Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sebuah Konsekuensi Hijrah






Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud al Atsary hafidzhahullah

Hijrah satu kata yang sangat indah. Satu kalimat untuk mengungkapkan makna kembali dan perbaikan. Kembalinya seorang hamba kepada Rabb-Nya dalam keta'atan.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لا هجرة بعد الفتح ، ولكن جهاد و نية متفق عليه. [البخاري
[3900 ومسلم 1864].

"Tidak ada lagi hijrah (dari makkah ke madinah) setelah fathul makkah, namun yang tetap adalah jihad dan niat (dalam hijrah dan perbaikan)." [HR. Bukhari no.3900 dan Muslim no.1864]

Imam Ibnu Rajab rahimahullah mendefinisikan makna hijrah yaitu:

الرجاعون إلى الله بالتوبة من المعصية إلى الطاعة.

"Kembali kepada Allah dengan bertaubat dari maksiat kepada ta'at."

Mengenai firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

ففروا إلى الله. (سورة 51 الذاريات 50)

"Dan bersegeralah lari kembali kepada Allah." (QS. Adz-Dzariyat: 50)

Imam Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan dalam kitabnya, risalah tabukiyah: "Bahwa hijrah ada dua bentuk, hijrah badan (fisik) dan hati. Terutama hijrah hati (hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya) terkait dua hal, min (dari) dan ila (kepada). Konsekuensi dari hijrah kepada Allah Ta'ala adalah totalitas, yakni mengalihkan semua, kecintaan, ibadah, takut, harap, tawakkal, doa, dan ketundukan dari selain Allah kepada Allah semata. Hijrah pada Rasul adalah, kesediaan mengikuti sunnah Rasul secara totalitas, meskipun hal ini menjadikan orang yang meniti jalan ini di anggap asing, walaupun tetangganya banyak (yakni siap untuk tidak populer).

Sebagian orang salah dalam memandang hijrah, bahwa hijrah adalah sejenis makanan, sejenis tren, sejenis perubahan, sejenis ganti casing, dan sejenis baju dan tampilan. Tentu hal ini perlu di luruskan.

Secara makna hijrah dapat di maknai, meninggalkan atau berubah menuju yang lebih baik (secara fisik), atau berpindah dari yang buruk kepada hal yang lebih baik.

Sebagimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

و اصبر على ما يقولون و اهجرهم هجرا جميلا. (سورة 73 المزمل 10)

"Dan bersabarlah terhadap ucapan mereka (yang menyakitkan) dan hindari/tinggalkan mereka dengan cara menghindar/meninggalkannya dengan baik." (QS. Al-Muzzamil: 10)

Sebagai titik awal perubahan (mendapat hidayah, baik hidayah taufiq dan hidayah bayan, hidayah untuk mengenal islam, dan hidayah saat sudah di dalam islam), tentu hal ini mengharuskan sebuah konsekuensi.

Apa konsekuensi sebuah hijrah ?

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman menjelaskan:

فألذين هاجروا و أخرجوا من ديارهم واوذوا في سبيلي و قاتلوا و قتلوا لأكغرن عنهم سيئاتهم و لأدخلنهم جنات تجرى من تحتها الأنهار ثوابا من عند الله ، و الله عنده حسن الثواب. (سورة 3 ال عمران 195)

"Maka, orang-orang yang berhijrah dan di usir/di keluarkan paksa dari kampung halamannya, yang disakiti di jalanku, (sampai dalam tahapan berperang yang konsekuensinya) memerangi atau di perangi, pasti Aku hapuskan darinya kesalahan-kesalahannya, dan pasti Aku masukkan mereka ke surga yang di dalamnya ada sungai-sungai, sebagian sebuah anugerah di sisi Allah, dan Allah pada sisi-Nya ada pahala yang baik". (QS. Ali-Imran: 195)

Imam Abu Fida Ibnu Katsir rahimahullah berkata: "Diriwayatkan dari Ummu Salamah radhiallahu 'anha, beliau bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ya Rasulullah kami tidak mendengar Allah menyebut kaum wanita dalam hijrah? Maka Allah menurunkan ayat ini (surah Ali 'Imran 195)".

Beliau melanjutkan: "Yakni orang yang meninggalkan kampung yang penuh kesyirikan, mendatangi kampung yang penuh keimanan, dimana karenanya, mereka berpisah meninggalkan orang-orang yang dicintai, saudara, paman, dan tetangga. Yakni (mereka) adalah orang yang dipersempit oleh orang-orang musyrik dengan cara di sakiti sehingga mendorong mereka pergi (hijrah) dari tengah-tengah mereka (kaum yang dzalim itu). Kesalahan mereka (orang beriman) itu di mata orang musyrik itu hanya karena mereka beriman kepada Allah semata". (Lihat selengkapnya dalam tafsir quranul adzim, surah 3/195).

Berkata Imam Abdurrahman bin Nasir bin Abdillah as Sady rahimahullah mengenai ayat di atas: "Mereka menyatukan antara keimanan, hijrah, dan meninggalkan hal-hal yang di cintai berupa negeri dan harta (serta keluarga) untuk mencari keridhaan Rabb-Nya, dan mereka berjihad di jalannya". (Lihat taisir karimir rahman fi tafsir kalami manan surah 3/195).

Di sini, di ayat ini, sebuah hijrah adalah totalitas dalam perubahan, mereka adalah orang-orang yang kembali, orang-orang yang ingin mengubur masa-masa kelam mereka, dalam kekufuran, kesyirikan, dosa, maksiat, dan berusaha untuk bersimpuh, memperbaiki diri, dan kembali kepada Rabb-Nya dengan pertaubatan.

Sebelum kita bicara ending (sebuah akhir yang baik), kita akan bicara sebuah keharusan yang bisa di lewati orang-orang yang berusaha hijrah antara lain:

1) Ingat, sebuah balasan (pahala) berbanding lurus dengan sebuah ujian.

Allah, di ayat 195 Ali-Imran, tidak hanya menjanjikan pahala yang besar bagi orang yang hijrah, tapi juga konsekuensi dari semua itu, berupa halangan dan ujian. Ujian bisa dari pasangan, keluarga, teman dekat, lingkungan, masyarakat, dan rival (orang yang benci dari awal).

2) Kejujuran, niat yang baik sangat di perlukan dalam hijrah, boleh jadi dengan banyaknya rintangan, lamanya waktu, dan sifat manusia yang tergesa, kemudian muncul futur (keinginan untuk kembali pada dunia lama dan malas). Dan ingin menjadi seorang yang biasa saja, dan lebih condong pada sekuler, karena lebih diterima masyarakat. Menjadikan seorang sering goyah dalam perjalanan hijrah.

3) Manhaj salaf adalah batu ujian bagi orang yang jujur hijrahnya. Kita ketahui, bahwa hijrah adalah pilihan dan totalitas, ia bukan kuliner yang setiap orang bisa berganti. Allah menjelaskan kondisi yahudi, yang meminta seorang Rasul dalam doanya untuk menolong mereka dari ketertindasan, Rasul terakhir.

Selalu Ingat ayat ini, agar engkau bersyukur atas hidayah pada manhaj salaf.

و لما جاء هم كتاب من عند الله مصدق لما معهم ، و كانوا من قبل يستفتحون على الذين كفروا ، فلما جاءهم ما عرفوا كفروا به ، فلعنة الله على الكافرين.(سورة 2 البقرة 89.)

"Dan ketika datang pada mereka (yahudi) kitab (Al-Quran) dari sisi Allah yang membenarkan apa yang di sisi mereka, sedang mereka sendiri sebelumnya memohon kemenangan atas orang kafir, namun ketika datang pada mereka apa yang mereka ketahui (tanda kebenarannya) malah mereka kafir padanya (yakni nabi muhammad), maka laknat Allah atas orang yang ingkar itu". (QS. Al-Baqarah: 89)

Syaikh Abdurrahman as Sady menjelaskan dalam tafsirnya: "Yakni kitab dari Allah melalui sebaik-baik makhluk dan penutup nabi (yakni Nabi Muhammad). Orang yahudi dulu, mengancam musuhnya (musyrikin) akan munculnya Nabi ini, dan mereka akan memerangi orang musyrik bersamanya, namun apa yang terjadi, ketika benar-benar telah datang kepada mereka kitab dan Nabi itu (Muhammad) yang telah mereka ketahui tandanya, mereka kafir padanya." Lihat selengkapnya di tafsir karimir rahman surah 2/89).

Apa arah pendalilan antara ayat ini, dengan keberadaan manhaj salafy ?

Sebagian orang memohon kepada Allah dalam doanya, tunjukilah aku jalan lurus. Namun, ketika Allah arahkan padanya kepada manhaj salaf, manhajnya Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam dan Shahabatnya, mereka dengan hawa nafsunya enggan dan sombong.

Ia berkata, berikan aku yang lain. Manhaj salaf ini terlalu kaku, tidak rahmatan lil alamin, dan tidak sejuk. Sungguh bukan sebuah kesyukuran.

Sebagian orang menebar syubhat dengan kedustaan, mereka menulis status dengan harapan orang yang sudah hijrah dan menempuh jalannya salaf, ragu dan mengikuti mereka yang tidak jelas agama dan arah beragamanya (orang yang terpapar syubhat, dan syubhat itu ingin di tularkan pada yang lain) itu.

Contoh kutipan, saya dulu juga mondok di salafy, saya tau salafy itu macam apa Bla bla bla. Mereka orang yang merasa benar sendiri, tidak menghargai perbedaan, suka menyalahkan, yang di luar kelompoknya salah semua. Saya sekarang sudah sadar, lebih dewasa, sudah banyak jalan-jalan, dan lebih menghargai perbedaan. Selesai kutipan (sebuah kesimpulan pendek dari tulisan panjang dokter R (wanita).

Sebuah kesimpulan salah dan cenderung fitnah, dari sebuah ketidakpahaman pada manhaj salaf. Bagi mereka rahmatan lil alamin itu adalah memaklumi penyimpangan. Ternyata virus yahudi menjangkiti mereka.

Mereka mengharap hidayah di dalam islam, namun setelah Allah kabulkan, Allah arahkan mereka mengenal keindahan manhaj yang suci ini, namun apa daya mereka lebih memilih penyimpangan daripada petunjuk.

4) Jangan salah hijrah dan memilih guru. Sebuah ketragisan, bila engkau salah jalan dalam upaya hijrahmu, sebagaimana seorang keluar dari buaya masuk perut singa. Dari kafir masuk islam, di dalam islam jadi sekuler. Dari khawarij kepada syiah. Dari anak jalanan menjadi teroris. Dari ahli bid'ah menjadi penyembah kubur. Semua ini bisa terjadi karena buruknya niat di awal dan ketidakjujuran serta motivasi salah saat mengawali hijrah.

Belajar pada orang yang lurus manhajnya, jangan ambil ilmu dari orang yang menyimpang.

5) Ingat wahai saudaraku, sabar dan istiqamah sesuatu yang panjang, bahkan seumur hidup. Saat seorang terhenyak dan muncul kesadaran untuk berubah dan memperbaiki diri, di sana banyak syubhat, rintangan dan juga ujian-ujian, tidak satu syubhat atau satu ujian, tapi banyak. Maka, terakhir kaitkan diri kepada Allah, andalkan doa, gabung antara kejujuran niat dan kejujuran doa, dengan itu engkau mengupayakan istiqamah menempuh jalan hijrah.

6) Bila semua hal ini engkau lampau dengan baik, maka tunas yang baik itu akan tumbuh sebagai pohon yang mengembirakan penanamnya.

Dan ingat selalu firman Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai berikut:

إنه من يتق و يصبر فإن الله لا يضيع اجر المحسنين.

"Sesungguhnya barang siapa bertaqwa dan bersabar, maka Allah tiada akan menyiakan pahala orang yang telah bertaubat kebaikan". (QS. Yusuf: 90)

____________________
Di tulis bada isya, diselesaikan sepertiga akhir malam, oleh orang yang butuh dan mengharap ampunan Rabb-Nya.

🔰 @Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram     : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp : 089665842579
🌐 Web              : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram   : bit.ly/Akhwat_Sallafiyah
🇫 Fanspage     : fb.me/DakwahManhajSalaf1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Sebuah Konsekuensi Hijrah"