Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Penunaian Fidyah



Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

1. Siapa saja pihak yang diberi rukhshah (keringan) tidak berpuasa dan harus menggantinya dengan fidyah ?

Jawab: Allah Ta’ala berfirman:

وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ

"Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) untuk membayar fidyah, (yaitu) memberi makan kepada seorang misikin". (QS. Al-Baqarah: 184)

Siapa yang dimaksud berat menjalankannya pada ayat di atas ?

Pertama, lelaki atau wanita yang telah tua dan tidak sanggup lagi berpuasa.

Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma saat menjelaskan ayat di atas maka beliau berkata:

الشَّيخُ الكبيرُ، والمرأةُ الكبيرةُ لا يستطيعانِ أن يصوما، فيُطعِمانِ مكانَ كُلِّ يومٍ مِسكينًا

"Untuk lelaki tua dan wanita tua yang tidak sanggup lagi berpuasa, maka hendaklah mereka memberi makan setiap hari kepada orang miskin". [HR. Bukhari 4505]

Bahkan Ulama juga telah berijma bahwa dua pihak di atas jika tidak sanggup puasa maka cukup bayar Fidyah. Hal ini diantaranya dinyatakan oleh Ibnul Mundziar rahimahullah dalam Al-Ijma’ hal.50

Kedua, di samping itu pihak lain yang boleh pula untuk tidak berpuasa dan cukup bayar fidyah adalah mereka yang sakit akut dan permanen yang tidak mampu lagi berpuasa dan jika dibawa puasa akan menambah parah sakitnya, seperti penderita magh akut dan lainnya.

Berkata Ibnu Hazm rahimahullah:

واتفقوا على أن المريض إذا تحامل على نفسه فصام أنه يجزِئه، واتفقوا على أن من آذاه المرض وضَعُف عن الصوم فله أن يفطر

"Para Ulama sepakat bahwa orang yang sakit yang memberatkan dirinya apabila ia berpuasa, maka puasanya sah, dan mereka juga sepakat bahwa orang yang menderita karena suatu penyakit atau merasa lemah untuk berpuasa, maka boleh baginya berbuka". (Maratibul Ijma’ hal.71)

Ketiga, wanita hamil dan menyusui yang tidak sanggup berpuasa, maka mereka pun cukup bayar fidyah.

2. Sahkan fidyah dengan uang ?

Jawab: Tidak sah fidyah menggunakan uang.

Allah Ta'ala berfirman: 

فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ

"Membayar fidyah, (yaitu) memberi makan kepada seorang misikin". (QS. Al-Baqarah: 184)

3. Bagaimana bentuk makanan fidyah ?

Jawab: Ada dua macam:

Pertama, memberikan makanan pokok mentah (semisal beras) sebanyak sekitar 1,5 Kg dan selayaknya ditambah lauk. Dalilnya adalah apa yang pernah dikatakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Shahabat Ka’ab bin Ujrah radhiallahu ‘anhu -sekalipun hadits ini awalnya terkait dengan masalah fidyah atas suatu persyaratan haji yang tidak bisa dilakukan karena sakit-:

لِكُلِّ مِسْكِينٍ نِصْفَ صَاعٍ

"Setiap orang miskin setengah sha". [HSR. Bukhari 1816 dan Muslim 84]

Ana telah jelaskan dalam tulisan ana terdahulu yang ringkasnya satu sha itu kurang lebih 3 Kg, jadi kalau setengah sha berarti kurang lebih 1,5 Kg.

Pendapat yang mengatakan fidyah bagi yang tidak mampu secara permanen untuk berpuasa, maka fidyahnya berupa 1,5 Kg makanan pokok adalah juga Fatwa dari Al-Lajnah Ad-Da’imah X:178, dan fatwa Syaikh bin Baaz rahimahullah dalam Majmu Fatawa Syaikh bin Baaz rahimahullah XV:201

Kedua, makanan matang siap saji yang sama dengan standar makanan kita sehari-hari -minimal satu kali makan besar-.

Dari Anas bin Malik radhilalahu ‘anhuma:

أنَّه لَمَّا كَبِرَ حتى كان لا يُطيقُ الصِّيامَ، فكان يُفطِرُ ويُطعِمُ

"Sesungguhnya saat dirinya merasa telah tua dan merasa tidak sanggup lagi berpuasa, maka ia setiap harinya berbuka dan memberi makan". [HR. Abdurr Razzaq dalam Al-Mushanaf 7570. Dishahihkan Al-Albani dalam Al-Irwa IV:21)

Ini diperkuat dengan apa yang dikisahkan oleh Al-Hasan dan Ibrahim rahimahullah yang menceritakan:

فَقَدْ أَطْعَمَ أَنَسٌ بَعْدَ مَا كَبِرَ عَامًا أَوْ عَامَيْنِ، كُلَّ يَوْمٍ مِسْكِينًا، خُبْزًا وَلَحْمًا، وَأَفْطَرَ

"Anas bin Malik ketika telah tua, beliau memberi makan selama satu atau dua tahun, setiap satu hari puasa satu orang miskin, roti dan daging, dan beliau tidak berpuasa". [HR. Bukhari, sebelum hadits no.4505]

4. Bagaimana cara membayar fidyah ?

Jawab: Bisa dua cara,

Pertama, kita membagikan langsung fidyah itu baik berupa bahan makanan yang masih mentah atau yang telah matang kepada mereka yang patut menerimanya.

Kedua, mengundang fakir miskin sejumlah hari puasa yang ditinggalkan, kemudian memberikan makanan siap saji kepada mereka. Hal ini sebagaimana yang dilakukan Anas bi Malik radhiallahu ‘anhu pada kisah di atas.

5. Bolehkah fidyah hanya diberikan pada satu orang miskin yang sama ?

Contoh kasus, satu bulan penuh (anggap 30 hari) Ahmad tidak puasa karena telah tua dan tidak sanggup puasa lagi. Nah, bolehkan misalkan dia mengundang setiap hari seorang tetangganya yang miskin (sebut saja namanya Ali) untuk makan di rumahnya sebagai fidyahnya ? Ataukah tidak boleh hanya Ali saja yang diundang makan sebagai fidyahnya dan harus ganti orang miskin lainnya ? Demikian pula jika fidyahnya berupa makanan mentah yang hendak ia antarkan, bolehkah setiap hari fidyahnya diberikan pada satu orang miskin yang sama atau harus berbeda-beda ?

Jawab: Boleh diberikan walau pada satu orang miskin yang sama, boleh pula pada orang miskin yang berbeda-beda.

Hal ini sebagaimana difatwakan Lajnah Ad-Daa’imah yang menegaskan:

ويكفي دفع ذلك إلى فقير واحد أو أكثر

“Boleh membayar fidyah kepada satu orang miskin (yang sama) atau lebih (orang miskin yang berbeda-beda)". (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah no.15268)

Seorang Ulama dari kalangan Madzhab Syafi’i bahkan menyatakan ini sudah merupakan Ijma’. Ini dikatakan oleh Imam Al-Mardawi rahimahullah:

يجوز صرف الإطعام إلى مسكين واحد جملة واحدة بلا نزاع

"Boleh membayar fidyah makanan kepada satu orang miskin sekaligus sekali, tanpa ada perbedaan pendapat  Ulama". (Al-Inshaf III:206)

Sementara itu Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

وإذا جمع عشرة مساكين وعشاهم خبزاً وأدماً من أوسط ما يطعم أهله أجزأه ذلك عند أكثر السلف، وهو مذهب أبي حنيفة ومالك وأحمد في إحدى الروايتين وغيرهم، وهو أظهر القولين في الدليل

"Dan jika mengumpulkan sepuluh orang miskin dan memberikan kepada mereka (sebagai fidyah) berupa roti sesuai dengan standar yang biasa ia berikan makanan pada keluarganya, maka hal itu juga dibolehkan menurut kebanyakan Salaf, ini juga (merupakan pendapat) dari Madzhab Abu Hanifah, Malik, Ahmad -dalam salah riwayat dari dua riwayat yang datang dari beliau- dan juga selain mereka. Dan ini pendapat yang lebih jelas dari dua pendapat lain dari sisi pendalilan". (At-Tafsiirul Kabiir karya Ibnu Taimiyyah rahimahullah IV:161)

6. Kapan waktu membayar fidyah ?

Jawab: Bisa dilakukan dengan cara :

Pertama, hari itu tidak puasa, lalu hari itu juga ia bayar fidyahnya.

Kedua, misal akumulasi sepekan sekali ia bayarakan fidyahnya baik dengan cara mengundang fakir miskin untuk makan di rumahnya sejumlah 7 orang, atau ia berikan fidyah itu pada 7 orang yang berbeda maupun pada satu orang miskin yang sama, yang penting sesuai dengan akumulasi jumlah hari ia tidak berpuasa.

Ketiga, dibayar setelah Ramadhan berakhir dengan jumlah hari tidak berpuasa.

Ini karena Al-Quran dan As-Sunnah hanya memerintahkan wajibnya membayar fidyah bagi pihak-pihak tersebut, tetapi Al-Quran dan As-Sunnah tidak mengatur kemestian kapan harus dibayarkannya.

Karena itu Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu saat usia tuanya dan tidak sanggup lagi berpuasa, maka beliau membayarkan fidyahnya di akhir Ramadhan, sebagaimana tertera dalam riwayat berikut:

أنه أفطرَ رمضانَ عند كِبَره، فأطعم ثلاثين مسكينًا في آخرِ يومٍ

"Sesungguhnya Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu tidak berpuasa Ramadhan saat telah memasuki usia tua, maka beliau (mengundang 30 orang miskin ke rumahnya) dan memberikan makanan kepada 30 orang miskin di akhir Ramadhan". HR. Abu Ya’la 4194, dan lain-lain. Dalam sanadnya ada keterputusan, tetapi hadits ini memiliki jalur lain yang keseluruhannya menunjukan atsar ini adalah atsar yang shahih. (Tafsir Ibni Katsir II:1768-1769)

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

______
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1
Group WhatsApp: http://wa.me/6289665842579
Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
Web: dakwahmanhajsalaf.com
Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
Facebook: http://fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Cara Penunaian Fidyah"