Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kiat Mengendalikan Marah

 



Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Mengendalikan amarah termasuk perbuatan amat terpuji dalam syari’at. Makannya saat Allah menyebutkan ciri orang bertaqwa, Allah menyebutkan salah satunya adalah:

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ

"Dan orang-orang yang menahan amarah dan suka memaafkan orang lain". (QS. Ali Imran: 134)

Saat seorang Shahabat meminta wasiat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk dirinya, maka beliau hanya memberikan satu wasiat baginya dan beliau ucapkan berulang:

لَا تَغْضَبْ

"Jangan marah". [HR. Bukhari no.6116]

Lalu langkah syar'iyyah model apa yang bisa kita lakukan agar kita bisa mengendalikan amarah kita. Berikut beberapa tatacaranya.

1) Membaca ta’awudz.

Ini karena kemarahan itu datang dari setan, sementara Allah Ta’ala berfirman:

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ  إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

"Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah (ta’awudz), sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui". (QS. Al-A’raf: 200)

Saat dua Shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saling mencaci karena emosi, maka beliau menyampaikan:

إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ

"Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya dibaca tentu hilang rasa marahnya, jika sekiranya ia mau membaca, A'uudzu billaahi minas-syaithaani (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang kemarahan yang dialaminya". [HR. Bukhari no.3282]

2) Berdiam.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَ إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ

"Bila salah seorang diantara kamu marah, diamlah". [HR. Ahmad no.2556. Kata Al Albani rahimahullah dalam Shahih Al-Adab Al-Mufrad 184, Shahih karena adanya jalur pendukungnya]

3) Berwudhu.

Dari Urwah As-Sa’di radhiallahu ‘anhu berkata:

إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

"Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan diciptakan dari api dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu". [HR. Ahmad no.17985 dan Abu Dawud no.4784]

Hadits ini diperselisihkan daerajatnya. Syaikh Al Albani rahimahullah mendha’ifkan hadits ini dalam beberapa kitabnya, seperti Dha’if Abi Dawud 4784, Dha’iful Jaami 1510, dan lain-lain. Namun, beberapa Ulama lain menghasankannya, seperti Syaikh Bin Baaz dalam Hasyiah Bulughul Maramnya 792, Al-Arna’uth rahimahullah dalam Takhrij Syarhus Sunnah 3583, dan lain-lain. Terlepas dari dha’if atau hasannya hadis di atas, tetap saja wudhu, paling tidak secara fisik dapat membikin fisik orang yang emosi bisa menjadi lebih dingin dan tentu akan bermanfaat untuk menurunkan terbakarnya tubuh akibat emosi.

4) Merubah posisi.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ  وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ، وَإِلاَّ فَلْيَضْطَجِعْ

"Apabila kalian marah dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendaklah dia mengambil posisi berbaring". [HR. Abu Dawud no.4782. Kata Al Albani rahimahullah dalam Shahih Abi Dawud no.4782, Shahih]

5) Mengingat-ingat besarnya keutamaan orang yang mampu mengendalikan emosinya.

Seperti yang terdapat pada ayat yang ana tampilkan di atas, dimana ciri orang bertaqwa adalah mampu menahan emosinya.

Juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut:

مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنَفِّذهُ دَعَأهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنَ الْحُوْرِ مَا شَاءَ

"Barangsiapa menahan amarahnya padahal mampu melampiaskannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk pada hari Kiamat untuk memberinya pilihan bidadari yang ia inginkan". [HR. Abu Dawud no.4777. Kata Syu’aib Al-Arna’uth rahimahullah dalam Takhrih Al-Musnad 15637, Hasan]

Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Wahai Rasulullah tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan dalam surga.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda,

لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ

“Janganlah engkau marah, maka bagimu surga.” [HR. Thabrani dalam Al-Kabir. Lihat Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, hadits ini shahih lighairihi]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

_____
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Group WhatsApp: wa.me/62895383230460

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Kiat Mengendalikan Marah"