Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hikmah Di Balik Semua Ini



Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud Al Atsary hafidzhahullah.

Melihat kebesaran Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam makar orang kafir dan munafik.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ.

"Mereka (kafir dan munafik) berkeinginan untuk memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka, sedang Allah hendak menyempurnakan cahaya-Nya, meskipun tidak disukai orang kafir. Dialah (Allah) yang telah mengutus Rasul-Nya (Muhammad) dengan petunjuk dan agama yang benar, untuk dimenangkan atas semua agama seluruhnya, meskipun tidak disukai orang-orang musyrik". (QS. As-Shaf: 8-9)

Syaikh Abdurrahman bin Nasir bin Abdillah As Sady rahimahullah menjelaskan:

 يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ.

"Yakni, dengan berbagai ucapan busuk yang mereka ajukan sebagai argumentasi untuk menolak kebenaran yang sebenarnya (ucapan mereka) itu tidak ada wujudnya, malah semakin membuat orang yang memiliki ilmu mengetahui bahwa dia (yang membantah kebenaran itu) di atas kebatilan.

وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ.

Yakni, Allah menjamin untuk memenangkan agama-Nya, dan menyempurnakan kebenaran yang di bawa para Rasul-Nya, serta menampakkan cahaya-Nya di berbagai penjuru, meskipun orang kafir membencinya.

Karena kebencian itu mereka mencurahkan upaya agar bisa memadamkan cahaya Allah, tapi pasti mereka kalah. Mereka tidak ubahnya seperti orang yang ingin memadamkan matahari dengan meniupnya. Tujuan mereka tidak tercapai, dan akal mereka tidak bebas dari kekurangan dan celaan (dari orang lain).

Selanjutnya, Allah menerangkan sebab muncul dan menangnya agama ini baik secara lahir dan batin, dengan Firman-Nya:

  هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى.

Yakni, dengan ilmu nafi' dan amal shalih, dengan ilmu yang menghantarkan kepada Allah dan tempat kemuliaan-Nya (Surga), serta menujukan kepada amal dan akhlak yang baik serta kebaikan dunia dan akhirat.

وَدِينِ الْحَقِّ.

Yakni agama yang di peluk dan menjadi sarana beribadah kepada Rabb alam seluruhnya.

Itulah agama kebenaran dan kejujuran yang tiada kekurangan dan aib yang menyebabkan celaan. Perintah agama ini adalah hidangan hati, ruh, dan istirahat/nyamannya raga. Meninggalkan larangan adalah keselamatan dari keburukan dan kerusakan. Petunjuk dan agama yang benar yang di bawa Nabi merupakan bukti terbesar atas kebenaran. Agama ini adalah bukti nyata kebenaran yang tetap bertahan selama waktu masih ada.

Orang berakal yang memikirkan islam akan semakin bahagia dan mengetahui (hakikat kebenarannya).

لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ.

Yakni, agar di jadikan-Nya islam mengungguli semua agama dengan hujjah dan bukti, serta memenangkan para penegak islam.

Sifat ini tetap lekat dengan islam dari waktu ke waktu. Tiada bisa di kalahkan dan di bantah siapapun, sehingga islam tetap menang dan perkasa. Adapun pemeluknya, jika mereka menegakkan dan menjadikannya lentera dan petunjuk dalam urusan mereka, baik dunia atau akhirat, maka tiada yang bisa mengalahkannya, dan mereka pasti menang atas agama lain. Namun, bila mereka menyiakan islam, menjadikan islam hanya sebagai formalitas saja, maka hal ini tidak berguna sedikitpun. Tindakan mereka yang menyiakan islam, menjadikan musuh menguasai mereka. Siapapun yang mempelajari sejarah dan merenungkan kondisi kaum muslimin dan agama lainnya, pasti tau". (Tafsir Karimir Rahman fi Tafsir Kalami Manan surah 61/8-9)

Wahai saudaraku semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi kita semua hidayah dan rahmat-Nya..

Bila kita merenung kita akan menemukan keindahan dan kebenaran ajaran islam. Kita mengetahui hari ini. Semua pihak, baik kafir, musyrikin, munafik, sekuler, liberal, bahkan dari orang-orang kepercayaan dan kejawen. Bersatu untuk melawan islam dan kaum muslimin. Semua taring permusuhan dan makar kedengkian menyeruak menemukan momen terluapkan.

Tidak ada agama yang di fitnah melebihi islam. Tidak ada ummat yang di musuhi, semisal kaum muslimin. Negeri mereka di cerai beraikan, kekayaan mereka di ambil secara zalim, pemikiran mereka di bodohkan, dengan dalih kolonialisme. Kemudian stigma negatif terus di hembuskan seiring waktu berhembus. Mereka adalah korban yang dikriminalisasi dan menjadi pesakitan.

Nyawa kaum muslimin adalah nyawa termurah. Kehormatan kaum muslimin adalah kehormatan yang tidak pernah di akui. Hak-hak mereka sekedar sebagai manusia yang memiliki martabat, ditanggalkan dan dihinakan.

Sekedar mengekspresikan diri sebagai orang yang ingin shalihpun, serta merta, tuduhan itu berhamburan. Stigma negatif, berupa tuduhan teroris, radikal, garis keras, dan ucapan-ucapan menjijikkan lainnya. Namun demikian hikmah Allah dalam ujian, mereka orang kafir, musyrikin, munafik, menginginkan keburukan bagi kita, sedang Allah menginginkan kebaikan untuk orang beriman, dan mengokohkan agamanya. Hendaknya semua ini, menjadi bahan renungan kita bersama, yang sudah mulai surut dan juga undur diri dari hidayah.

Ketika stigma teroris, padahal tentu kita yang beraqidah lurus dan bermanhaj yang benar, tidak ada sedikitpun keinginan menjadi teroris, namun demikian, labelisasi telah terjadi. Dan di balik itu ada hikmah, di mana orang yang masih lurus fitrahnya dari kalangan orang kafir, kemudian mempelajari islam dan berbondong-bondong masuk kedalam agama Allah.

Ketika stigma negatif radikal di hembuskan, semua yang menujukan keshalihan di curigai sebagai radikal. Sedang radikal dari kata, usuliyah yang bisa bermakna positif dan negatif, namun yang mereka inginkan adalah makna negatif. Berbondong-bondong manusia mempelajari sunnah, dan berusaha menghidupkan dan menerapkan sunnah pada dirinya.

Ketika cadar dan celana cingkrang menjadi sorotan, mereka (orang kafir dan munafik) hendak membuat takut dan menebar teror ketakutan bagi manusia dengan radikal. Mereka ingin sedikit demi sedikit manusia menanggalkan identitas keislaman. Sebaliknya, di luar dugaan mereka, semakin banyak yang mulai berkomitmen untuk bercadar, dan celana terlaris hari ini adalah celana di atas mata kaki. Subhanallah. Demikian hikmah Ilahiyah.

Terakhir, dengan semua kesulitan ini, dan semua stigma dan ujian. Di mana posisi kita, mempertahankan keistiqamahan dalam aqidah dan manhaj yang lurus, atau undur menjadi kelompok yang futur bahkan kembali kebelakang?

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memperbaiki kondisi kaum muslimin dan memberi hidayah para penguasa kita. Yakinlah bahwa Allah menolong agama-Nya sendiri, baik kita berkontribusi atau tidak.

🔰 @Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram     : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp  : 089665842579
🌐 Web              : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram    : bit.ly/ittibarasul1
🇫 Fanspage      : fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Hikmah Di Balik Semua Ini"