Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mendiaknosa Sebuah Ungkapan Yang Penuh Syubhat






Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud Al-Atsary hafidzhahullah

Kadang seorang yang Allah Subhanahu wa Ta'ala anugerahi semangat dalam kebaikan berusaha menasehati orang-orang di sekitarnya. Namun usaha yang sebenarnya perlu di apresiasi, ini kadang ditanggapi buruk dan dimentahkan oleh sebagian orang dengan ucapan "Jangan merasa benar sendiri". "Jangan (suka) menyalahkan orang lain". Dan kalimat semisal.

Baik, kalimat-kalimat contoh diatas terlihat baik dan 'bijaksana, sekilas -bagi sebagian orang-. Ucapan ini bila di lihat seksama akan terlihat mengandung syubhat yang berbahaya.

Kami (Abu Abd rahman) mendiaknosa adanya kesalahan dari kata-kata diatas yang seakan terlihat bijak.

1) Adanya kebodohan terhadap kebenaran, boleh jadi karena sedikitnya ilmu atau syubhat dari pemahaman yang salah sebelumnya.
2) Menunjukkan adanya kebimbangan dan kebingungan.
3) Buruk sangka pada orang yang memberi nasehat.
4) Melemahkan semangat orang lain dalam beramal, belajar, dan semangat dalam amar maruf nahi munkar.
5) Ini adalah buah dari pemikiran liberal, pluralisme, dan ajar sufi serta filsafat yang sesat.
6) Mentazkiyah diri sendiri dan cukup dengan keadaannya yang salah tanpa mau di koreksi.
7) Sementara ucapan "jangan (suka) menyalahkan orang lain", memiliki konsekuensi bahwa ucapan itu ucapan kosong, terbukti saat ia melarang orang lain menyalahkan, di waktu yang sama, ia menyalahkan orang lain.
8) Bijak dan toleransi dalam menyikapi sebuah penyimpangan dan sikap yang tidak sama dalam menyikapi nasehat dan kebenaran, dan orang semacam itu di hitung condong pada kebatilan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

و لا تركنوا إلى الذين ظلموا فتمسكم النار

"Dan janganlah kalian condong atau simpati kepada orang-orang zalim sehingga kalian di sentuh api neraka". (QS. Hud: 113)

Di dalam islam wajib dan harus seorang muslim yakin akan kebenaran agamanya yang di landasi aqidah yang lurus dan manhaj yang shahih, mengikuti metode Salafus Shalih. Ia harus berdakwah dan menebar hidayah dengan sabar serta hikmah, dan mewujudkan keberkahan di manapun ia berada, serta beramal dengan dalil-dalil shahih.

Dan prinsipnya ia dalam beragama dan beramal siap di kritik, siap di luruskan dan siap di nasehati bila ada kesalahan pada dirinya, bila nasehat itu benar ia segera ruju' dari kesalahan. Kesalahan baginya adalah ketika kebaikan dan keshalihan menjadikan ia takjub dengan diri dan amal shalih ya, kemudian meremehkan orang lain.

Satu prinsip yang mudah. Dan ia memegang ayat:

ألذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه

"Orang-orang yang mendengar ucapan dan mengikuti yang terbaik di antaranya". (QS. Az-Zumar: 18)

Jadi kenapa alergi dengan nasehat dan berat menerimanya? Bila itu kebenaran terima dengan lapang dada.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

_______
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Group WhatsApp: wa.me/6289665842579

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Mendiaknosa Sebuah Ungkapan Yang Penuh Syubhat"