Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aqidah & Manhaj -Kaidah Yang Ke 20-






Yaitu bahwa mereka beriman kepada apa yang ditunjukkan oleh Al Qur'an dari Sunatullah yang bersifat Kauniyah Qadariyah.

Kata beliau (Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى): "Ujian kaum mukminin dimana ketika musuh mereka itu menang, itu terkadang mempunyai hikmah yang agung, tidak ada yang mengetahui secara terperinci kecuali Allah".

Diantara hikmahnya adalah:

1. Agar mereka betul-betul tunduk dan betul-betul tadharru’ (merendah) kepada Allah dengan meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengalahkan musuh-musuh mereka.

2. Kalaulah mereka itu terus-menerus ditolong, maka dikhawatirkan mereka akan terkena penyakit ujub. Kalaulah mereka terus-menerus kalah, juga agama tidak akan tegak. Maka terkadang mereka menang terkadang mereka kalah.

Semuanya itu karena ada hikmah yang sangat besar sekali yaitu bahwa juga kalau terus-menerus kaum muslimin menang, akan masuk kepada mereka orang-orang yang tujuannya bukan mengikuti Rasul, bukan pula untuk menegakkan agama, tapi hanya sebatas ingin mendapatkan kenikmatan saja. Maka dengan adanya kekalahan itu, Allah pun kemudian membersihkannya.

Diantara hikmahnya juga, Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin menyempurnakan ubudiyah mereka diwaktu senang maupun susah. Diwaktu susah mereka betul-betul beribadah, diwaktu senang merekapun betul-betul beribadah dimana mereka istiqamah dalam dua keadaan tersebut.

Kemudian diantara hikmahnya juga bahwa dengan musuh itu mengalahkan mereka atau menang akan terlihat siapa yang betul-betul jujur keimanannya dan siapa yang dusta keimanannya. Sehingga dengan seperti itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala menyaring keimanan para hamba.

Kemudian beliau mengatakan, kenapa kaum muslimin kalah, tentu yang harus di ingat bahwa kekalahan kaum muslimin akibat dosa-dosa mereka. Sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan:

أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّىٰ هَٰذَا ۖ قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Dan mengapa kamu (heran) ketika ditimpa musibah (kekalahan pada Perang Uhud), padahal kamu telah menimpakan musibah dua kali lipat (kepada musuh-musuhmu pada Perang Badar) kamu berkata: "Dari mana datangnya (kekalahan) ini?". Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. Ali Imran: 165).

Disini ada beberapa musykilah (masalah):

Musykilah pertama, kelemahan kaum muslimin diseluruh dunia dizaman ini untuk menghadapi orang-orang kafir.

Sebetulnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan obatnya. Apa itu obatnya? Yaitu betul-betul kembali kepada Allah, menggantungkan hati kita kepada Allah, menguatkan keimanan dan tawakkal kita kepada Allah dan menguatkan keyakinan bahwa Allah itu Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika mengingatkan dalam Al Qur'an QS. Al Ahzab, bagaimana kaum muslimin sangat ketakutan di perang Ahzab itu.

Maka Allah pun kemudian mengirimkan pertolongan-Nya, agar betul-betul yakin bahwa pertolongan hanya dari Allah saja. Tidak menyandarkan diri kepada kekuatan diri dan banyaknya jumlah, tidak.

Musykilah yang kedua, bahwa orang-orang kafir yang menguasai kaum mukminin sehingga mereka membunuhi kaum mukminin, menyakiti mereka. Padahal kaum muslimin di atas haq, sementara mereka di atas kebathilan.

Ini pernah dipertanyakan oleh para Shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kenapa kok bisa sampai terjadi seperti itu? Yaitu dalam QS Al-Imran ayat 165 tadi, ketika kaum muslimin kalah di perang Uhud, mereka berkata: “Mengapa kami bisa kalah?” Maka Allah mengatakan: “Katakan kekalahan itu berasal dari kesalahan kalian“, artinya itu akibat dari dosa-dosa kalian juga.

Musykilah yang ketiga, yaitu terjadinya perselisihan hati dan aqidah diantara kaum muslimin, dimana perselisihan itu yang menghilangkan kekuatan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

‎وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ

“Taatilah Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah berselisih, niscaya akan hilanglah kekuatan kalian”. (QS. Al Anfal: 46).

Perselisihan yang paling berat itu ketika perselisihan dalam masalah aqidah dan keyakinan, maka kewajiban kita adalah untuk mempersatukan aqidah dulu, di atas tauhid, di atas aqidah yang shahihah.

Sebab sebatas persatuan badan tapi aqidahnya bercerai berai itu bukanlah hakikat pada persatuan yang akan menyebabkan datangnya pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wallahu a’lam.

Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj salaf dalam masalah tarbiyah dan perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.

Oleh Ustadz Abu Yahya Badrussalam Lc. hafidzhahullah

🔰 @Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram     : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp  : 089665842579
🌐 Web              : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram    : bit.ly/ittibarasul1
🇫 Fanspage      : fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

1 komentar untuk "Aqidah & Manhaj -Kaidah Yang Ke 20- "

Berkomentarlah dengan bijak