Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengimani Ash-Shirat



Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Kamu mengira Ash-Shirat (titian atau jembatan) kelak di Padang Mahsyar hanya dongeng atau perlambang saja ?

Jangan kalian mencoba mengingkarinya atau menta’wilkannya sebagaimana kelakuan Mu'tajilah -semisal Al-Qadhi 'Abdul Jabbar Al Mu'tazili- dan 'Aqlaniyyun atau yang terpengaruh dengannya!

As-Shirat ini benar-benar ada hakekatnya, bukan sekedar pelambang apalagi mengingkari total. Ash-Shirat ini lebih halus daripada seuntai rambut dan lebih tajam daripada sebilah pedang.

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Shahabat Abu Sa'id Al Khudri radhiallahu ‘anhu yang pernah berkata:

بَلَغَنِي أَنَّ الْجِسْرَ أَدَقُّ مِنَ الشَّعْرَةِ، وَأَحَدُّ مِنَ السَّيْفِ

"Telah sampai (informasi) kepadaku bahwa Shirat itu lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang". [HSR. Muslim no.183]

Walaupun itu tidak disandarkan tegas pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi dalam masalah ghaib seperti ini tidak mungkin seorang Shahabat berkata berdasarkan pendapatnya semata, karena itulah maka Ulama menyebut hal semacam ini sering dikatakan hadits mauquf (terhenti pada Shahabat) tetapi dihukumkan marfu’ (bersambung hingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Hal ini juga dikatakan Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam Laamiyah karya Ibnu Taimiyyah rahimahullah hal.19.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَيُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ، فَأَكُونُ أَنَا وَأُمَّتِي أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُهَا

"Dan dibentangkanlah Shirat di antara dua punggung Neraka Jahannam. Maka aku dan ummatku yang pertama kali melintasinya". [HSR. Bukhari no.806]

Perlu dijelaskan bahwa hadits tentang Ash-Shirat ini telah datang dari sejumlah Shahabat radhiallahu ‘anhum, ada yang lemah, ada pula yang shahih, namun jika dikumpulkan semuanya maka secara pasti hadits tentang Shirat adalah shahih bahkan ada yang menganggapnya mutawattir. Bagi yang ingin lebih lengkap mempelajari hadits yang terkait ini dengan jalan lainnya silakan baca artikel yang termuat di situs https://www.alukah.net/sharia/0/50322/

Berbeda-Bedanya Kecepatan Manusia Saat Melewatinya Dan Keadaan Manusia Saat Melintasinya


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda saat menceritakan kecepatan manusia dalam melintasinya:

وَتُرْسَلُ الْأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ، فَتَقُومَانِ جَنَبَتَيِ الصِّرَاطِ يَمِينًا وَشِمَالًا، فَيَمُرُّ أَوَّلُكُمْ كَالْبَرْقِ قَالَ: قُلْتُ: بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي أَيُّ شَيْءٍ كَمَرِّ الْبَرْقِ؟ قَالَ: أَلَمْ تَرَوْا إِلَى الْبَرْقِ كَيْفَ يَمُرُّ وَيَرْجِعُ فِي طَرْفَةِ عَيْنٍ؟ ثُمَّ كَمَرِّ الرِّيحِ، ثُمَّ كَمَرِّ الطَّيْرِ، وَشَدِّ الرِّجَالِ، تَجْرِي بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ وَنَبِيُّكُمْ قَائِمٌ عَلَى الصِّرَاطِ يَقُولُ: رَبِّ سَلِّمْ سَلِّمْ، حَتَّى تَعْجِزَ أَعْمَالُ الْعِبَادِ، حَتَّى يَجِيءَ الرَّجُلُ فَلَا يَسْتَطِيعُ السَّيْرَ إِلَّا زَحْفًا، قَالَ: وَفِي حَافَتَيِ الصِّرَاطِ كَلَالِيبُ مُعَلَّقَةٌ مَأْمُورَةٌ بِأَخْذِ مَنِ اُمِرَتْ بِهِ، فَمَخْدُوشٌ نَاجٍ، وَمَكْدُوسٌ فِي النَّارِ

“Lalu diutuslah amanah dan rahim (tali persaudaraan), keduanya berdiri di samping kiri dan kanan Shirat tersebut. Orang yang pertama melewatinya seperti kilat". Aku bertanya, “Dengan bapak dan ibuku (aku korbankan) demi engkau. Adakah sesuatu seperti kilat ?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidakkah kalian pernah melihat kilat, bagaimanakah kilat lewat (datang) dalam sekejap mata ? Kemudian ada yang melewatinya seperti angin, kemudian seperti burung, dan seperti kuda yang berlari kencang. Mereka melintas sesuai dengan amal perbuatan mereka. Ketika itu, Nabi kalian berdiri di atas Shirat sambil berkata, “Ya Allah, selamatkanlah! Selamatkanlah! Sampai (giliran) para hamba yang lemah amalnya, sehingga datanglah orang tersebut lalu dia tidak bisa melewatinya kecuali dengan merangkak". Beliau bersabda (lagi), “Di kedua sisi Shirat terdapat besi pengait yang bergantungan untuk menyambar siapa saja yang diperintahkan untuk disambar. Maka ada yang terpeleset namun selamat dan ada pula yang terjungkir ke dalam Neraka". [HR. Muslim no. 195]

Pernyataan Ulama Yang Meyakini Adanya Ash-Shirat Adalah Bagian Keyakinan Ahlus Sunnah


Ibnu Abi Zamanin rahimahullah berkata:

وأهل السنة يؤمنون بالصراط، وأن الناس يمرون عليه يوم القيامة على قدر أعمالهم

"Ahlus Sunnah beriman kepada Ash-Shirat dan sesungguhnya manusia akan melintasinya pada hari kiamat sesuai dengan amal perbuatan mereka". (Ushulus Sunnah hal.168).

Ibnu 'Assakir rahimahullah saat berbicara tentang pokok-pokok aqidah Ahlus Sunnah berkata:

والإيمان بأن الصراط حقٌّ، وهو جسرٌ ممدود على متن جهنم، أحدُّ من السيف، وأدقُّ من الشعر

"Dan beriman bahwasanya Shirat adalah haq (benar adanya), dan dia akan terbentang memanjang di atas Jahannam. Lebih tajam dari pedang dan lebih halus dibandingkan rambut". (Tabyiin Kadzb Al Mufaro hal.305).

Pernyataan yang senada juga dikatakan oleh Abul Hasan Al Asy'ari rahimahullah. (Risalah ilaa Ahli Tsugur hal.286).

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
🎥 Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1
📱 Group WhatsApp: wa.me/62895383230460
📧 Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
🌐 Web: dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
🇫 Facebook: http://fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Mengimani Ash-Shirat"