Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aqidah & Manhaj -Kaidah Yang Ke 48-



Merupakan Manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah yaitu bergaul, bermuamalah dengan akhlak, kejujuran, penuh amanah dan nasehat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَيَقُولُونَ طَاعَةٌ فَإِذَا بَرَزُوا مِنْ عِنْدِكَ بَيَّتَ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ غَيْرَ الَّذِي تَقُولُ وَاللَّهُ يَكْتُبُ مَا يُبَيِّتُونَ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلا.

“Mereka orang-orang munafik itu berkata: kami taat, apabila mereka keluar dari sisimu, diantara mereka ada yang tidak jujur, artinya mengucapkan apa yang tidak ada pada hati mereka. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mencatat apa yang mereka sembunyikan dalam hati mereka tersebut, maka berpalinglah dari mereka dan bertawakallah kepada Allah dan cukuplah Allah sebagai wakil.” (QS. An-Nisa: 81)

Berkata orang-orang kepada Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, sesungguhnya kami masuk kepada penguasa kami dan kami mengucapkan kepada mereka tidak sesuai dengan apa yang ada di hati kami, ketika kami keluar dari sisi penguasa. Artinya ketika ketemu dengan penguasa Ucapannya A tapi keluar dari mereka ucapannya B.

Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma mengatakan kami dahulu menganggap itu adalah sikap munafik. [dikeluarkan oleh Imam Bukhari].

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: “Seorang mukmin apabila berada diantara orang-orang kafir dan orang-orang yang jahat, sementara ia tidak mampu untuk menjihadi mereka dengan tangannya karena dia tidak mampu, tapi apabila ia mampu dengan menjihadi mereka dengan lisannya, dan jika tidak mampu juga maka dengan hatinya dan ia tidak pernah berdusta dan mengucapkan dengan lisannya apa yang tidak ada dalam hatinya atau ia memperlihatkan agamanya, atau ia menyembunyikan agamanya.”

Namun bukan berarti dia menyesuai agama mereka, akan tetapi sama halnya dengan mukmin di zaman Fir’aun dan istri Fir’aun yang tidak menyetujui agamanya Fir’aun. Namun mereka tidak berdusta, tidak juga mengucapkan dengan lisannya apa yang tidak ada di hatinya. Bahkan mereka menyembunyikan imannya karena takut. Dan menyembunyikan agama itu sesuatu yang lain. Beda dengan memperlihatkan agama yang bathil, karena itu perkara yang berbeda.

Maka dari itu Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak membolehkan, memperlihatkan ucapan yang bathil atau kekufuran. Kecuali kalau dipaksa, dimana dibolehkan berucap kekufuran, karena terpaksa. Karena waktu itu Amar bin Yasir radhiallahu ‘anhuma dipaksa, disiksa akhirnya terpaksa ia mengucapkannya, maka Allah memaafkannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala membedakan antara munafik dan orang yang di paksa. Sementara ahli bid’ah jenis mereka sama dengan orang-orang munafikin, seperti halnya orang  Syi’ah. Mereka berbicara didepan Ahlus Sunnah tidak sesuai dengan apa yang ada dihati mereka. Di depan Ahlus Sunnah berbicaranya A tapi dibelakang mereka bicaranya B. Demikian pula keadaan ahli bid’ah yang lainnya, mereka itu terkadang bermuka dua.

Kata beliau (Syaikh Al Ubailah): “Adapun orang-orang Rafidhah, orang Syi’ah, ia tidaklah bergaul dengan seseorang terutama dari kalangan Ahlus Sunnah, kecuali pasti menggunakan sikap nifaq (kemunafikan), karena agama mereka rusak. Mereka menganggap dusta itu halal.”

Mereka menganggap dusta itu bahkan bagian dari agama mereka, sehingga dusta itu menjadi syi’ar mereka. Itulah orang-orang Syi’ah dan Rafidhah. Maka sungguh sangat aneh orang-orang yang percaya kepada orang-orang Syi’ah Rafidhah. Karena mereka adalah kaum yang menghalalkan dusta, terutama terhadap Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Wallahu a’lam.

Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.

Oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc. حفظه الله تعالى

🔰 @Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram     : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp  : 089665842579
🌐 Web              : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram    : bit.ly/ittibarasul1
🇫 Fanspage      : fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Aqidah & Manhaj -Kaidah Yang Ke 48-"