Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aqidah & Manhaj -Kaidah Yang Ke 35 Dan 36-




Kaidah Yang Ke 35


Wajibnya mewaspadakan kaum muslimin, mentahdzir kaum muslimin dari kitab-kitab yang mengandung kebid’ahan. Ini sebetulnya pembahasannya mirip dengan pembahasan sebelumnya tentang wajibnya mentahdzir ahli bid’ah karena mempertahankan kelurusan agama lebih didahulukan diatas segala-galanya, dan menyelamatkan umat dari penyimpangan dan pemikiran yang menyesatkan, tentu maslahatnya jauh lebih besar.

Kaidah Yang Ke 36


Wajibnya bersikap tengah-tengah, bersikap adil dalam menghukumi orang-orang yang jatuh ke dalam kesalahan.

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا.

"Janganlah kebencian kalian kepada suatu kaum, menyeret kalian untuk bersikap tidak adil. Bersikap adillah karena itu lebih dekat kepada ketaqwaan". (QS. Al-Ma'idah: 8)

Dalam ayat ini Allah mengatakkan bahwa dengan sampainya sikap benci kita kepada suatu kaum membuat kita tidak bisa adil, dan ini yang kita lihat di zaman sekarang ketika kita benci kepada suatu kaum atau seseorang sering kali kita tidak bisa bersikap adil, kita lebih banyak mencari kesalahannya, menjatuhkannya atau bergembira dengan kesalahannya tersebut.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: "Orang-orang yang meniti jalan Salaf, mereka menyalahkan yang salah tapi tidak sampai mengkafirkan kecuali orang-orang yang telah tegak padanya hujjah risalah".

Imam Syafi’i rahimahullah berkata: "Aku berbicara dalam satu ilmu yang dikatakan kepadaku padanya kamu salah lebih aku sukai daripada aku berbicara pada suatu ilmu yang dikatakan kepadaku padanya kamu kafir".

Diantara kejelekan ahli bid’ah itu, mereka mudah mengkafirkan sebagian yang lainnya yang tidak setuju dengan pendapat mereka, beda dengan ahlul ilmu mereka menyalahkan tapi tidak mudah mengkafirkan.

Kenapa? Karena mereka berbicara dengan ilmu bukan dengan hawa nafsu, bukan dengan sebatas kebencian. Ahli ilmu itu mereka menimbang segala sesuatu dengan ilmu, bukan dengan perasaan sehingga mereka pun juga tidak mudah begitu saja mengkafirkan orang-orang yang tidak setuju dengan pendapat mereka. Itulah kehebatan atau keutamaan para Ulama.

Seperti contoh misalnya kalau kita perhatikan dizaman sekarang orang-orang yang mudah mengkafirkan, itu bukan hanya Khawarij, tetapi juga orang Syi’ah, bahkan juga orang-orang yang notabene Mu’tazilah, Assyari’ah, mereka mengkafirkan orang yang tidak setuju dengan pendapatnya, seperti misalnya kaum Asyari’ah menganggap orang yang meyakini Allah bersemayam diatas Arasy katanya kafir dan yang lainnya.

Inilah Ikhwata Islam, saudara-saudaraku sekalian sementara Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Salafiyun terutama tidak mengkafirkan mereka.

Kita mengatakkan bahwa orang yang mengatakkan Allah berada dimana-mana itu salah, dan bahwasanya kewajiban kita meyakini Allah bersemayam diatas Arasy tapi kita tidak sampai mengkafirkan mereka, kita juga mengingkari pendapat Mu’tazilah yang mendewakan akal tapi kita pun tidak mudah mengkafirkan mereka, tentu yang kita kafirkan adalah yang jelas-jelas yaitu merupakkan kekafiran sesuai dengan dalil dari Al-Quran dan Hadits Nabi telah tegak hujjah kepada pelakunya dengan jelas.

Maka kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: "Ahlus Sunnah wal Jama’ah mereka paling tahu tentang kebenaran dan yang paling sayang kepada manusia. Mereka mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka tidak berani berbuat bid’ah, mereka berusaha untuk ittiba’ kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam".Wallahu a’lam

Dari buku yang berjudul "Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah" tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan hafidzhahullah

Oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc. hafidzhahullah

_____
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Group WhatsApp: wa.me/62895383230460

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Aqidah & Manhaj -Kaidah Yang Ke 35 Dan 36-"