Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ada Apa Dengan Salafi ?

 


Pertanyaan:

بــسم اللّٰـه 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz saya mau bertanya, bagaimana sikap kita terhadap beberapa perbedaan antara Salafi Rii dan Rodja TV/ Yufid TV dan lain-lain. Apakah kita boleh mengambil ilmu dari keduanya atau bagaimana ustadz ? Syukron.

Dari Rio Grup MS-I 20

Jawab:

بــسم اللّٰـه 
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 

Inilah fitnah yang mengenai sebagian penuntut ilmu, mereka menyempitkan makna Salafi. Menjadikan Salafi seperti hizbiyyah, atau kelompok sesat lainnya. Ini musibah. Mereka menakar Salafi dengan hal-hal yang sempit, bukan lagi dengan timbangan syariat, aqidah, manhaj dan jalan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan Shahabat, tapi sesuatu remeh seperti TV, radio, yayasan, pondok, guru secara person dengan fanatik personal, ataupun tempat kajian. Padahal itu bukan timbangan Al-Haq atau Al-Bathil, ini hizbiyyah murni.

Mereka tidak secara jujur menimbang. Bagi mereka yang ceramah di radionya, TVnya, atau groupnya, maka Salafi. Namun, bila di radio lain, TV lain, atau yang tidak berdakwah lewat medianya, bukan Salafi, atau kurang Salafi, atau diragukan kesalafiannya (???). Ini timbangan darimana ?

Ada juga yang membagi-bagi Salafi dengan asal ngaji dan belajar. Kata mereka, ada Salafi Yamani, Salafi Madinah (Saudi), Salafi Yordania, ternyata virus kafir Liberal dan kaum kafir agama Nusantara telah menyusup ke barisan Salafiyyun. Ini berbahaya. Semua itu bukan sikap Salafi dan bukan pula Manhaj Salaf dalam menentukan seorang itu Salafi atau bukan. Itu adalah penilaian hizbiyyah murni. Semoga Allah memberikan kepada kita Burhan (penjelas/dalil/hujjah) sehingga kita tidak ikuti jalan hizbiyyah.

Salafi atau tidak, maka dilihat dari manhaj atau aqidah dan adabnya sekaligus, kebenciannya terhadap bid'ah dan ahlinya, berpegangnya ia pada sunnah, mengembalikan ummat kepada tauhid dan menyemarakkan kajian kepada kitab Ulama, itulah yang seharusnya kita jadikan standard kesalafian seseorang. Bukan timbangan hizbiyyah yang menjijikkan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَا لسّٰبِقُوْنَ الْاَ وَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَا لْاَ نْصَا رِ وَا لَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِ حْسَا نٍ ۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَ عَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَ نْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا ۗ ذٰلِكَ الْـفَوْزُ الْعَظِيْمُ

"Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung". (QS. At-Taubah: 100)

Jangan mengaku kita Salafi apabila dekil-dekil pemikiran golongan, hizbiyyah dan fanatik individu masih ada dalm fikirkan kita. Perlu di benahi dulu cara beragama kita yang salah ini. TV, radio, yayasan atau tempat mengambil ilmu adalah sarana tersampaikannya dakwah Salafi ini kepada masyarakat dan itu hanya alat, bukan tujuan. Belajarlah tentang Manhaj Salaf, engkau akan tahu siapa saja Salafi itu. Jangan belajar fanatik buta, sehingga engkau menilai dengan kacamata buram hizbiyyah.

Dan seseorang selama hidupnya masih di uji keistiqamahannya, jangan sekali-kali engkau fanatik individu. Seseorang bisa dikatakan lulus saat ia mati diatas manhaj yang mulia ini. Boleh jadi sekarang seorang Salafi, esok jadi politikus dan hizbi, boleh jadi sekarang TV sunnah, besok TV hizbi dengan menayangkan demonstrasi. Atau sekarang ia orang yang awam, boleh jadi dengan hidayah Allah ia besok menerima manhaj ini.

Maka, pelajarilah kitab-kitab aqidah dan kitab-kitab manhaj, sehingga pemahaman kita tidak sesempit itu. Boleh jadi juga, seorang Salafi kadang terpeleset lisannya, namun ia tidak bisa dikeluarkan dari wilayah sunnah dengan satu kesalahan tersebut.

Inilah kadang juga kita temukan, sebagian penuntut ilmu keluar jalur dengan mengghibah dan begitu mudah memvonis seseorang bukan Salafi karena syubhat yang mengenai dirinya. Maka, jujurkan niat dalam belajar, duduk di depan guru dan kitab, hilangkan sikap fanatik, nilai seseorang berdasarkan manhajnya bukan dari mananya dan hindarilah majelis-majelis ghibah dan sikap ekstrim. Semoga dengan itu, engkau dapat melihat Manhaj Salaf ini dengan baik dan berpegang dengannya

والله تعالى أعلمُ بالـصـواب

Dijawab Oleh Ustadz Abu Abdurrahman Al-Atsary hafidzhahullah

_______
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Group WhatsApp: wa.me/6289665842579

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

1 komentar untuk "Ada Apa Dengan Salafi ?"

  1. Alhamdullila 'ala ni'matil hidayah. Ana setuju tadz. Salafy adalah manhaj utk senantiasa beragama sesuai dari contoh salafush shalih. Tdk fanatik kpd kajian ustadz A, B,C.. Tapi berusaha hadir d majelis ilmu pd smua istadz yg bermanhaj salaf

    BalasHapus

Berkomentarlah dengan bijak