Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Amalan Ketika Hujan

 



Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

1) Berdoa saat hujan turun.

Adapun doanya sebagai berikut:

اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً

"Allahumma shayyiban naafi'an (Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat)". [HR. Bukhari 1032]

2) Berdoa kebaikan apapun saat hujan turun.

Diantara waktu mustajabahnya doa adalah di mana saat hujan sedang turun, karenanya disunnahkan kita berdoa bebas untuk kebaikan kita dalam urusan dunia maupun akhirat. Hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَ تَحْتَ المَطَرِ

"Ada dua waktu doa yang tidak akan ditolak, doa ketika adzan dan doa saat turunnya hujan". [HR. Hakim 2534. Kata Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ 3078, hasan]

3) Jika hujan lebat dan khawatir akan membawa bahaya, maka berdoalah agar cuaca kembali menjadi cerah.

Anas bin Malik radhiallahu 'anhu mengisahkan -yang singkatnya-: "Seorang lelaki pernah mengadukan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam -saat beliau sedang berkhutbah di hari Jumat- karena hujan telah sekian lama tidak turun-turun. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa dengan mengangkat kedua tangannya agar diturunkan hujan. Hujanpun seketika turun dengan lebatnya, bahkan itu berlangsung selama enam hari, sehingga menimbulkan banjir dan membawa banyak mudharat lainnya.

Maka, pada Jumat lainnya, seorang lelaki kembali megadukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam agar hujan berhenti. Maka, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa dengan mengangkat kedua tangannya seraya mengucapkan:

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

"Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan". [HR. Bukhari 1014]

Menurut Syaikh Shalih As Sadlan hafizhahullah, bahwa doa di atas dibaca saat hujan makin lebat atau khawatir hujan akan membawa dampak mudharat. (Dzikru wa Tadzkir, oleh Shalih As-Sadlan, hal.28)

4) Membasahi beberapa anggota tubuh dengan hujan ketika pertama kali turun.

Dari Anas radhiallahu 'anhu mengisahkan:

أَصَابَنَا وَنَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَطَرٌ، قَالَ: فَحَسَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَوْبَهُ حَتَّى أَصَابَهُ مِنَ الْمَطَرِ، فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا ؟ قَالَ: لِأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى

"Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah kehujanan, lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyingkap pakaiannya hingga terkena air hujan. Aku pun bertanya kepada beliau: "Ya Rasulullah, mengapa engkau lakukan itu ?". Beliau menjawab: "Dikarenakan hujan baru saja diturunkan Rabb-Nya". [HR. Muslim 898]

Menjelaskan hadits tersebut, maka Imam Nawawi rahimahullah berkata:

ومعناه أَنَّ الْمَطَرَ رَحْمَةٌ وَهِيَ قَرِيبَةُ الْعَهْدِ بِخَلْقِ اللَّهِ تَعَالَى لَهَا فَيُتَبَرَّكُ بِهَا

"Maksud hadits ini adalah bahwasanya hujan merupakan rahmat, yakni rahmat yang baru saja Allah ciptakan. Maka, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertabarruk (mengambil berkah) dari air hujan tersebut". (Syarh Shahih Muslim VI:195)

Beliau juga berkata:

وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ دَلِيلٌ لِقَوْلِ أَصْحَابِنَا أَنَّهُ يُسْتَحَبُّ عِنْدَ أَوَّلِ الْمَطَرِ أَنْ يَكْشِفَ غَيْرَ عَوْرَتِهِ لِيَنَالَهُ الْمَطَرُ

"Dalam hadits ini terdapat dalil bagi Ulama Syafi'iyyah tentang dianjurkannya menyingkapkan sebagian badan (tentu diluar aurat -pent) pada saat awal turunnya hujan, agar bisa terguyur air hujan". (Syarh Shahih Muslim VI:196)

Apa yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits di atas dan juga apa yang dijelaskan oleh Imam Nawawi rahimahullah tersebut didukung pula oleh perbuatan Shahabat senior berikut, dari Ibnu Abi Mulaikah rahimahullah mengisahkan:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ كَانَ إِذَا مَطَرَتِ السَّمَاءُ، يَقُولُ: يَا جَارِيَةُ، أَخْرِجِي سَرْجِي، أَخْرِجِي ثِيَابِي، وَيَقُولُ: وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا

"Adalah Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bila turun hujan, maka segera beliau berkata: "Hai pelayan, keluarkanlah pelana dan pakaianku". Kemudian ia membaca ayat: "Dan Kami turunkan dari langit air yang dibekahi". (QS. Qaaf: 9). [HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad 1228. Kata Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Adabul Mufrad 932, shahih mauquf]

Dengan dasar ini tidak mengapa pula, bahkan utamanya jika anakmu sekaligus didampingi olehmu di awal hujan untuk berhujan-hujanan sebentar agar mendapat berkah. Tentu saja kalau sedang tidak dalam keadaan sakit atau ada bahaya besar lainnya yang mengancamnya.

5) Jangan mencela hujan sebagaimana dilarang mencela angin walau misal angin dan hujan itu turun sangat deras.

Seperti ucapan, sialan hujannya besar banget, atau semakna dengannya. Hal ini dikarenakan angin maupun hujan hanya makhluk Allah yang mereka datang ke kita hanya sekedar menjalankan perintah Allah. Mencela angin maupun hujan sama saja mencela kepada Allah yang telah menetapkan dan menciptakannya.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَسُبُّوا الرِّيحَ

"Janganlah kamu mencaci maki angin". [HR. Tirmidzi 2252. Kata Syu'aib Al-Arna'uth rahimahullah dalam Takhrij Musykilul Aatsar II:381, shahih atas syarat Bukhari dan Muslim]

6) Berwudhu dengan air hujan, ini termasuk sunnah.

Allah Ta’ala berfirman:

وَهُوَ الَّذِيْۤ اَرْسَلَ الرِّيٰحَ بُشْرًۢا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖ ۚ وَاَ نْزَلْنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً طَهُوْرًا ۙ 

"Dan Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan) dan Kami turunkan dari langit air yang sangat bersih". (QS. Al-Furqan: 48)

Dalam hadits disebutkan:

كَانَ يَقُوْلُ إِذَا سَالَ الوَادِي، أُخْرُجُوْا بِنَا إِلَى هَذَا الَّذِي جَعَلَهُ اللهُ طَهُوْرًا فَنَتَطَهَّرُ بِهِ

Apabila air mengalir di lembah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: "Keluarlah kalian bersama kami menuju air ini yang telah dijadikan oleh Allah sebagai alat untuk bersuci. Kemudian kami bersuci dengannya". [HR. Baihaqi III:359. Kata Al-Albani rahimahullah dalam Irwa Al-Ghalil 679, shahih]

Ibnu Qudamah rahimahullah berkata:

ويستحب أن يتوضأ من ماء المطر إذا سال السيل

"Disukai untuk berwudhu dengan air hujan apabila airnya mengalir". (Al-Mughni II:295)

7) Berdoa saat hujan reda.

Dalam hadits yang panjang disebutkan doa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala berhentinya hujan dengan doa:

مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ

"Muthirna bi fadhlillahi wa rahmatih (Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah)". [HR. Bukhari 846 dan Muslim 71]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

_______
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Group WhatsApp: wa.me/6289665842579

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Amalan Ketika Hujan"