Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Adab Ziarah Kubur






Oleh Ustadz Berik Said hafizhahullah

1) Berupaya mempelajari dulu petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam khususnya dalam hal ziarah kubur dan jangan sampai saat ziarah melakukan perbuatan bid’ah apalagi syirik.

Dalil pertama, Allah Ta’ala berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kamu (umat Islam)." (QS. Al-Ahzab: 21)

Dalil kedua, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ

"Barangsiapa membuat perkara baru dalam urusan kami ini yang perkara tersebut bukan berasal darinya, maka amalan itu tertolak". [HR. Bukhari no.2697 dan Muslim no.1718]

2) Niatkan ziarah kubur ikhlas karena Allah.

Dalil pertama, firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus." (QS. Al-Bayyinah: 5)

Dalil kedua, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat.“ [HR. Bukhari no.1 dan Muslim no.1907. Dan lain-lain dengan sedikit perbedaan redaksi]

Dalil ketiga, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلَ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ

"Sesungguhnya Allah tak akan menerima dari semua jenis amalan kecuali (yang disertai niat) murni untuk-Nya dan untuk mencari wajah-Nya.“ [HR. Nasa’i no. 3140. Kata Al Albani rahimahullah dalam Ahkaamul Janaa’iz hal.70: sanadnya jayyid/baik]

3) Jadikan tujuan ziarah kubur itu sebagai pengingat kematian.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ

“Berziarah kuburlah kalian karena ia dapat mengingatkan engkau pada kematian.“ [HR. Muslim no.876, Abu Dawud no.3234 dan lain-lain]

4) Jadikan tujuan ziarah kubur itu sebagai mengingat akan kehidupan akhirat.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

زوروا القبورَ فإنها تُذكِّرُكم الآخرةَ

“Berziarah kuburlah kalian karena ia dapat mengingatkan engkau pada kehidupan akhirat.“ [HR. Ibnu Majah no.1569, Nasa’i no.2034 dan lain-lain. Kata Syaikh bin Baaz rahimahullah dalam Fatawa Nur a’ala. Darb XIV:462: tsabit/kokoh, kata Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jaami’ no.3577: shahih]

5) Jadikan tujuan kubur untuk bisa melembutkan hati dan membuat air mata kita berlinang karena ingat kematian dan kehidupan akhirat.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ألَا فَزُورُوهَا فإِنَّها تُرِقُّ القلْبَ ، وتُدْمِعُ العينَ ، وتُذَكِّرُ الآخِرَةَ

"Sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati, membuat air mata berlinang, serta mengingatkan kalian akan kehidupan akhirat.“ [HR. Hakim no.1393, Ahmad no.13487 dan lain-lain. Kata Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jaami’ no.4584: shahih]

6) Tidak memakai sandal atau sepatu saat memasuki pekuburan.

Basyir bin Ma’bad yang lebih dikenal dengan Basyir Ibnu Khashasiyah radhiallahu ‘anhu mengisahkan:

بينما هوَ يمشي إذا حانَت منهُ نظرةٌ فإذا هو برجُلٍ يمشي بينَ القبورِ عليهِ نعلانِ فقالَ : يا صاحبَ السِّبتيَّتينِ ويحَكَ ألقِ سبتيَّتيكَ . فنظرَ فلمَّا عرفَ الرَّجلُ رسولَ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ خلعَ نعليهِ فرمى بِهِما

“Pada suatu waktu saya berjalan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba beliau melihat orang yang berjalan di area pemakaman dalam keadaan memakai alas kakinya (sandal). maka (segera beliau menegurnya) dengan berkata: “Wahai orang yang mengenakan sandal celaka engkau !, lepaskan sandalmu." Orang tersebut lantas menengok, dan ketika ia tahu bahwa yang menegur adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia segera mencopot sandalnya“. [HR. Abu Dawud no.3230. Dan lain-lain. Kata Syaikh Muqbil rahimahullah dalam as Shahihul Musnad no.188: shahih]

Menjelaskan hadits di atas, maka berkata, Muhammad bin Al ‘Azhim Al Aabadi rahimahullah.

وَفِي ذَلِكَ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّهُ لَا يَجُوزُ الْمَشْيُ بَيْنَ الْقُبُورِ بِالنَّعْلَيْنِ

“Dalam hadits ini terkandung suatu dalil, bahwasanya tidak diperbolehkan berjalan dengan mengenakan alas kaki diantara kuburan”. (‘Aunul Ma’bud IX:37)

7) Mengucapkan salam saat memasuki pekuburan kaum muslimin.

Redaksi do’a salam yang shahih yang dibaca saat akan memasuki pemakaman kaum muslimin.

Redaksi pertama, dari Sulaiman bin Buraidah, dari bapaknya:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَلَاحِقُونَ أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ

"Assalamu'alaikum ahlad-diyaar minal mu'miniin wal muslim, wa inna insyaa Allaahu bikum la-laahiquun lanaa walakumul 'aafiyah. (Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari (golongan) orang-orang beriman dan orang-orang Islam. Kami insya Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian)". [HR. Muslim no.975]

Redaksi kedua, dari Aisyah radhiallahu ‘anha, marfu’:

 السَّلَامُ عَلَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَيَرْحَمُ اللَّهُ الْمُسْتَقْدِمِينَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَلَاحِقُونَ

“Assalaamu ‘alaa ahlid diyaar minal mu’mininna wal muslimiina, wa yarhamullaahu mustaqdimiina minnaa wal musta’khiriin, wa innaa insyaa Allaahu bikum laahiquun“ (keselamatan atas (kalian) wahai penghuni kubur dari kalangan kaum mukminin dan muslimin. Semoga Allah merahmati orang-orang yang mendahului kami dan orang-orang yang datang kemudian. Dan insya Allah kami akan menyusul kalian)“. [HR. Muslim no.974].

Redaksi ketiga, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, marfu’:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ

“Assalaamu ‘alaikum daaro qowmin mu’miniin, wa innaa insyaa Allaahu bikum laahiquun “(keselamatan untuk kalian, wahai penghuni rumah kaum mukiminin. Kami insyaaAllah akan menyusul kalian)". [HR. Muslim no.249]

8) Mendo'akan kebaikan untuk kaum muslimin yang telah wafat.

Aisyah radhiallahu ‘anha bercerita:

أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ كان يخرُجُ إلى البقيعِ ، فيدعو لهم ، فسألتْهُ عائشةُ عن ذلِكَ ؟ فقال: إِنَّي أُمْرْتُ أن أدعوَ لهم

"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar ke Baqi, lalu beliau mendo'akan mereka. Maka Aisyah radhiallahu ‘anha menanyakan hal tersebut kepada beliau. Lalu beliau menjawab: “Sesungguhnya aku diperintahkan untuk mendo'akan mereka”. [HR. Ahmad no.26026. Kata Al Albani rahimahullah dalam Ahkaamul Janaa’iz hal.239: Sanadnya shahih atas syarat Bukhari dan Muslim]

Catatan, ingat, di sini yang disunnahkan adalah mendo'akan kaum muslimin yang telah wafat, bukan membacakan ayat Al-Quran di kuburan.

9) Tidak duduk diatas kuburan dan tidak menginjaknya.

Ini haram. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَأَنْ يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ فَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ

“Seandainya seseorang diantara kalian duduk di atas bara api sehingga membakar pakaiannya sampai kulitnya, maka itu jauh lebih baik dibandingkan duduk di atas kubur". [HR. Muslim no.971]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

_______
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Group WhatsApp: wa.me/6289665842579

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Adab Ziarah Kubur"