Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bermakmum Di Belakang Imam Yang Meyakini Allah Ada Dimana-Mana



Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Jika Imam shalat terang-terangan mengingkari keberadaan Allah di atas ‘Arsy-Nya dan dia berkeyakinan Allah ada di mana-mana, maka sahkah shalat di belakang Imam yang demikian ?

Ulama Lajnah ad Da’imah ditanya persoalan di atas sebagai berikut:

شخص يصلي بالناس صلاة الجمعة، ويعتقد أن الله عز   وجل موجود في كل مكان، وقد بينا له بالأدلة الواضحة من الكتاب والسنة أن الله في كل مكان بعلمه، أما ذاته تعالى فهي فوق كل شيء، ورفض هذا الاعتقاد رفضًا شديدًا. السؤال: هل صلاتنا خلفه مقبولة أم لا ؟

"Ada seseorang yang menjadi Imam dalam shalat Jumat dalam keadaan Imam tersebut meyakini bahwasanya Allah ada di mana-mana. Kami sebenarnya telah berupaya menjelaskan kepadanya dengan berbagai dalil yang jelas yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah yang menunjukkan bahwasanya Allah ada di semua tempat itu maksudnya adalah ilmu pengetahuan-Nya. Sementara Dzat-Nya maka Dia ada di atas segala sesuatu (yakni di atas ‘Arsy-nya di atas langit sana -pent). Namun sang Imam tadi tetap bersikeras menolak keyakinan tersebut. Pertanyaan: "Apakah shalat kami sah, atau tidak sah ?

Berikut jawabannya:

اعتقاد أهل السنة والجماعة أن الله سبحانه في العلو فوق مخلوقاته ، مستوٍ على عرشه ، فمن اعتقد أنه في كل مكان فهو حلولي كافر ، لا تجوز الصلاة خلفه ولا تصح ، لأنه مكذب لله ولرسوله ولإجماع المسلمين.

"Keyakinan Ahlus Sunah wal Jama'ah adalah bahwasanya Allah Ta’ala berada di ketinggian di atas semua makhluk-Nya. Allah istiwa (bersemayam) di atas ‘Arsy-Nya. Atas dasar itu, barangsiapa yang meyakini bahwasanya Allah ada di mana-mana, maka dia termasuk golongan Hululiyah dan dihukumkan sebagai orang yang kafir.

Dengan demikian, tidak dibenarkan untuk shalat di belakang Imam tersebut, bahkan shalatnya dianggap tidak sah. Penyebab kekafiran ini adalah karena dia telah mendustakan Allah dan Rasul-Nya serta kesepakatan seluruh (Ulama) kaum muslimin". (Fatwa Lajnah ad Da’imah 17.728)

Catatan, pentakfiran mu’ayyan (individual) ini hanya boleh dilakukan jika penegakan dalil telah maksimal disampaikan padanya, sementara dia tetap terus bersikukuh mengingkarinya dan menolaknya. Juga hendaklah pentakfiran mu’ayyan ini dikonsultasikan terlebih dahulu kepada mereka yang telah mumpuni dalam masalah manhaj dan aqidah Ahlus Sunnah, tidak boleh sembarang orang (apalagi kelas pemula) melakukan pentakfiran tanpa memiliki pemahaman yang mendalam dan shahih atas masalah manhaj dan aqidah.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

🔰 Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram: lhttp://t.me/Manhaj_salaf1
🎥 Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1
📱 Group WhatsApp: wa.me/62895383230460
📧 Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
🌐 Web: dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
🇫 Facebook: http://fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Bermakmum Di Belakang Imam Yang Meyakini Allah Ada Dimana-Mana"