Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tak Terbandingkan Selamanya



Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud Al Atsary hafidzhahullah

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman menjelaskan keagungan Al-Qur'an:

إن هذا القرآن يهدى للتى هي اقوم و يبشر المؤمنين الذين يعملون الصالحات أن لهم أجرا كبيراً .

"Sesungguhnya Al-Quran ini menunjukkan kepada jalan yang lebih lurus, juga memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman yang beramal shalih, bahwasanya bagi mereka pahala yang besar". (QS. Al-Isra: 9)

Saya juga akan terjemahkan kedalaman bahasa jawa: "Sa estunipun al Qur'an puniko ha nyukani pituduh kelawan ratan ingkan jejeg, lan ngabar aken babakan perkawis kabar bebungah tumrap tyang-tyang ingkang iman kang sampun ngelampahi amal kabecikan, bilih tyang puniko angsal ganjaran kang ageng". (Quran jarwo boso jawi serat Al-Isra, cacah 9)

Syaikh Abdurrahman bin Nasir bin Abdillah as Sady rahimahullah menjelaskan:

يخبر (الله) تعلى عن شرف القرآن و جلالته ،

Allah Ta'ala mengabarkan tentang kemuliaan Al-Quran dan keagungannya:

و انه (يهدى للتى هي اقوم) أي ، اعدل و أعلى من العقائد و الأعمال و الأخلاق ، فمن اهتدى بما يدعو إليه القرآن ، كان أكمل ألناس و أقولهم و اهداهم في جميع الأمور  ،

"Bahwasanya ia menunjukkan kepada jalan yang lebih lurus, yakni lebih adil dan mulia dalam masalah aqidah (keimanan), amal, dan akhlak, maka barangsiapa yang mengambil petunjuk dengan seruan ajaran Al-Quran, maka dialah orang yang paling sempurna, orang paling lurus, dan orang paling mendapatkan petunjuk dalam semua urusannya,

(و يبشر المؤمنين الذين يعملون الصالحات) من الواجبات و السنن ، (أن لهم اجرا كبيراً) أعده الله لهم في دار كرامته لا يعلم وصفه إلا هو.

Juga memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman yang beramal shalih yang mereka mengerjakan amal yang wajib dan sunnah, bahwasanya bagi mereka pahala yang besar. Allah telah menyediakan bagi mereka dalam tempat kemuliaan-Nya (surga) yang kebaikan dan keindahan sifat surga itu tidak ada yang mengetahuinya saat ini, kecuali Dia sendiri". (Taisir Karimir Rahman fi Tafsir kalami Manan surah 17/9, terbitan Darul Alamiyah Mesir)

Hendaknya seorang memiliki adab, tidak bicara mengenai agama kecuali dengan ilmu. Karena apabila seorang berbicara tanpa ilmu, boleh jadi ia masuk rana yang bukan haknya berbicara dan menilai atau bahkan membandingkan.

Imam Muhammad bin Idris as Syafii rahimahullah berkata: "Tidak di benarkan bagi siapa pun untuk berdalil dengan Qiyas (analogi/permisalan) kecuali ia menguasai seluruh (ilmu) hadits, berbagai penjelasan Ulama, perselisihan (ilmiah) di antara mereka, juga harus menguasai ilmu bahasa arab, sebagaimana ia tidak di benarkan berdalil dengan qiyas sampai ia terbukti memiliki kecerdasan, yang dengannya ia mampu membedakan masalah yang terkesan serupa, dan di tambah hendaknya ia berlaku hati-hati". (Kitab ar Risalah 509)

Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata: "Semua bentuk bid'ah dan pendapat sesat yang di susupkan kedalaman agama para Rasul, berawal dari Qiyas (analogi/kaidah berfikir) yang salah". (I'lamul Muwaqiin 2/29)

Kita lihat hari ini, orang yang melampau batas kadar dirinya. Yang berani bicara tentang Allah dan Asma serta sifat-Nya, Rasul, sunnah, Malaikat, kitab, agama-Nya, hari akhir, dan hal-hal ghaib tanpa ilmu, burhan, dan hujjah yang benar. Mereka adalah orang yang tidak memiliki kemuliaan, harga diri, dan sifat kemanusiaan sebagai hamba.

Pembahasan kami ini terkait dan mencakup seluruh hal. Namun, pada tulisan kali ini kami batasi hanya untuk membahas orang-orang yang tidak memiliki adab kepada Al-Quran.

Mereka berkata: "Al-Quran jangan di makan mentah-mentah. Seakan Al-Quran itu bagi mereka semacam tetumbuhan. Al-Quran itu jangan di baca langsung, nanti kamu konslet. Seakan Al-Quran itu bagi mereka arus listrik. Baik mana, Al-Qur'an dengan ini dan itu..."

Sebuah analogi salah dan memunculkan kesimpulan yang salah. Nasalullaha salama wal afiah. Kita berlindung dari ucapan kufur ini.

Apakah hati mereka tertutup atau mereka tidak berhati...

كلا بل ، ران على قلوبهم ما كانوا يكسبون !!!.

"Sekali-kali tidak, bahkan, itulah 'raan' (penutup) yang menutupi di atas hati mereka, karena apa yang telah mereka kerjakan dari dosa !!!". (QS. Al-Mutafifin: 14)

Ternyata dosa, kemaksiatan, dan jauhnya hati dari lentera hidayah, serta bimbangan Al-Quran dan Sunnah yang menjadikan mereka orang-orang seperti itu, sehingga ia keluar dari kebenaran.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan Al-Quran bagi hati kita penyembuh, sebagai penerang bagi mata, pembersih dosa-dosa, serta menjadikan penjauh antara kita dengan Neraka.

Ya Allah, jadikan Al-Quran hujjah bagi kami, bukan penghujat untuk kami.

Ya Allah, jadikan kami ahli-Mu, dan orang pilihan di sisi-Mu, dengan sebab bacaan Al-Quran kami.

Ya Allah, jadikan Al-Quran bacaan bagi kami di pagi, siang, sore, dan malam kami. Tenggelamkan kami dalam membaca, mentadabburi, serta mengamalkannya. Jadikan kami, keluarga kami, anak serta keturunan kami, sebagai Ahlul Quran, dan pembela Al Quran.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

_______
Oleh yang butuh dan mengharap ampunan Rabb-Nya.

🔰 @Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
🎥 Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1
📱 Group WhatsApp: 089665842579
📧 Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
🌐 Web: dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
🇫 Facebook: http://fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Tak Terbandingkan Selamanya"