Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membatalkan Puasa Karena Hendak Safar




Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Pertanyaan: Bolehkah membatalkan puasa saat masih di rumah -belum berangkat safar-, atau baru boleh membatalkan puasanya saat sudah di tengah perjalanan atau di tempat tujuan safarnya ?

Jawab, Ubay bin Ka’ab rahimahullah mengisahkan:

أَتَيْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ فِى رَمَضَانَ وَهُوَ يُرِيدُ سَفَرًا وَقَدْ رُحِلَتْ لَهُ رَاحِلَتُهُ وَلَبِسَ ثِيَابَ السَّفَرِ فَدَعَا بِطَعَامٍ فَأَكَلَ فَقُلْتُ لَهُ سُنَّةٌ قَالَ سُنَّةٌ. ثُمَّ رَكِبَ

"Aku pernah mendatangi Anas bin Malik di bulan Ramadhan. Saat ini itu Anas juga ingin melakukan safar. Dia pun sudah mempersiapkan kendaraan dan sudah mengenakan pakaian untuk bersafar. Kemudian beliau meminta makanan, lantas beliau pun memakannya". Kemudian aku mengatakan pada Anas, "Apakah ini termasuk sunnah (ajaran Nabi) ?" Beliau mengatakan, "Ini termasuk sunnah". Lantas beliau pun berangkat dengan kendaraannya". [HR. Tirmidzi 799. Kata Syaikh Muqbil rahimahullah dalam Shahihul Musnad 76, hadits ini yang besumber dari jalan Muhammad bin Ja’far adalah hadits Shahih, dan seluruh perawinya adalah perawi shahih’. Kata Al-Albani rahimahulloh dalam Iftharus Sha’im 5, shahih]

Dalil lain yang menguatkan hal ini adalah riwayat dari Ja’far bin Jabr rahimahullah, beliau mengatakan:

 كُنْتُ مَعَ أَبِي بَصْرَةَ الْغِفَارِيِّ صَاحِبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفِينَةٍ مِنْ الْفُسْطَاطِ فِي رَمَضَانَ، فَرُفِعَ ثُمَّ قُرِّبَ غَدَاهُ، قَالَ جَعْفَرٌ فِي حَدِيثِهِ: فَلَمْ يُجَاوِزْ الْبُيُوتَ حَتَّى دَعَا بِالسُّفْرَةِ، قَالَ: اقْتَرِبْ، قُلْتُ: أَلَسْتَ تَرَى الْبُيُوتَ، قَالَ أَبُو بَصْرَةَ: أَتَرْغَبُ عَنْ سُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ جَعْفَرٌ فِي حَدِيثِهِ: فَأَكَلَ

"Aku pernah bersama Abu Bashrah Al Ghifari seorang Shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah kapal dari Al-Fusthath pada Bulan Ramadhan, kemudian dihidangkan makan siangnya". Ja'far dalam haditsnya mengatakan: "Ia belum melewati rumah-rumah hingga ia meminta sufrah (makanan musafir)". Ia berkata: "Mendekatlah". Aku katakan: "Bukankah engkau melihat rumah-rumah tersebut ?" Abu Bashrah mengatakan: "Apakah engkau membenci sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ?" Ja'far dalam haditsnya berkata: "Kemudian ia memakannya". [HR. Abu Dawud 2412. Kata Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Abi Dawud 2412, Shahih]

Atas dua dalil di atas, maka Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata:

والحديثان يدلان على أنه يجوز للمسافر أن يفطر قبل خروجه من الموضع الذي أراد السفر منه

"Kedua hadits tersebut sebagai suatu dalil yang menunjukkan bolehnya seorang yang hendak safar untuk membatalkan puasanya sebelum ia keluar dari tempat tinggalnya yang ia hendak safar dari situ".

Ibnul ‘Arabi rahimhaullah mengomentari pendapat Imam Asy-Syukani rahimahullah di atas dengan berkata:

هذا صحيح

"Ini (adalah pendapat) yang shahih". (Nailul Authar IV:229)

Kesimpulannya, jika seseorang hendak safar dan ia berniat tidak akan puasa, maka ia boleh membatalkan puasanya saat masih di rumahnya, dengan syarat ia telah memastikan akan berangkat safar dan bahkan telah benar-benar tinggal siap berangkat.

Awas jangan sampai terjadi, kamu belum yakin akan safar hari itu, tetapi kamu sudah membatalkan puasanya, padahal nyatanya akhirnya tidak jadi safar.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

____
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1
Group WhatsApp: wa.me/62895383230460
Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
Web: dakwahmanhajsalaf.com
Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
Facebook: http://fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ

Posting Komentar untuk "Membatalkan Puasa Karena Hendak Safar"