Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aqidah Al-Wasithiyah (Bagian 5)



Sebelum kita lanjutkan pembahasan kitab Aqidah Washitiyah kita kembali akan memahami usul dari dakwah Salafiyyah Ahlus Sunnah wal Jama'ah.

Kita lihat tulisan awal kitab ini.

Inilah kaidah yang ditulis Imam Ibnu Taimiyyah dalam kitabnya:

أما بعد. فهذا اعتقاد الفرقة الناجية المنصورة إلى قيام الساعة اهل السنة و الجماعة

"Amma ba'du, inilah keyakinan firqatun najiyah, yang ditolong sampai hari kiamat, Ahlus Sunnah wal Jama'ah".

Senada dengan ucapan Imam Ahmad bin Hambal (dan semisal dari kitab-kitab aqidah Ulama Salaf). Beliau berkata:

اصول السنة عندنا التمسك بما كان عليه اصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم  و الاقتداء بهم و ترك البدع

"Usul (pokok) sunnah di sisi kami adalah, berpegang dengan apa yang diyakini Shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mengambil teladan pada mereka. Dan meninggalkan bid'ah".

Syarah:
Bila kita teliti dengan baik, kita akan temukan bahwa aqidah generasi Salaf itu sama, dari zaman Shahabat terus sampai zaman baik Malik, Syafi'i dan Ulama-Ulama sesudahnya.

Aqidah Salaf adalah aqidah yang kokoh, sederhana, dan ia adalah Islam itu sendiri.

Di sini saya akan jelaskan secara global dari penjelasan secara rinci berikutnya:

1) Pembeda aqidah Salaf dengan aqidah menyimpang lainnya adalah, kesungguhan mereka dalam mendakwahkan tauhid, sunnah dan mengingkari kesyirikan dan bid'ah. Barangsiapa tidak mengawali dan mengakhiri dakwahnya dengan tauhid, dipastikan dakwah itu rapuh dan menunggu kehancurannya.

2) Dakwah mereka, dakwah yang syar'i mengajak manusia kepada Allah, Rasul dan syari'atnya. Tidak ada kultus individu, tidak ada fanatisme sempit, Al Wala dan Al Bara dibangun di atas aqidah, bukan kelompok atau organisasi atau partai, atau dewan-dewan. Inilah dakwah yang hakiki, mengajak manusia kembali kepada Allah.

3) Menggunakan sarana-sarana syar'i, mengembalikan ummat pada kitab dan sunnah serta bimbingan Ulama terdahulu. Tidak berlebihan dan menyepelekan.

4) Ini point yang terpenting yang ingin saya sampaikan, bahwa dakwah ini berjalan di atas dalil kokoh, dan ditolong Allah.

Sebagian manusia, membelok dakwah pada seruan politik. Mereka mengeksploitasi Islam untuk tujuan-tujuan sempit dari dunia dan kekuasaan.

Pertanyaan, apa dakwah Salaf anti politik?

Jawab, tidak, para Ulama telah panjang lebar membahas politik dikitab mereka. Yang perlu digaris bawahi, politik yang bagaimana yang dikehendaki.

Lihat hari ini, betapa alat kafir dipaksakan pada kaum muslimin, dan sebagian besar mereka menerima dengan ridha, bahkan bernikmat-nikmat di dalamnya, dan mengambil kesempatan untuk tujuan-tujuan sempit.

Yang mereka teriakkan: "Kita bela Islam". Islam yang mana yang dibela?

Sejarah telah tertulis. Lihat Al Jazair, negeri di Afrika. Dakwah Salafy dulu di sana berkembang, masjid penuh dengan kajian dan ibadah. Bahkan dibirokrasi menerima dengan baik, aturan berjenggot, jamaah, dan menunjukkan syiar Islam didukung pemerintah.

Hasil yang baik ini terasa kurang, sebagian orang ingin yang lebih, di hati mereka ada penyakit.

Dibilang dakwah Salafy berhasil. Sampai pada masanya, Allah menguji. Tampil sekelompok orang yang berpenampilan Salafy, ikut kajian bahkan berkesempatan dakwah. Namun mereka lupa untuk apa dakwah itu.

Mereka tergiur masuk kancah politik najis demokrasi, para Ulama dan dai memberi peringatan keras. Namun, mereka telah memiliki pengikut.

Muncullah FIS (Partai Islam Al Hazair). Para penuntut ilmu, mulai bicara politik, mulai meninggalkan majelis ilmu untuk kampaye.

Benar, gambaran mereka, mereka berhasil menang. 70% rakyat Al Jazair mendukung FIS, tinggal selangkah, FIS bisa membentuk pemerintahan Islami.

Kaum kafir tidak akan terima demokrasi hanya bagi mereka, terjadi kudeta. Banjir darah, sampai hari ini, ketakutan akan masa-masa itu telah menggelayuti hati setiap orang Al Jazair. Sebagian memilih jalan sekuler, sebagian memilih jalan Sufi Tasawuf.

Kubur keramat yang dulu sepi, sekarang marak didatangi. Ajaran Tasawuf yang terkubur bangkit. Akibat apa? Ketidaksabaran sebagian orang, untuk cepat berkuasa, dan ia sangka dirinya adalah Yusuf yang bisa menyelesaikan masalah.

Dan hari ini, ternyata pengalaman pahit, dan pelajaran dari sejarah kelam ketidaksabaran itu ditiru sebagian orang Salafy di Mesir.

Muncullah partai An Nuur sebuah partai yang mengatakan mereka Salafy. Nasalullaha salama wal afiah.

Akankah, Salafy di Indonesia akan icip-icip, untuk sedikit ikut merasakan yang namanya politik? Sejarah yang akan melihat.

Maka itu wahai saudaraku, mari perkokoh aqidah, awali perubahan dari arah pintunya. Setiap perubahan yang gegabah. Tidak akan selamat dari kerusakan, karena kita bicara manusia.

Manusia memiliki hati, keinginan, dan ego, siapapun boleh jadi tidak bisa aman dari fitnah.

Wasiat kami, kita bersama jaga dakwah ini dari setiap anasir yang akan membelokkannya dari tujuan-tujuan awal yakni mengajak manusia kepada Allah dan Rasul-Nya.

Kepada tujuan sempit dan kekuasaan. Siapapun yang ingin membelokkan jalannya dakwah ini pada selain tauhid dan sunnah, mereka wajib diwaspadai.

🔰 @Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram     : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp  : 089665842579
🌐 Web              : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram    : bit.ly/ittibarasul1
🇫 Fanspage      : fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Aqidah Al-Wasithiyah (Bagian 5)"