Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kesalahan Memahami Atsar Umar bin Khattab





Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Pertanyaan:

بــسم اللّٰـه
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ana mau tanya tentang hadits ini ustadz, Umar bin Al-Khattab: Innahu laa islama illa bil jamaah walajamaata illa bil imaroh wala imarota illa bit-toah. "Sesungguhnya tidak ada (tidak terwujud) islam kecuali dengan berjamaah, dan tidak dikatakan berjamaah, kecuali dengan beramir dan tidak dikatakan beramir kecuali bertaat". [HR. Ad-Darami]. Dalam hadis ini tidak ada kata baiat tapi walaupun demikian, baiat sudah menjadi gandengan dengan berjamaah, beramir, bertaat. Jadi, Jamaah, amir, baiat, taat tidak bisa dipisahkan. Pengertian hadist ini wajib berjamaah, beramir, berbaiat, bertaat (selesai kutipan pertanyaan dari akhawat tersebut).

Jawaban:

بــسم اللّٰـه
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Atsar di atas seringkali dijadikan firqah yang menyimpang semisal LDII, NII dan yang sejenisnya untuk meracuni anak muda, khususnya agar bergabung dengan kelompok mereka.

Mereka lalu menyebut kelompoknya sebagai jamaah, pendirinya sebagai Imam, lantas dengan dalil di atas mereka wajibkan yang masuk jamaah mereka untuk berbaiat dan lantas harus taat mutlak pada pimpinanya. Tidak diragukan ini adalah pembodohan dan penyesalan yang sangat berbahaya.

Untuk membantah syubhat itu secara lengkap akan menghabiskan puluhan lembaran halaman. Tapi mengingat keterbatasan waktu, maka sementara ana akan membahas tentang riwayat di atas dulu.

Apakah riwayat di atas shahih dari Umar bin Khathab radhiallahu ‘anhu seperti yang ditulis oleh penanya di atas? Kalau ditakdirkan atsar di atas shahih, maka apakah benar maknanya membaiat pimpinan organisasi islam tertentu?

Dalam kesempatan kali ini ana fokus menyoroti penjelasan riwayat di atas, shahih atau tidak. Berikut uraiannya,

Redaksi Atsar Tersebut


Umar bin Khathab radhiallahu ‘anhu berkata:

إِنَّهُ لاَ إِسْلاَمَ إِلاَّ بِجَمَاعَةٍ ، وَلاَ جَمَاعَةَ إِلاَّ بِإِمَارَةٍ ، وَلاَ إِمَارَةَ إِلاَّ بِطَاعَةٍ

"Sesungguhnya tidak ada Islam kecuali dengan berjamaah dan tidak ada jamaah kecuali dengan adanya keamiran dan tidak ada keamiran kecuali dengan taat". [HR. Ad Darami 257, Ibnu ‘Abdil Barr dalam Jaami’u Bayaan 326]

Mata Rantai Atsar Diatas Dan Derajatnya


Ada beberapa nama perawi atsar di atas yang bermasalah, diantaranya:

1) Rawi yang bernama بقية بن الوليد بن صائد بن كعب بن حريز (Baqiyyah bin Al-Waliid bin Sho'id bin Ka'ab bin Hariiz)

Sebenarnya ia rawi yang cukup dapat dipercaya, tetapi ia dikenal juga sebagai tukang tadlis (menyamarkan riwayat). Hal ini diantaranya dikatakan oleh Abu Hatim bin Hibban rahimahullah yang menyebutnya sebagai:

ثقة مأمونا، ولكنه كان مدلسا

"Kokoh, terpercaya, hanya saja ia orang yang suka melakukan tadlis (menyamarkan riwayat)". [Tahdziibul Kamaal no.738]

Karena itu ahli hadits tidak menerima riwayatnya jika ia menerimanya dari rawi yang tidak masyhur.

2) Rawi yang bernama صَفْوَانُ بْنُ رُسْتُم (Shofwaan bin Rustum)

Adz Dzahabi rahimahullah telah menyebut Shofwaan bin Rustum ini sebagai rawi yang majhul (tidak dikenal identitasnya). Sementara Al-Azdi rahimahullah bahkan menyebutnya "Munkarul Hadits". (Miizaanul I’tidaal II:316 no.3897)

3) Abdur Rahman bin Maysaroh menerima hadits ini dari Tamiim Ad-Daari radhiallahu ‘anhu. Padahal Abdur Rahmaan bin Maysaroh ini tidak pernah bertemu dengan Taamin Ad-Daari radhiallahu ‘anhu. Jadi di sini ada keterputusan sanad.

Dengan demikian atsar di atas bagaimana akan dinyatakan shahih ? Bahkan andai pun atsar di atas dikategorikan shahih, maka makna jamaah di sini bukan jamaah yang menisbatkan pada islam.

Dan keamiran di sini bukan keamiran pendiri kelompok atau organisasi, tetapi amir pimpinan pemerintah islam yang sah, legal. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh para Ulama saat menafisrkan hadits-hadits shahih terkait ketaatan dan baiat pada amir. Jadi tidak ada sama sekali hubungannya dengan baiat pada tokoh Shufi, baiat pada tokoh pergerakan, baiat pada pemimpin organisasi islam, baiat pada pendiri LDII, NII, Ikhwanul Muslimin, Firqah Tabligh dan sebagainya. Bahkan baiat kepada itu semua termasuk bid'ah yang munkar dan haram.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

_____
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1
Group WhatsApp: wa.me/62895383230460
Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
Web: dakwahmanhajsalaf.com
Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
Facebook: http://fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

29 komentar untuk "Kesalahan Memahami Atsar Umar bin Khattab"

  1. Hanya kelompok salafi yang masuk surga yg lainnya masuk neraka?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepertinya begitu. semua2 diserangnya, meski kebanyakan analisis terhadap haditsnya lemah.

      Hapus
    2. WKWKWKWKW kapan islam bisa bersatu kalo penimba ilmunya saja sudah memeta metakan dan menggolong-golongkan islam itu sendiri... HARUSNYA KITA BERSATU BRADER, SUPAYA NANTI KITA WAFAT INSYAALLAH KITA SEMUA BERBARIS DI BARISAN YANG SAMA DENGAN RASULULLAH. Bukan pada ribut di forum kaya gini

      Hapus
  2. Hanya Islam Jamaah - LDI...yg masuk Sorga, yg di luar golongan neraka ? Sadarlah kaum ashobiyah.

    BalasHapus
  3. YG PANTAS MENYANDANG MANHAJ SALAF ITU HARUSNYA NU

    BalasHapus
  4. setan dia dia yang menyesatkan. tanpa melihat siroh. dasar iblisss...

    BalasHapus
  5. Hahahaha ketahuan banget plin plan hukumnya si wahabrot ini..yg mana yg bener ttg atsar dhoif ato shahih kok di bantah sendiri...!beragama kok dlm keraguan..adapun kl hadis ini shohih yg dimaksud adalah pemimpin yg punya negara,sy mau tanya nabi muhammd,abu bkar umar ali usman punya negara apa namanya???😂😂😂😂😂😂terus Presiden adalah imam sebenarnya berarti SBY adalah mantan amirul mukminin donk...dalil darimana lagi tuh koo ada yg namanya mantan amirul mukminin dan IBu megawati juga mantan amirul mukminin juga yah...dasar salaf bodong.!!!coba tanya ulama shalafusholih ada gak jaman nabi dan beliau punya mantan amirul mukminin...??dan perempuan pula boleh jadi amir hahahha otak somplak jenggot panjang jidat hitam kek iblis aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. anda bicara seolah anda pencipta makhluk saja, mengatai mereka iblis.
      jangan2 memang anda ini setannya.
      perbedaan pendapat boleh, tapi tidak mengata2i sesama juga kali.

      Hapus
    2. Nabi muhammad,bakr,umar,usman,ali brati jg mantan amirul mukminin dong??? jahill kok gak ilang2!!

      Hapus
    3. Hadits darimi 253-257 ini tu bab kewarganegaraan bukan bab untuk golongan..... Apalagi golongan buatan... Kecil lagi

      Hapus
  6. Kalo hadits itu benar maka terimalah,tp jika hadits itu do'if,munkan maka tinggalkan,jangan dibiken ribet dan saling menjelekan sesama umat islam

    BalasHapus
  7. Dalil wajibnya berjamaah masih banyak loh, bukan cuma ini wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, seringkali hawa nafsu memang mengalahkan akal.
      atsar yg dibahas disini, hanya 1, sementara pembahasan mengenai jama'ah dan imamah begitu banyak dan lengkap. pembahasan disini bahkan tidak merepresentasikan pandangan syaikhul islam ibnu taimiyah maupun lainnya.

      Hapus
  8. yg sebenar nya hadist astar itu klo di lihat waktu itu umar bin khotob keadaan jadi kholipah apa blm yg jelas nabi sejak hijrah ke madinah orang madinah menyerahkan tampuk kepemimpinan pd nabi selanjut nya fathul makah berbindobg bondong manusia masuk islam sampai ke penjuru jajirah arab posisi nabi jadi pemimpin umat mengatur umat dalam rangka ibadah pd allah .semua segala permasalahan umat nabi yg ngatur berarti nabi sebagai pemimpin dan untuk melindungi umat dari kedzoliman kaum kapirin dan dalam rangka mendukung penyebaran islam nabi membentuk pasukan perang ,nah di sini nabi posisi nya sebagai pemimpin agama dan pemimpin negara ,karena agama ya umat negara ya rakyat ada nya agama ada nya pemeluk nya (umat)ada nya negara karena ada nya rakyat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu pengajian ulamakmu dibubarkan orang, amirmu kemana perlindungan apa yg kmu dapat dari amirmu itu

      Hapus
  9. Salah satu ciri akhir jaman, ini bukti kalo penulis ini adalah ulama su'(sesat)
    Yg menyeru kepada pintu" neraka jahannam

    BalasHapus
  10. Se dhoif2 hadis, jauh lebih baik dari berita koran, berita majalah. Saya meyakini bahwa Umar jauh lebih hebat dari ulama2 sekarang. Saya meyakin pula bila antar umat atau ormas Islam saling membangun ukhuwah Islamiyah ..dan hindarkan perbedaan tafsir in sya Allah Islam akan strong di negeri ini. Mari wujudkan negara yang baldatun thoyyibatun warobbun ghofuur. Afwan

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh ini orang gak tau apa arti dari hadist lemah atau hadist palsu, kalau disebut hadist lemah itu berarti apa yang ditulis dalam hadist ini SANGAT DIRAGUKAN kebenarannya berasal dari perkataan Umar Bin Khottob, kok and masih ngotot menyebut ini perkataaan Umar... pantesan kalau kayak gini pemahamannya orang LDII

      Hapus
  11. Yg jadi masalah ketika kalian berdebat tapi tetap miskin

    BalasHapus
  12. Dalil wajibnya berjamaah banyak bukan hanya 1, oke dalil itu katakan saja dhaif tp ada dalil lain yg sahih yg mengatakan berjamaah wajib mereka malah ketawa baca penjelasan ini karena membantah dalil bkn dengan dalil lg. Bukan kah salafi terkenal dgn dalil2nya? Teman sy salafi sengaja nyerang anak ldii dgn penjelasan diatas tp di skak dgn dalil wajibnya berjamaah yg lain alhasil malu dia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba sampaikan satu2 hadistnya, dan masalahnya adalah semua hadist itu ditafsirkan LDII kepada Jamaah Keamiran versi mereka, termasuk makna HUM dalam Alquran dimaknai dengan orang kafir, yaitu orang2 diluar jamaah LDII

      Hapus
  13. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Apa yang salah kalau ada dalil nya...
    Berjamaah untuk menegakkan hukum Allah
    Lantas Dimana salah ny.. Dimana pembodohan nya

    BalasHapus
  14. Syukron pnjelasan nya

    BalasHapus
  15. Jangan lupakan
    Rukun Islam ada 5
    dari sabda Nabi saw (Hadist shoheh)
    Jangan jadikan dasar Islam dari ucapanUmar bin khotob La Iislama illa biljamaah (Hadist Dhoif)

    BalasHapus
  16. Seru bangeet.. percakapan ini sampai
    buat aseng², ath3is²me, yehudi$²me, dan m2rk zuk€kberk dkk. nya tepuk tangan 👏. Selamat atas kesombongan anda yg menang dalil disini

    BalasHapus
  17. Coba tonton serial Omar bin Khattab episode 18 n 22 ada amir yg membaiat org2 islam. Bentuk islam yg original, klo presiden adl amir, apa kmu yakin nabi Muhammad mau jadi saksi keislaman mu dg kmu beramir pd presiden?

    BalasHapus

Berkomentarlah dengan bijak