Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kajian Kitab Dan Syarah Syamail Muhammadiyah (Bagian 2)




Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud Al-Atsary hafidzhahullah

Bab 2: Sub Pembahasan Pertama

باب ما جاء في خلق رسول الله صلى الله عليه وسلم.

Bab: Apa yang datang dari keterangan yang menerangkan tentang bentuk tubuh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam.

Hadits pertama, dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu berkata:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم ليس بالطويل البائن ولا بالقصير ، ولا بالابيض الامهق ، وليس بالادم وليس بالجعد القطط ولا بالسبط ، بعثه الله على رأس اربعين سنة ، فاقام بمكة عشر سنين وبالمدينة عشر سنين ، فتوفاه الله ، وليس في راسه ولحيته عشرون شعرة بيضاء

Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah berbadan tinggi juga tidak pendek, kulitnya tidak terlalu putih juga tidak kecoklatan, rambutnya tidak terlalu keriting dan tidak lurus, beliau diangkat menjadi Rasul pada usia 40 tahun, beliau berdakwah di Makkah 10 tahun, dan di Madinah 10 tahun, beliau di wafatkan dalam usia 60 tahun, dan uban beliau tidak mencapai 20 helai di kepala ataupun jenggot beliau". (Riwayat ini bersumber dari Abu Raja', Qutaibah bin Sa'id, dari Rabi'ah Ar-Ra'yi, dari Abu Abdurrahman, dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhum)

Syarah Singkat

Kami (Abu Abd rahman) katakan, hadits serupa terdapat juga didalam shahih Bukhari bab sifat-sifat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan bab pakaian, Muslim dalam bab keutamaan, dalam sunan Tirmidzi no.1754 bab pakaian, bab Manaqib no.3627 dan Nasa'i dalam bab pakaian.

Rawi hanya menyebutkan bilangan genap untuk tahun dari umur Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yakni sepuluh dan enam puluh, sedangkan bilangan satuan tidak disebut.

Dijelaskan dalam Rahiqul Makhtum Syaikh Safiyurahman Mubarakkafuri dan kitab surah lainnya disebutkan bahwa Nabi diangkat menjadi Nabi dengan Wahyu surah Al-Alaq dan Rasul dengan Wahyu surah Al-Mudatsir pada umur 40 tahun. Berdakwah di Makkah 13 tahun dan di Madinah 10 tahun. Beliau wafat pada usia 63 tahun hitungan Hijriyah, sedangkan 60 tahun hitungan Masehi. Jadi apa yang di sebutkan Shahabat Anas bin Malik radhiallahu 'anhu tidak ada pertentangan.

Para Nabi, terkhusus Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam diutus dalam ketinggian martabat, keagungan nasab, dan sebaik-baik kondisi, semua ini untuk mendukung dakwah mereka. Namun, apa hal ini sebuah pemastian ? Tidak.

Kesempurnaan bentuk fisik dan juga keluhuran martabat dari sisi nasab bukan satu-satunya syarat kerasulan, karena kerasulan dan kenabian adalah pilihan Allah semata. Ini juga membantah ucapan kufur Ibnu Sina -Semoga Allah menghitamkan wajahnya- ia berkata, kenabian itu bisa diwujudkan dan diusahakan dan terus berlangsung. Sebuah ucapan dusta lagi kufur.

Diantara para Rasul ada yang kurang dari sisi fisik, diantaranya Yunus dan Musa 'alaihi sallam. Dijelaskan Musa memiliki lidah yang cadel dan kurang bisa menjelaskan kata-katanya, maka ia memohon kepada Allah untuk juga mengangkat saudaranya Harun untuk menjelaskan ucapannya. Maka dari itu, menerima kebenaran dasarnya bukan dari sisi rupa, gaya bicara, menterengnya gelar, kekayaan atau keluhuran posisi di masyarakat, namun dari kebenaran itu sendiri yang wajib setiap manusia menerima kebenaran, meskipun datang dari orang yang secara derajat lebih rendah darinya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak di cela oleh orang kafir dari sisi nasab atau keluhuran akhlak, karena bagusnya akhlak beliau juga tingginya nasab beliau di kalangan Quraisy. Namun, beliau di cela dari sisi kemiskinan beliau. Maka dari itu, kebenaran tidak diukur dari jumlah, atau modal kekayaan orang yang menyeru, atau dukungan yang banyak dari audience. Kebenaran itu datang dari sisi Allah, baik sedikit ataupun banyak pengikutnya.

Mensyaratkan menerima kebenaran, bila yang menyampaikan itu harus punya kedudukan, atau sederet gelar yang bila orang menyampaikan kebenaran itu tidak memiliki gelar ditolak, atau kekayaan serta ketampanan wajah, maka hal ini termasuk perkara Jahiliyah (InsyaAllah kami akan bahas Masailul Jahiliyah setelah bab dari kitab ini selesai).

Hadits ini dan hadits-hadits semisal dari bab pertama ini menjelaskan bahwa pada diri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tergabung semua kebaikan, baik dari sisi jasad, hati, dan juga perbuatan. Beliau adalah manusia yang memiliki kebaikan fisik, tidak ada yang mencela Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari sisi fisiknya, ditambah kondisi hati beliau yang merupakan kondisi hati yang paling baik karena bimbingan Wahyu dan perbuatan beliau adalah sebaik-baik amal.

Maka, sebagai pengikutnya wajib kita untuk mencontoh dan meneladani Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Hendaknya baiknya jasad dibarengi dengan keindahan Aqidah dan Manhaj serta amal nyata dan shalih. Semua yang ada pada diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah teladan dan menambah ketinggian derajat beliau baik sebagai hamba dan juga utusan.

Bila kita meyakini bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sebaik-baiknya makhluk dan beliau adalah Sayyid diantara anak Adam, ditambah bahwasanya beliau shallallahu 'alaihi wa sallam adalah utusan pilihan Allah, wajib bagi kita beriman kepadanya, mentaati, dan juga mengimani apa yang dibawa olehnya dan tidak beribadah kepada Allah kecuali melalui syariat yang beliau ajarkan. Inilah bukti keimanan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Sumber: Kitab Asy-Syamail Al-Muhammadiyah (Sifat dan Akhlak yang dimiliki Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam), karya Muhammad bin Isa bin Saurah At-Tirmidzi rahimahullah.

_____
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Group WhatsApp: wa.me/62895383230460

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

1 komentar untuk "Kajian Kitab Dan Syarah Syamail Muhammadiyah (Bagian 2)"

Berkomentarlah dengan bijak