Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apakah Allah Butuh Kepada Makhluk-Nya ?






Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Dalil-dalil yang secara pasti menunjukkan Allah tak membutuhkan sedikitpun dari para mahluk-Nya.

Dalil Pertama, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

"Hai manusia, kamulah yang amat butuh kepada Allah, dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak membutuhkan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS. Fathir: 15)

Dalil Kedua, saat Allah bicara tentang perintah haji, maka Allah Ta’ala berfirman:

فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

"Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim, barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia, mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa yang mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak butuh) dari semesta alam". (QS. Ali-‘Imran: 97)

Dalil Ketiga, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَإِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ غَنِيًّا حَمِيدًا

“…Tetapi jika kamu kafir maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi hanyalah kepunyaan Allah, dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.“ (QS. An-Nisa: 131)

Dalil Keempat, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَرَبُّكَ الْغَنِيُّ ذُو الرَّحْمَةِ ۚ إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَسْتَخْلِفْ مِنْ بَعْدِكُمْ مَا يَشَاءُ كَمَا أَنْشَأَكُمْ مِنْ ذُرِّيَّةِ قَوْمٍ آخَرِينَ

“Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai Rahmat. Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah kamu (musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain". (QS. Al-An’am: 133)

Dalil Kelima, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَقَالَ مُوسَىٰ إِنْ تَكْفُرُوا أَنْتُمْ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا فَإِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ حَمِيدٌ

"Dan Musa berkata, Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. Ibrahim: 8)

Dalil Keenam, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ وَلِيٌّ مِنَ الذُّلِّ ۖ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا

"Dan katakanlah, Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula (Dzat) hina yang butuh penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya". (QS. Al-Isra: 111)

Jika begitu kenapa Allah memberi perintah berbagai jenis ibadah? Jawabannya ini sama sekali bukan berarti Dia butuh kepada kita. Sebab ibadah yang Dia perintahkan adalah ujian untuk mengetahui siapa yang taat dan siapa yang membangkang.

Jika tak ada beban ini, maka bagaimana bisa diketahui mana Islam dan mana Kafir, mana ahli taat dan mana ahli maksiat?

Jadi perintah-Nya kepada kita sama sekali tidak menunjukkan Dia butuh kita, tetapi hanya sebagai batu ujian untuk membedakan siapa yang beriman dan siapa yang kafir, siapa yang taat dan siapa yang membangkang.

Karenanya Allah sering menyebut dalam Al Quran yang maknanya siapa yang taat pada dasarnya ketaatan itu untuk dirinya sendiri dan siapa yang kufur maka kerugiannya untuk dirinya sendiri dan Allah sebenarnya tidak butuh keimanan maupun kekafiran kita. Dia hanya ridho agar kita iman dan taat, tetapi tidak berarti butuh kepada makhluk.

Bila ingin mengetahui hikmah perintah Allah ini tak berarti Allah butuh kepada para hamba-Nya dan ketaatan maupun kedurhakaan itu keuntungan maupun kerugian-Nya hanya untuk para hamba-Nya itu sendiri, sementara Allah sedikitpun tak membutuhkannya, maka baca beberapa ayat berikut:

1) Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا ۖ قُلْ لَا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُمْ ۖ بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

"Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah, jangan kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku, Dengan keislamanmu sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar". (QS. Al-Hujurat: 17)

2) Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ ۖ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ ۖ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ ۗ

“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu, dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya, dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu". (QS. Az- Zumar: 7)

Penjelasan, lihat kedua ayat diatas gamblang mengecam orang yang menyangka dengan keislaman dan keimanannya akan menguntungkan Allah.

3) Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam". (QS. Al-Ankabut: 6)

Penjelasan, kalau kamu jihad, pada dasarnya bukan Allah butuh kamu, sebab ujungnya itu juga untuk kepentingan kamu memasuki Syurga-Nya, sedangkan Dia Ta'ala tak butuh sama sekali.

4) Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

…وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ

“ …Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tak meminta harta-hartamu“. (QS. Muhammad: 36)

Penjelasan, jelas ayat di atas menunjukkan Allah tak akan pernah meminta hartamu, karena Dia tak butuh kepadamu, bahkan kamu yang butuh kepada-Nya.

5) Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ

"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak mencapai (Keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya". (QS. Al-Hajj: 37)

Penjelasan, Perhatikan ayat itu jelas menunjukkan dalam perintah Qurban bukan berarti Allah butuh daging hewan atau darahnya, tapi dia menguji tingkat ketaatanmu. Sementara daging hewannya bahkan Allah perintahkan untuk dibagikan kepada manusia, karema memang Dia sama sekali tak butuh apapun dari kita.

6) Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

"Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur atas dirinya sendiri, dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji“. (QS. Luqman: 12)

Penjelasan, ayat ini bahkan bermakna lebih luas. Setiap tindakan syukur itu pada dasarnya bukan untuk kepentingan Allah atau Allah membutuhkannya, tidak. Tetapi untuk kepentingan para hamba-Nya itu sendiri.

7) Sebagai penutup kami kutipan hadits shahih yang mempertegas segala penjelasan kami diatas. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (dalam hadits qudsi -yakni Firman Allah yang tidak dicantumkan dalam Al Quran-), yang mengatakan bahwa Allah Ta’ala pernah berfirman:

يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِى مُلْكِى شَيْئًا يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِى شَيْئًا

"Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu bertaqwa seperti orang yang paling bertaqwa di antara kalian, tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikitpun. Wahai para hamba-Ku, jika orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu berhati jahat seperti orang yang paling jahat di antara kalian, tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikitpun juga". [HR. Muslim no.2577]

Menganggap Allah butuh kepada kita bisa menyebabkan kemurtadan dengan dua alasan,

1) Berarti menyangka Allah lemah, butuh kepada makhluk-Nya.
2) Dan mendustakan puluhan ayat Quran yang menunjukan Dia sama sekali tak butuh kepada kita dan bahkan makhluk-Nya yang selalu butuh kepada Dia. Sebagaimana ayat-Nya telah kami muat barusan dan juga satu hadist Shahih tersebut

Sementara mendustakan Al Quran adalah kekafiran dan kemurtadan, wa Na'uudzu billaahi min dzaalik.

Maka berhati-hatilah dan bertaubatlah jika kamu punya keyakinan Allah butuh kepada makhluk-Nya.

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammdin.

🔰 @Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram     : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp : 089665842579
🌐 Web              : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram    : bit.ly/ittibrasul1
🇫 Fanspage     : fb.me/ittibrasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Apakah Allah Butuh Kepada Makhluk-Nya ?"