Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berita Gembira Bagi Salafiyyun

 




Oleh Ustad Abu Abd rahman bin Muhammad Suud Al-Atsary hafidzhahullah

Menyingkap Pelajaran Indah Dari Fitnah Dan Sebuah Jawaban Atas Fitnah

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

لا تحسبوه شراً لكم بل هو خير لكم لكل امرىء منهم ما اكتسب من الاثم

"Jangan kalian kira hal itu (fitnah) buruk bagi kalian, bahkan itu (akan berakibat) baik untuk kalian, setiap orang yang ikut andil (dalam fitnah itu) akan mendapatkan bagian dari keburukan akibat dari perbuatannya". (QS. An-Nuur: 11)

Idrus Ramli berkata, "Jadi, mencaci Wahhabi (dengan kata Wahhabi itu setan alas, Wahhabi itu kurang ajar, wahhabi itu hantu banyu) lebih afdhol dari berdzikir.".

Beberapa hari sebelum mencuat fitnah dua orang penebar syubhat (IR dan AS), datang sebuah SMS WA dari salah satu pengampuh admin group yang salah satu pengasuhnya adalah kami, menyampaikan tabayyun seorang ummahat, apakah kami itu ustadz Salafi dan apa pendidikan dan gelarnya. Kami terima tabayun itu dan kami sampaikan penjelasan dengan derai air mata. Semoga Ummahat tersebut dapat hadir dalam kajian kami, atau mempelajari lagi tulisan-tulisan kami selama ini, serta dalam hati kami, berharap semoga ummahat tersebut tidak mendapatkan ujian-ujian sebagaimana yang telah kami dapatkan selama berdakwah ini.

Baik, hal ini hanya masalah pribadi kami dan tidak penting dengan semua itu. kami sampaikan secara global, karena hanya untuk di jadikan timbangan terhadap tulisan kami selanjutnya atas fitnah terhadap dakwah Salafi dan Salafiyyun. Setelah itu, muncullah rekaman dua ustadz itu dengan menebar fitnah yang besar terhadap dakwah Salafiyyah.

Kami tidak akan membantah ucapan mereka dari sisi aqidah Salaf berhadapan dengan aqidah Asy'ariyah, karena sudah saya tulis syarah bagi kitab aqidah Washitiyah dalam bab Asma dan Shifat secara berseri dan telah di publikasikan. Para ustadz Salafi yang lebih senior dari sisi ilmu dan umur serta pengalaman telah membantah mereka dengan penjelasan yang begitu cukup dan memuaskan.

Maka, kami akan mengungkapkan sisi kebaikan dan pelajaran dari fitnah dua orang, yaitu Idrus Ramli (kemudian kami singkat IR) dan Abdul Somad (kemudian kami singkat AS). Fitnah kedua orang ini dan orang-orang semisal dan setipe dengan mereka, cukup besar terhadap dakwah Salafiyyah dan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Faidah pertama, selama ini dakwah Salafiyyah senantiasa di tuduh sebagai Wahhabi, sumber konflik, fitnah dan yang paling pokok adalah Salafy Wahhabi (menurut mereka) adalah pemecah bela ummat, tidak menginginkan persatuan. Mereka menginginkan keburukan dengan ucapannya Namun, Alhamdulillah Allah menginginkan kebaikan bagi dakwah ini dan pengusungnya.

Dengan ceramah dan video mereka, sekarang kita tau siapa sumber fitnah, pemecah belah umat dan siapa yang tidak menginginkan kebaikan untuk ummat ini. Engkau wahai Salafi, bila sekarang ada yang menuduhmu dengan tuduhan sumber fitnah dan pemecahan belah ummat, cukup bagimu berkata kepada mereka yang menuduh, belum lihat video dua ustad, itu bapak ?

Faidah kedua, Salafi senantiasa menginginkan kebaikan bagi ummat, mengarahkan mereka kepada kebenaran dan tuntutan, mereka menginginkan hidayah bagi semua manusia. Namun di sisi lain, kita melihat orang-orang jahat yang hanya memanfaatkan kebodohan ummat, menjadikan komoditi kebodohan untuk di manfaatkan bagi isu-isu dan kepentingan, mengajak manusia pada diri mereka sendiri dan mencari keuntungan di atas ke viralan. Bagi mereka, popularitas adalah modal, sedangkam menyampaikan ilmu di nomor kesekian. Maka, bagi orang-orang setipe itu, bila turun pamor (baca popularitas) adalah bencana, wajib membuat isu-isu untuk menaikkan lagi diri mereka di tengah audience, apapun resikonya meskipun mengorbankan persatuan ummat.

Faidah ketiga, dengan munculnya video fitnah dua orang ini (IR dan US) membuktikan, bahwa kebencian ahlul bid'ah kepada Ahlus Sunnah senantiasa ada. Tidak akan kita temukan pada diri mereka sikap adil dalam menilai, pertengahan dan lurus. Meskipun mereka menjuluki dirinya sendiri dengan garis lurus. Bila yang garis lurusnya saja seperti ini sikap dan ucapannya, lalu bagaimana lagi dengan ahlul bid'ah yang tidak lurus, tentu akan lebih para kebencian dan permusuhan terhadap dakwah Salafiyyah.

Faidah keempat, bahwa fitnah dan ucapan kotor itu ada pada ahlul bid'ah. Mereka akan senantiasa mencaci maki dan menebarkan syubhat agar manusia lari dari kebenaran. Dan pelajaran terpenting bagi kita penuntut ilmu adalah bahwa syubhat dan fitnah, serta kotornya caci maki lisan bisa menurunkan derajat seorang di mata manusia, melunturkan kadar ilmu dan wibawa.

Sebelumnya kita melihat ilmu pada dua orang ini (IR dan AS), namun fitnah mereka, ucapan dan caci makinya dalam sebuah video fitnah, kita menyaksikan hilangnya ilmu pada mereka dan tau kadar diri mereka yang rendah. Maka, hendaknya kita tidak meniru gaya hidup ahlul bid'ah, kita tidak perlu membalas mencaci maki dengan kerendahan.

Faidah kelima, sumber utama dari kemarahan mereka kepada Salafi tidak lain karena gagalnya tujuan-tujuan politik mereka pada pemilu tahun lalu, juga agenda-agenda mereka dalam politik. Mereka menganggap Salafi adalah batu yang menghalagi tujuan-tujuan dan syahwat politik mereka.

Kita bisa melihat sindiran-sindiran mereka terhadap dakwah ini, bahwa kenapa Salafi tidak ikut barisan kita, dan tidak bersama kita dalam agenda besar politik dan kekuasaan. Kita dapat maklumi sikap mereka karena bagi Harakiyyun yang di maksud persatuan adalah bersatunya kaum muslimin di atas agenda yang sama, yakni politik dan penguasaan kekuasaan. Apapun ormas dan alirannya, selama tujuan politiknya sama, maka mereka bisa bersatu. Di sinilah asas gerakan Harakah dan kelompok Hizbiyyah itu. Dan mereka meluapkan kemarahannya kepada Salafiyyun, karena selama ini yang di anggap tidak mendukung mereka dalam perpolitikan adalah Salafi.

Faidah keenam, kita tau sekarang, siapa yang menginginkan kebaikan bagi ummat dan siapa yang hanya menjadikan kebodohan ummat sebagai komoditas. Mereka menginginkan ummat agar terus bodoh dalam mengikuti mereka, memelihara kebodohan umat dan memanfaatkan kebodohan itu untuk tujuan tertentu. Bagi mereka, ummat yang berilmu adalah bahaya besar, karena mereka hidup di atas kebodohan ummat, bila umat tercerahkan, maka mereka tidak bisa hidup dan mencari makan. Ini kondisi umum ahlul bid'ah.

Faidah ketujuh, fitnah dan caci maki akan menjadikan dewasa seseorang. Besarnya fitnah, ujian bagi eorang penuntut ilmu dan da'i Salafi bukan hal yang harus di sesali atau di sedihkan. Demikianlah Allah menjadikan musuh bagi Ahlul Haq dari golongan jin dan manusia yang senantiasa membuat syubhat, fitnah, sasaran pemburukan dan caci maki. Namun, sebagaimana sebuah pohon yang senantiasa di lempari kotoran, pohon itu akan tumbuh menjulang, menggembirakan penanamnya.

Sebuah hikmah illahiyah, bahwasanya dakwah para Rasul tidak pernah berhenti dari terjangan fitnah dan ujian, namun Allah ingin menampakkan yang benar dan menjadikan yang Haq itu unggul. Meskipun orang-orang yang berdosa itu tidak mengharapkannya. Mereka menginginkan keburukan, Allah berkuasa untuk membalikkan fitnah menjadi pupuk untuk berkembangnya dakwah ini.

Semakin ummat di jauhkan dari pemahaman yang benar, maka akan semakin dakwah Salafiyyah berkembang dan semakin di fitnah, dakwah ini akan subur dan mengetuk setiap pintu, sehingga tidak ada satupun rumah kecuali penghuninya mengetahui dakwah Salafi ini.

Faidah kedelapan, demikianlah syubhat hanya di ketahui setelah terjadi, yang mengetahui awal adalah para Ulama. Orang-orang semacam ini, para penebar syubhat, semacam dua oknum ini dan orang-orang yang ada pada barisan mereka. Di awal kemunculannya boleh jadi yang mereka bawa adalah Al-Quran dan Sunnah, tampilan dan gaya mereka memukau seakan mereka pembela sunnah.

Tidak ada keanehan, bahkan tidak ada satupun orang yang curiga, bahwa mereka bukan Ahlus Sunnah atau bukan Salafi. Namun, setelah memperoleh pengikut, mereka mendapatkan tempat di hati kaum muslimin, mulailah taring-taring kesesatan dan bid'ah mereka tampakkan. Kebencian terhadap sunnah tidak lagi tertutupi dan keterkejutan kita tidak bermanfaat lagi, karena mereka telah memiliki pengikut.

Bagaimana kami, di awal-awal munculnya nama semisal yaitu Adi Hidayat (AH) atau Umar Mita dan semisalnya. Kami mengingatkan penyimpangan mereka, namun apa, kami yang mendapatkan caci maki dan mosi tidak percaya dan juga kritikan di karenanakan ucapan kami, bahwa keduanya adalah Harakiyun, bahkan kami di tuduh bukan Salafi dan sebagian jamaah kami tidak lagi mengikuti pengajian kami dan lebih membela dua orang itu.

Hari berlalu, kemudian Allah membongkar kondisi keduanya dan kedustaan mereka selama ini yang bercokol di barisan Salafi. Setelah mereka membawa pengikut, tampak dari mereka fitnah dan permusuhan terhadap dakwah Salafiyyah.

Terakhir, kita bersyukur kepada Allah semata atas semua bimbingan dan hidayah yang menjadikan kita seorang Islam yang Salafi. Kita berharap hidayah ini tidak terlepas dari kita sampai kita wafat. Dan kita berharap setiap manusia merasakan indahnya dakwah ini.

Dan wajib setiap kita kokoh, istiqamah dan teguh pada setiap hembusan fitnah, ujian dan caci maki, karena dengan itu semua akan di uji kejujuran dan setiap klaim. Akankah kita tetap di atas hidayah atau hanya memposisikan diri sebagai pengembira. Dakwah Salafiyyah akan terus maju, berkembang dan di terima manusia, karena ia adalah Islam itu sendiri, baik adanya kontribusi kita atau tidak.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

_____
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Group WhatsApp: wa.me/62895383230460

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.


Posting Komentar untuk "Berita Gembira Bagi Salafiyyun"