Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jalan Golongan Yang Selamat (Bagian 25)

 


Syarat-Syarat Turunnya Pertolongan

Orang yang membaca Sirah Nabawiyah (Perjalanan Hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) dan jilhad beliau, maka ia akan melihat beberapa periode berikut ini:

1) Periode Tauhid.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selama 13 belas tahun tinggal di Makkah, beliau menyeru kaumnya untuk bertauhid dan mengesakan Allah dalam beribadah, berdoa dan mengambil hukum serta menyeru untuk memerangi kemusyrikan. Hal itu terus beliau lakukan selama masa tersebut, sehingga aqidah Islam menjadi kokoh dan teguh dalam jiwa setiap Shahabat dan jadilah mereka orang-orang pemberani yang tidak takut kecuali kepada Allah.

Karena itu, para dai hendaknya memulai dakwahnya dengan mengajak kepada tauhid dan memperingatkan agar mereka tidak terjerumus dalam perbuatan musyrik. Dengan demikian, ia telah meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berdakwah.

2) Periode Ukhuwah (Persaudaraan).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berhijrah dari Makkah ke Madinah untuk membangun sebuah masyarakat Muslim yang tegak berdasarkan saling cinta dan kasih sayang. Hal yang pertama beliau lakukan adalah membangun masjid, tempat berkumpulnya umat Islam dalam beribadah kepada Allah. Di dalamnya mereka berkumpul lima kali sehari untuk mengatur hidup mereka.

Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam segera mempersaudarakan antara kaum Anshar, penduduk pribumi (Madinah) dengan orang-orang Muhajirin dari Makkah yang hijrah dengan meninggalkan semua harta benda mereka. Orang-orang Anshar pun lalu menawarkan harta mereka kepada kaum Muhajirin dan membantu memenuhi apa saja yang mereka butuhkan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui bahwa terjadi permusuhan antara sebagian penduduk Madinah, yaitu antara suku Aus dan Khazraj. Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendamaikan di antara mereka, menjadikan mereka bersaudara yang satu sama lain saling mencintai dalam ikatan iman dan tauhid. Seperti ditegaskan dalam sabda beliau, "Seorang Muslim adalah saudara Muslim lainnya…"

3) Periode Persiapan.

Dalam Al-Quran, Allah Ta’ala memerintahkan agar umat Islam bersiap siaga untuk menghadapi musuh-musuh Islam. Allah Ta’ala berfirman:

وَاَ عِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ

"Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki". (QS. Al-Anfal: 60)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menafsirkan ayat ini dengan sabdanya: "Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan itu adalah (kepandaian) melempar". [HR. Muslim]

Melempar (menembak) dan mengajarkannya adalah wajib atas setiap Muslim sesuai dengan kemampuannya. Meriam, tank baja, pesawat tempur dan berbagai senjata lainnya, semua membutuhkan latihan dan belajar melempar ketika menggunakannya. Alangkah baiknya jika para siswa di sekolah-sekolah diajari olah raga melempar atau memanah. Lalu digalakkan lomba untuk jenis olah raga tersebut, sehingga anak-anak menjadi siap guna mempertahankan agama dan tempat-tempat suci mereka.

Sayang sekali, anak-anak sekarang lebih suka menghabiskan waktunya dengan bermain bola dan penyelenggaraan pertandingan di sana-sini. Mereka membuka paha (aurat) padahal Islam menyuruh kita untuk menutupinya, serta meninggalkan shalat, padahal Allah menyuruh kita untuk menjaganya.

4) Ketika Kita Kembali Kepada Aqidah Tauhid.

Kita pasti saling berkasih sayang dalam ikatan persaudaraan Islam, serta telah siap menghadapi musuh dengan berbagai senjata yang dimiliki. Maka, insya Allah akan turunlah pertolongan buat kaum Muslimin, sebagaimana pertolongan itu telah diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kepada para Shahabat sesudah beliau wafat.

Allah Ta’ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ تَـنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَا مَكُمْ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (QS. Muhammad: 7)

5) Urutan Periode Sebagaimana di Atas.

Tidak berarti masing-masing periode berdiri sendiri. Dengan kata lain, bahwa periode ukhuwah tidak disertai oleh periode tauhid, tetapi periode-periode tersebut saling mengisi dan berhubungan erat.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Sumber: Kitab Minhaj al-Firqah an-Najiyah wa Ath-Tha’ifah al-Manshurah (Jalan Golongan Yang Selamat) Karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zain

_____
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Group WhatsApp: wa.me/62895383230460

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Jalan Golongan Yang Selamat (Bagian 25)"