Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kajian Kitab Dan Syarah Syamail Muhammadiyah (Bagian 1)




Oleh Ustad Abu Abd rahman bin Muhammad Suud Al-Atsary hafidzhahullah

Bab 1: Berpegang Kepada Atsar (Dalil).

Berkata Imam Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah At-Tirmidzi rahimahullah, berkata Abdullah bin Mubarak rahimahullah:

إذا ابتليت بالقضاء فعليك بالاثر

"Bila kalian di uji dalam masalah menetapkan hukum, maka hendaknya kalian kembali pada atsar (dalil)". (Riwayat ini bersumber dari Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Mubarak)

Berkata Muhammad bin Sirin rahimahullah:

إن هذا العلم دين ، فانظروا عمن تأخذون دينكم

"Sesungguhnya Ilmu ini adalah bagian dari agama, maka perhatikanlah dari mana kalian mengambil (ilmu) agama kalian".

Hadits semisal disebutkan oleh Muslim dalam muqaddimah shahihnya.

Syarah Singkat

Kami (Abu Abd rahman) dalam metode penulisan syarah ini tidak akan membahas secara runtut apa yang ada di dalam kitab, namun kami akan ambil hal-hal yang terkait dan juga yang dibutuhkan penuntut ilmu. Terkhusus bila ada satu kasus yang penting dan terkait.

Pembahasan bab ini adalah bab penutup di kitab aslinya, Syamailul Muhammadiyah. Namun, kami bahas di awal dan menjadikan pembukaan syarah ini, karena pentingnya bab ini dan keperluan penuntut ilmu kepadanya secara khusus.

Landasan utama Islam adalah Al-Quran dan Sunnah, sementara Ijma dan Qiyas mengikuti keduanya. Inilah landasan agama, asas dan puncaknya. Seorang muslim ia akan lurus selama berpegang teguh kepada keduanya. Menyimpangnya kelompok, karena mereka meremehkan keduanya, tidak memperhatikan dan berpaling darinya kepada ajaran-ajaran lain yang sedikitpun bukan bagian dari syariat yang sempurna ini.

Kita melihat kesungguhan Salaf dan khidmat mereka kepada atsar (dalil) dan pembelaan mereka terhadapnya. Inilah generasi terbaik setelah zaman kenabian dan Shahabat. Hidup mereka tersinari oleh tuntunan dan keberkahan.

Kemudian datang masa peralihan, ketika Islam meluas dan orang-orang yang masuk Islam dari berbagai kalangan yang membawa pemikiran-pemikiran mereka sebelumnya, terlebih musibah ini bertambah besar di zaman Al-Ma'mun berkuasa, awal diterjemahkan buku-buku Filsafat. Sehingga kebersihan ajaran Islam bercampur dengan kekeruhan ajaran-ajaran lain terutama Filsafat Yunani, sehingga masuklah ilmu Kalam yang menjadi awal kerusakan.

Kerusakan ini bertambah parah saat ranah pembicaraan bukan lagi terbatas masalah sains dan seputar kehidupan keseharian dari kedokteran, matematika dan kimia, namun mereka sudah berbicara masalah yang sakral untuk dilogikakan, termasuk masalah Ketuhanan dan hal ghaib. Dari sinilah muncul berbagai macam aliran pemikiran terutama Mutazilah (rasionalis) yang darinya menularkan Jahmiyyah (mengingkari sifat Allah) dan Qadariyyah (mengingkari takdir), Asy'ariyah yang paling ringan dan bermacam-macam aliran menyimpang lainnya.

Kekeruhan ini bukan hanya kecenderungan sebagai muslim yang baru masuk Islam yang masih membawa pemikiran agama lama mereka, kemudian menginginkan adanya alkulturasi dan singkritisme, namun lebih pada keinginan sebagian penyusup (munafik) yang mereka memendam kebencian terhadap Islam dan ingin merusaknya dari dalam. Muncullah nama-nama semisal Sausan, Jadh bin Dirham dan semisalnya yang  menyuntikkan pemikiran kufur pada sebagian kaum muslimin dan memiliki pengikut yang menyebarkannya.

Contoh aliran yang menyimpang, semisal Asy'ariyah yang mengatakan Allah wujud tanpa tempat. Padahal telah jelas ayat Al-Quran tentang hal ini. Bila mengatakan istiwa' di atas Arsy, dianggap oleh Asy'ariyah menyerupakan Allah dengan makhluk. Maka, sesungguhnya yang terjadi, tuduhan itu lebih layak dikembalikan kepada mereka sendiri, karena saat Salafi mengucapkan Allah istiwa' di atas Arsy, Asy'ariyah sudah membayangkan di otaknya seakan Allah semisal makhluk.

Sementara Salafi sejak awal menyatakan Allah istiwa' di atas Arsy sesuai ketinggian dan keagungan-Nya, meyakini tidaklah Allah serupa dengan makhluk-makhluk-Nya dari sisi sifat, nama dan perbuatan-Nya, seorang hamba wajib beriman dengan itu dan hanya Allah sendiri yang tau Kaifiyah-Nya karena kita tidak di beritahu oleh-Nya. Di sini, Salafiyyun berhenti pada batasan dimana mereka di berhentikan oleh syariat. Sedang, di sini jelas pemikiran Asy'ariyah itu tidak bisa terlepas dari serpihan Filsafat yang menurut mereka semua hal dapat dinalar dan harus dilogikakan. Inilah bencana yang sesungguhnya.

Maka, tidak ada jalan lain untuk memperbaiki kondisi ummat Islam saat ini, kecuali seruan kembali kepada jalan Salaf mereka. Saat dimana ajaran Islam masih murni, bersih dan terbimbing. Disinilah peran Ulama Ahlul Hadits yang menyeru umat untuk kembali kepada bimbingan dan urusan awal mereka, terutama dalam masalah aqidah dan talaqi ilmu. Hendaknya seorang melihat dari mana ia belajar dan mengambil ilmu dan ambillah ilmu dari seorang yang bermanhaj Salaf, lurus aqidah dan manhajnya, bukan kepada ahlul bid'ah dan orang yang menyimpang.

Sesungguhnya Islam yang di bawa oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam adalah agama yang Hanif, datang dari Rabb-Nya para makhluk sesuai dengan kondisi makhluk itu sendiri, sederhana dan tidak membingungkan. Sedang, sebagian orang mereka menginginkan agar terlihat intelek, namun tidak pada tempatnya. Merumitkan pembicaraan dengan panjang lebar tanpa penyelesaian dan tanpa amal nyata.

Maka dari itu, teruslah memohon dan kaitkan hati kepada Allah agar membimbing kita di atas jalan para Rasul dan barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membimbing ke jalan-Nya.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Sumber: Kitab Asy-Syamail Al-Muhammadiyah (Sifat dan Akhlak yang dimiliki Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam), karya Muhammad bin Isa bin Saurah At-Tirmidzi rahimahullah.

_____
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Group WhatsApp: wa.me/62895383230460

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Kajian Kitab Dan Syarah Syamail Muhammadiyah (Bagian 1)"