnya (pahala puasa) Ramadhan masih tergantung diantara langit dan bumi, tak akan diangkat (diterima pahala orang yang puasa) kecuali dengan (setelah) mengeluarkan zakat fithrinya".

Ketahuilah, hadits di atas diantaranya dikemukan oleh Ibnul Jauzi rahimahullah dalam Al Ilaal Al Mutanaahiyah II:499. Namun Ibnul Jauzi rahimahullah sendiri dalam kitabnya tersebut menyatakan hadits ini sebagai dha'if (lemah) dikarenakan dalam sanadnya terdapat rawi yang bernama Muhammad bin Ubaid Al Bishri, yang oleh Ibnul Jauzi rahimahullah dikatakan: Majhul (tidak diketahui identitasnya).

Karena itu, tidak heran Syaikh Al-Albani rahimahullah ikut memasukkan hadits ini dalam deretan hadits lemah yang beliau sampaikan dalam beberapa kitabnya, seperti Dha’if At-Targhib 664, Dha’if Al-Jaami’ 3413, Silsilah Ad-Dha’ifah 43.

Dalam Silsilah Ad-Dha’ifah 43 ini maka beliau menyatakan:

ثم إن الحديث لو صح لكان ظاهر الدلالة على أن قبول صوم رمضان متوقف على إخراج صدقة الفطر ، فمن لم يخرجها لم يقبل صومه ، ولا أعلم أحدا من أهل العلم يقول به ....والحديث ليس بصحيح "

"Selanjutnya, kalaupun hadits tersebut dianggap sah, maka zhahir hadits (lemah) tersebut menunjukkan diterima shaum Ramadhan itu tergantung pada pengeluaran zakat fithri, barangsiapa yang belum mengeluarkan zakat fithrinya maka belum diterima puasanya. Dan aku tidak pernah mengetahui seorang Ulama pun berpendapat demikian. Dan hadits tersebut tidak sah".

Kesimpulannya, zakat fithri tak diragukan lagi wajib hukumnya. Namun menghubungkan diterima tidaknya puasa Ramadhan dengan bayar tidaknya zakat fithri adalah tidak benar. Adapun hadits tentang itu adalah lemah. Tak boleh disandarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

🔰 Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
🎥 Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1
📱 Group WhatsApp: wa.me/62895383230460
📧 Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
🌐 Web: dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
🇫 Facebook: http://fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Tidak Membayar Zakat, Apakah Puasa Ramadhan Diterima Allah?"