Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sekte Islam Nusantara Yang Kelihatan Selalu Sinis Terhadap Arab Dengan Slogan Kearifan Lokal






Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Belakangan ini muncul kalangan yang mengaku Islam tapi selalu bernada miring terhadap apapun yang berbau Arab, dengan slogan Islam yang sesuai dengan kearifan lokal.

Kelompok ini di Indonesia dinakodai oleh suatu sekte yang menyebut dirinya Islam Nusantara. Yang sebegitu parahnya menyembah  lokal, sampai-sampai syari'at pun ada yang mereka olok-olok gara-gara dianggap berbau Arab.

Berikut beberapa catatan, sanggahan, pertanyaan, dan renungan khususnya bagi penganut sekte Islam Nusantara.

Pertama, Kalian ini sebenarnya orang yang pertama tidak menerapkan kaidah kearifan lokal yang kalian usung sendiri. Mau bukti?

Islam khususnya yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah agama yang diturunkan pada Nabi yang memiliki ras Arab, KTPnya Arab, pakaiannya Arab, bahasanya Arab dan semuanya beraroma Arab. Lantas bagaimana mungkin, kalian menyatakan menghormati dan bahkan mengusung ajaran kearifan lokal sampai-sampai saking lokalnya ajaran islam yang tadinya universal juga lokalkan menjadi Islam Nusantara tapi kalian pun bersamaan dengan itu tidak mengingkari kearifan lokal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memiliki ras Arab, bahkan background Arab dan kalian justru terlihat tendensius kepada kearifan lokal Arab.

Sungguh kalian melontarkan syubhat “Kearifan Lokal“, tapi kalian pula yang pertama mencoba menghancurkan ruh kearifan lokal awal  datangnya Islam pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang orang Arab hidup di Arab dan berkearifan lokal Arab.

Mestinya jika kalian menyembah kearifan lokal, maka wajib kalian orang yang pertama kalian menghormati kearifak lokal Arab. Karena Nabi kalian, yakni Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam seluruhnya kearifan lokalnya tak lepas dari suasana Arab.

Tentu saja kalau kalian berkata Nabi kami bukan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi punya Nabi lokal sendiri, maka selesai urusannya.

Kedua, kalian mengusung slogan kearifan lokal, tapi bersamaan itu kalian membenci kelokalan Arab. Betapa tidak?

Sampai-sampai syari'at yang jelas pun semisal memanjangkan jenggot, mengenakan cadar, saat kalian tidak menyukainya maka kalian katakan ini hanyalah sebuah budaya Arab. Andaipun itu semua hanya budaya Arab padahal jelas ini sunnah yang harus ditegakkan maka semestinya kalian mengagungkan kearifan lokal Nabi kalian yang orang Arab. Bukan justru mencela atau mengolok-oloknya.

Bagaimana kalian mengagungkan Islam Nusantara atas nama kearifan lokal bersamaaan dengan itu kalian sangat kelihatan tendensius terhadap kearifan lokal Nabi yang semoga kalian masih mengimaninya yakni Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berkearifan lokal Arab.

Sungguh catatan ucapan kalian yang amat tendensius atas apapun yang berkearifan lokal Arab telah dikenal.

Jadi kalian ini penyembah kearifan lokal atau anti kearifan lokal atau munafik yang tak punya pendirian?
Allahul Musta’aan

Ketiga, bukankah kalian masih mengimani Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam?

Jika kalian jawab: “Ya“, dan pasti kalian jawabannya “Ya”, maka izinkan ana bertanya: Yang kalian maksudkan Muhammad ini apakah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang orang Arab Quraisy itu, atau Muhammad yang dari demak atau wilayah lainnya?

Jika kalian menyatakan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang orang Arab Quraisy itu maka mengapa kearifan lokal Arabnya kalian tampakkan ketidaksukaan? Jadi sebenarnya kalian ini pengusung kearifan lokal atau anti kearifan lokal?
Jaangan plin plan

Keempat, Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu  menceritakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada negeri Mekkah:

ما أطيبَكِ من بلدٍ وأحبَّكِ إليَّ، ولولا أنَّ قومي أخرجوني منكِ ما سَكَنتُ غيرَكِ

"Alangkah baiknya engkau (dibandingkan) dari negeri yang ada dan engkau adalah negeri yang paling aku cintai. Jika saja bukan karena kaumku mengusirku dari mu (negeri Mekkah), aku tak sudi tinggal dinegeri selainmu". [HR.Tirmidzi no.3926, Hakim no.1787, Ibnu Hibban no.3709 dan lain-lain. Mengenai sanadnya kata al Albani rahimahullah dalam Takhrij Misykaatul Mashoobih 2656: "Shahih"]

Kita tentunya begitu mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga apapun yang beliau sukai sampai dalam urusan duniawi kita pun mencintainya. Barangsiapa membenci apa yang dicintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka sudah pasti orang yang hatinya berpenyakit. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam amat mencintai Mekkah.

Apakah haram hukumnya kita mencintai kearifan lokal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal ini ikut mencintai Mekkah yang ada di Arab, bukan Mekkah yang ada di Sidoarjo atau daerah lainnya.

Kenapa kalian tendensius atas kearifan lokal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang Arab, bahkan sampai pada sebagian sisi syari'atnya pun. Kalian lebih cinta kearifan lokal "Hollywood dibanding Mekkah“

Bukankah Mekkah tak lepas dari Negeri Arab? Kecuali Kalau nanti kalian bisa memindahkan Mekkah ke Jawa Timur atau negeri lain manapun selain Arab.
Allahul musta’aan

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin

🔰 @Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram     : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp  : 089665842579
🌐 Web              : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram    : bit.ly/ittibrasul1
🇫 Fanspage      : fb.me/ittibrasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Sekte Islam Nusantara Yang Kelihatan Selalu Sinis Terhadap Arab Dengan Slogan Kearifan Lokal "