Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aqidah & Manhaj -Kaidah Yang Ke 43-



Bahwa mereka menyuruh manusia untuk senantiasa meng-Esakan Allah dengan cara menggantungkan diri kita kepada-Nya, dalam ibadah dan minta pertolongan. Dan selalu berpegang kepada petunjuk Nabi, pada setiap urusan mereka. Diantaranya juga apa yang kita hadapi atau yang di hadapi oleh manusia berupa problematika-problematika hidup bahkan juga menyembuhkan masalah-masalah kejiwaan.

Ahlus Sunnah wal Jama’ah berkeyakinan bahwa manusia diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bahkan seluruh kaum muslimin berkeyakinan ini. Dan tentunya Allah yang menciptakan yang paling tau tentang apa yang paling maslahat untuk manusia.

Allah Ta'ala berfirman:

الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

"Dialah Allah yang telah menciptakan aku, dan Dia pula yang memberikan aku hidayah, dan Dia pula yang memberikan aku makan dan memberikan aku minum, dan apabila aku sakit, maka Dialah yang memberikan kesembuhan kepadaku". (QS. Asy-Syu’ara: 78-80)

Maka, Allah yang menciptakan manusia, tentu yang paling tau obat yang paling manjur untuk hatinya dan untuk badannya, bahkan seluruh problematika hidup manusia. Pastilah Allah telah memberikan jalan keluarnya melalui wahyu yang Allah berikan kepada Rasul-Nya.

Sebuah contoh misalnya musibah-musibah yang menimpa kehidupan manusia telah Allah tentukan. Allah Ta'ala berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

"Sungguh Kami akan menguji kalian, dengan sedikit rasa takut , rasa lapar, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Maka, berikan kabar gembira untuk orang-orang yang sabar". (QS. Al-Baqarah: 155)

Lihatlah Allah mengatakan, bahwa yang namanya manusia pasti akan di uji, lalu Allah mengatakan berikan kabar gembira untuk orang-orang yang sabar.

Siapa dia? Siapa yang bisa mampu untuk menghadapi, yaitu berbagai macam ujian dan cobaan itu? Yaitu Allah mengatakan:

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

"(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: (إِنَّا لِلَّهِ) sesungguhnya kami milik Allah (artinya: penyerahan diri kepada Allah secara total). (وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ) dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Allah, (artinya berkeyakinan bahwa semua manusia pasti akan di kembalikan kepada Allah untuk di berikan balasan terhadap perbuatan mereka)".

Maka, dengan keyakinan bahwa kita semua ini milik Allah, dan semua kita akan kembali kepada Allah, tentu seseorang akan bisa bersabar menghadapi semua itu, karena ia mengharap pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang besar ketika ia bersabar.

Maka Allah Ta'ala mengatakan:

أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

"Merekalah orang-orang yang akan mendapatkan pujian dari Rabb mereka dan Rahmat-Nya. Dan merekalah orang-orang yang mendapat hidayah". (QS. Al-Baqarah: 157)

Perhatikanlah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah menentukan ujian dan cobaan untuk hidup manusia, berbagai macam problematika hidup adalah ujian.
Ternyata Allah juga telah memberikan padanya obat yang paling baik untuk kehidupan manusia, yaitu bergantung kepada Allah, yakin bahwa kita milik Allah dan menyerahkan semuanya kepada Allah dan yakin akan bahwasanya adanya kebangkitan kehidupan akhirat, dimana setiap manusia pasti akan diberikan balasan.

Maka kata Ibnul Qayyim rahimahullah: "Kalimat ini yaitu اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ termasuk obat yang paling bagus, bahkan paling bermanfaat untuk di dunia dan di akhirat".

Karena ia mengandung 2 pokok yang agung. Apa itu?

1) Menyakini bahwa seorang hamba hartanya semuanya milik Allah, dimana Allah hanya meminjamkan saja kepada dia. Maka ketika dia tahu bahwasanya ini semua pinjaman dari Allah lalu pemiliknya telah mengambilnya kembali, ia segera ridho karena memang itulah kewajiban seorang hamba demikian.

2) Bahwa tempat kembali hamba adalah kepada Allah. Maka pastilah kehidupan dunia akan segera hilang dan diganti dengan kehidupan akhirat, maka dengan keyakinan seperti ini dia berharap akan pahala yang besar kelak pada kehidupan akhirat, sehingga pada waktu itu membuat dia sabar dalam menghadapi problematika-problematika hidupnya. Wallahu a’lam.

Dari buku yang berjudul "Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah", tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.

Oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc. حفظه الله تعالى

______
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Whatshapp: 089665842579
Web: dakwahmanhajsalaf.com
Instagram: bit.ly/ittibarasul1
Fanspage: fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Aqidah & Manhaj -Kaidah Yang Ke 43-"