Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bertutur Tentang Cinta






Oleh Ustadz Abu Abd Rahman bin Muhammad Suud Al Atsary hafidzhahullah

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman menjelaskan cerita istri pembesar Mesir yang menaruh hati pada Yusuf 'alaihi salam, dan menjadi buah bibir di kalangan wanita,

و قال نسوة في المدينة امرات العزيز تراود فتاها عن نفسه قد شغفها حباً إنا لنراها في ضلال مبين

"Dan berkatalah wanita-wanita di kota itu (Mesir), istri pembesar (Aziz) telah berkeinginan pada anak bujangnya (Yusuf) untuk menundukkannya pada dirinya, ia telah mencintainya (Yusuf) dengan cinta yang merasuk ke sungsum dan kulit, kami memandanginya sebagai wanita yang benar-benar terjerumus pada kesalahan yang parah". (QS. Yusuf: 30)

Cinta, Apa Maknanya, Lingkup dan Cakupannya?


Para Ulama bisa di katakan tidak sepakat, masih berpolemik terkait makna, definisi dan cakupan serta batasannya cinta.

Baik, untuk membahas hal ini, kita serahkan kepada ahlinya, Al Imam Muhammad bin Abu Bakar Abu Abdillah bin Qoyyim rahimahullah (w 13 rajab 751 h), beliau berkata: "Definisi cinta sangat beragam, karena cinta sangat dekat dengan kehidupan manusia, nama dan definisi cinta sangat beragam, baik karena beragam (orang yang merasakan) dan banyaknya lintasan/persepsi di hati manusia (tentangnya).

Cinta terhimpun dalam tiga makna besar

الأسد و السيف, الدهية, الخمر

Ia adalah singga (dalam keberanian) dan pedang (dalam pengorbanan). Ia adalah bencana (dalam nestapa dan praharanya). Ia adalah khamr (dalam-dalam mabuk dan ketidaksadarannya).

Para Ulama mengemukakan sekitar enam puluh untuk mengungkap kata cinta (sedang yang beliau sebut sekitar lima puluhan)". (Raudhatul Muhibbin hal 17-20).

Definisi Cinta


Kata المحبة (cinta) sebagian orang mendefinisikan sebagai murni bersih dan bening, seakan gigi yang putih dan indah. Ada juga yang berkata, cinta adalah air yang meluap saat banjir. Ada yang berkata, luapan api yang membakar jiwa. Sementara yang lain berpendapat, sesuatu yang tidak goyah. Ada juga yang mengartikan, gelisah dan bimbang, inti dan biji dari buah, juga bejana yang penuh sehingga tidak bisa menampung isi lagi.

Ia juga dimaknai tonggak kayu yang menyangga beban.

و ما زرت ليلى أن تكون حبيبة
إلي و لا دين لها أنا طالبة

Kukunjungi Laila bukan saja karena ia wanita yang kucintai.
Bukan pula karena adanya hutang yang harus kutagih (namun karena kerinduan yang bergejolak).

Penjabaran Cinta


Sebagian orang memaknai cinta sebagai luapan hati yang ingin bertemu orang yang ia kasihi. Ia adalah kecenderungan yang terus menerus dihati orang yang kasmaran. Yang lain berkata, selalu menyeleraskan diri dan mengutamakan orang yang dicintai. Sebagian berkata, ia adalah pengabdian yang terhormat. Ia adalah, dominsi perasaan terhadap orang yang dicintai.

Sebagian berkomentar, ia adalah kebutaan hati terhadap selain yang ia cintai. Ia adalah kecenderungan total terhadap yang dicintai, dan pemberian prioritas melebihi dirinya sendiri. Sebagian berkata, kondisi tenang didalam kebimbangan, risau dan rindu sekaligus. Ada juga yang mengatakan, cinta adalah hal yang memperpendek jarak. (Raudhatul Muhibbin 21-25).

Pandangan Orang Beriman Dan Kafir Dalam Masalah Cinta


Orang beriman memandang cinta sebagai kesucian, tanggung jawab dan keberanian serta pembelaan. Sedang orang kafir memandang cinta hanya dari segi materi (fisik). Sehingga secara umum di barat, dan ini terkait dengan pandangan bible. Bahwa cinta menurut mereka adalah hubungan badan. Sehingga kata, 'i love you' difahami oleh sebagian besar mereka sebagai, aku ingin bersetubuh denganmu. Hanya islam yang memahami cinta, karena ia tabiatnya agama rahmah.

Agama lain? Tanyakan kebengisan Nasrani pada tembok-tembok Andalusia, tanyakan pada tembok-tembok baitul maqdis. Hindu, tanyakan kejahatan mereka pada muslim dan masjid di Ayodya. Budha, tanyakan pada rohignya tentang ke bar-bar an mereka. Dan jangan lagi bertanya tentang kejahatan Yahudi, karena telah jelasnya.

Prahara Cinta


Sebelum kita membahas kesucian makna cinta, maka kita akan membahas prahara, pahit getirnya dan nestapa dalam cinta.

Allah subhanahu wa taala membahasakan apa yang ada pada perasaan istri pembesar mesir yang menaruh hati pada Yusuf 'alaihi salam,

قد شغفها حباً

"...ia telah mencintainya (Yusuf) dengan cinta yang merasuk ke sungsum dan kulit..." (QS. Yusuf: 30)

Sungguh cintanya pada anak bujangnya itu pada tingkat syaghafa.

الشغاف

Seperti kulit yang menutupi hati, yakni cinta yang merasuk ke sungsum.

Sebagaimana di sebutkan Ibnu Abbas dan juga Jauhari ketika menafsirkan kata syaghafa. Lihatlah bagaimana seorang yang terikat aqad kesucian pernikahan, memendam rasa kepada anak asuhnya.

Dikatakan disebuah syair:

أيها العائد المسائل عنا
و بوديك أن ترى اكفاني

"Wahai orang-orang yang kembali, yang menanyakan kami. Dengan cintamu, lihatlah kain kafan kami". (Raudhatul Muhibbin 29-31).

Bila kekuasaan (cinta) ditangan akal (yang suci lagi lurus), maka hawa nafsu akan menjadi pelayannya. Sebaliknya, bila kekuasaan (cinta) ditangan hawa nafsu, maka akal akan menjadi tawanannya. Mengingat manusia tidak bisa lepas dari hawa nafsu dalam hidupnya, karena hawa nafsu merupakan bagian yang dibutuhkan dalam hidupnya, upaya keluar dari jerat hawa nafsu sangat sulit. Namun, seorang hamba juga diberi kemampuan dan diperintahkan oleh Allah untuk mengalihkan hawa nafsunya dari wilayah yang merusak pada tempat yang suci lagi aman dan selamat.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

و أما من خاف مقام ربه و نهى النفس عن الهوى فإن الجنة هي المأوى.

"Adapun orang-orang yang takut akan Maqom Rabbnya dan menahan diri dari hawa. Maka surgalah tempat tinggalnya". (QS. An-Naziat: 40-41)

Inilah Muadz bin Qulaib dan Laila binti Mahdi, yang di kisahkan Ibnu Jauzy dalam kitab Dzamul hawa. Kisah laila majnun. (Dzamul Hawa hal 434).

Bagaimana cinta dapat membuat seseorang gila bahkan mati merana. Kisah ini sangat terkenal. Ibnu Jauzy juga menceritakan bagaimana seorang bisa membunuh karena cinta, terbunuh karena cinta, dan bunuh diri karena cinta, dan juga kafir dan murtad karena cinta.

Terapi Cinta


Dikatakan dalam syair:
Dokter berkata padaku.
Dimana dokterku orang yang pandai.
Mengaduh lah sesukamu, kecuali tentang cinta.
Aku tidak perduli, karena penyakit cinta mudah datang.
Sedang obat kesembuhannya sangat lah mahal. (Kitab Dzamul Hawa 593).

Berkata Imam Ibnu Jauzi rahimahullah: "Perlindungan ketika sehat tidak boleh diabaikan. Ketika faktor-faktor penyakit terdeteksi, wajib dijauhi..Kita ketahui bahwa karakter manusia cenderung pada nafsu, maka bagi yang ingin mengendalikannya, harus menghindari faktor-faktor (luapannya)nya".

Beliau melanjutkan: "Demam cinta ini masih bisa diobati, selama belum memuncak, bila telah mencampai puncak tidak bisa menerima pengobatan, bahkan bisa menyebabkan gila, minimal kelinglungan".

Cinta Para Kesatria


Saat menjadi gubernur, khalifah Umar bin Abdul Aziz menaruh cinta pada budak Romawi yang rupawan, istrinya cemburu berat dan menghalangi. Sampai beliau menjadi Khalifah, terlihat jelas oleh istrinya kelelahan. Suami tercintanya mengurus kaum muslimin, bahkan ia terlihat oleh istrinya tidak bisa memperhatikan dirinya sendiri. Istrinya memerintah agar budak rupawan itu, di hadapkan pada khalifah.

Saat melihat wanita Romawi, budak rupawan yang dicintainya itu, Umar berbalik badan dan berpaling, memangil seorang pemuda agar menikahinya. Lalu, wanita Romawi itu berkata, wahai Umar, di mana cinta yang dulu? Umar bin Abdul Aziz menjawab dengan berlinang airmata, masih ada, bahkan gejolaknya bertambah besar.

Umar mengarahkan cinta naluria itu pada cinta yang lebih besar, ia melihat makna cinta itu "lebih" dari sekedar turutan naluri dan ego, yakni sebuah tanggung jawab dan pengorbanan untuk Allah dan kemudian untuk maslahat rakyatnya.

Puncak Dan Muara Cinta


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman menjelaskan kondisi hati orang-orang beriman,

و الذين آمنوا اشد حبا لله.

"Dan orang-orang beriman itu sangat cintanya pada Allah". (QS. Al-Baqarah: 165)

Kaum muslimin tulus dalam mencintai Allah. Karena orang-orang beriman mencintai Dzat yang berhak untuk dicintai secara haqiqi, yang mana mencintai-Nya adalah inti dari semua kebaikan seorang hamba. (Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalami Manan surah 2/165).

Cinta kepada Allah adalah muara semua cinta. Darinya tauhid dibangun (selain perpaduan Khauf dan Raja'). Darinya i'tiba kepada Rasul dikaitkan. Darinya mencintai orang tua, suami, istri, keluarga, kaum muslimin, dan seluruh manusia dalam timbangan wala' dan bara' di bangun. Maka dari itu, mari kita sekalian mulai belajar, mempelajari dan membenahi pandangan tentang makna cinta dengan benar, mengarahkannya secara bertanggung jawab, dan menjaga kesuciannya serta ketulusan dan keindahannya.

Bukan memahaminya hanya dari sisi materi dan tuntutan hawa dan kekejian. Sehingga cinta itu terjaga kesucian dan terhindar dari nestapa.

Maraji:
• Kitab Raudhatul Muhibbin.
• Kitab Ad Da wa Ad Dawaa.
• Kitab Al Fawaid.
• Kitab Dzamul Hawa.
• Kitab Talbis Iblis.
• Kitab Sittu Durar.
• Kitab Nawaqidul Islam dan Syarahnya.
• Kitab Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalami Manan.
• Kitab Fiqih Sirah.
• Kitab Nuzhat Fudhala Tahzib Siyar Alami Nubala.
• Dan lain-lain.

____________
Oleh yang butuh dan mengharap ampunan Rabb-Nya.

🔰 @Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram     : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp : 089665842579
🌐 Web              : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram    : bit.ly/ittibarasul1
🇫 Fanspage     : fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Bertutur Tentang Cinta"