Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagaimana Persaudaraan dan Pertemanan Dapat Langgeng ?




Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ  وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ  أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ؟ ۗ  وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (benar-benar tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang telah berhijrah di jalan Allah. Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada (melupakan kesalahan). Tidak kah suka kalian, bahwa Allah akan memberi pengampunan kepada kalian ? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang". (QS. An-Nur 24:22)

Berkait dengan ayat ini, berkata imam Abu Fida' Ibnu katsir rahimahullah: "(Yakni hendaknya) seorang memaafkan dan melupakan atas apa yang mereka dapatkan dalam bentuk gangguan dan lainnya (dari saudaranya). Ini merupakan ke Maha Santunan, ke Maha Pemurahan dan ke Maha Lembutan Allah Subhanallah wa Ta'ala kepada makhluk makhluk-Nya. 

Ayat ini berkenaan dengan Abu Bakr As-Siddiq radhiallahu 'anhu yang bersumpah tidak akan memberi nafkah apapun kepada Misthah bin Utsasah radhiallahu 'anhu yang juga keponakan (keluarga, juga seorang yang fakir dan mendapat subsidi darinya). Setelah ikut menuduh Aisyah radhiallahu 'anha (dalam fitnah bahwa Aisyah berselingkuh). Tentu Abu Bakr sebagai ayah dari Aisyah ummul mukminin marah, sakit hati dan juga terluka hatinya atas ikut-ikutannya Misthah dalam menyebar isu yang tidak benar itu.

(Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman di dalam ayat ini agar orang-orang beriman memberikan maaf, kelapangan dada, serta melupakan kesalahan saudaranya yang tergelincir berbuat salah kepadanya). Karena satu balasan sesuai kadar satu amal. Sebagaimana kamu memaafkan orang yang berbuat jahat padamu (sesama muslim), begitu juga Allah akan memaafkanmu, sebagaimana engkau berlapang dan melupakan atas kesalahan, demikian pula engkau akan di beri kelapangan". (Lihat selengkapnya dalam Tafsir Qur'anul Adzim surah 24/22)

Berkaitan dengan ayat وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ, Imam Abdurrahman bin Nasir bin Abdillah As-Sady rahimahullah berkata: "Bila kalian memberlakukan hamba-hamba-Nya dengan sifat pemaaf dan lapang dada niscaya Dia akan memberlakukan kalian semisal itu. Di ayat ini ada anjuran untuk memberi maaf dan melupakan kesalahan (berlapang dada)". (Lihat selengkapnya dalam Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalami Manan surah 24/22)

Saudara-saudari kami semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberkahi Anda. Sebagai manusia, kita adalah makhluk sosial, kita tidak bisa hidup sendiri karena agama kita mengajarkan agar kita bergaul dengan orang lain, baik dalam muamalah, persaudaraan dan pertemanan. Tentu dalam berinteraksi, masalah, gesekan, atau konflik tentu ada. Sebagaimana hidup yang tentu ada riak gelombang. Bila pertemanan itu baik, lancar, dan mengalir, tentu patut di syukuri.
Tapi, sedikit sekali pertemanan yang semacam itu.

Di ayat ke-22 dari surah An-Nur ada penggalan kalimat yang kami dapati faidah penting, terkhusus dalam interaksi pertemanan. Ketika suatu saat ada konflik di tengah pertemanan kita, maka ingat firman Allah Subhanahu wa Ta'la:

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا

"Dan hendaknya mereka memberi maaf. Dan hendaknya mereka berlapang dada". 

Berlapang dada bisa juga melupakan kesalahan, bisa juga menghapus keburukan dari dalam hati. Alangkah indahnya islam, mengajarkan kepada sifat pemaaf dan lapang dada yang bermakna melupakan kesalahan. Alangkah indahnya, setiap konflik, masalah dan juga sengketa, antar teman, antar saudara di selesaikan dengan damai, halus, dan kekeluargaan.

Kenapa memaafkan juga berlapang dada dan melupakan kesalahan ? Boleh jadi, orang bisa memaafkan, namun hatinya sudah kadung terluka sehingga selalu tergiang. Sementara yang di ajaran agama kita, memaafkan dan bisa melupakan dan berlapang dada atas kesalahan orang lain. Semoga dengan ini, persaudaraan dan pertemanan kita bisa kekal selamanya sampai di Surga-Nya (insya Allah).

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud al Atsary hafidzhahullah

_____
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Group WhatsApp: wa.me/62895383230460

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Bagaimana Persaudaraan dan Pertemanan Dapat Langgeng ?"