Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TUMAL HAKIM (Sebuah Nasehat Pentingnya Belajar Dengan Guru, Dan Adab-Adab Yang Di Tinggalkan Penuntut Ilmu Atas Mereka (Guru), Saat Ini)




Berkata syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah :
(di riwayatkan) Imam ibnu Hayyan sering melantunkan syair di bawah ini:

• يظن الغمر ان الكتب تهدى
 اخافهم لإدراك العلوم
• وما يدرى الجهول بأن فيها
غوامض حيرت عقل الفهيم
• إذا رمت العلوم بغير شيخ
ضللت عن الصراط المستقيم
• وتلتبس الأمور عليك حتى
تصير اضل من توما الحكيم

• Orang yang bodoh menyangka bahwasanya kitab bisa membuat orang yang pandai memperoleh ilmu
• Orang yang bodoh itu tidak tau
Bahwa dalam kitab itu banyak kesulitan yang bisa membingungkan akal
• Kalau engkau menginginkan ilmu tanpa guru
Niscaya engkau tersesat dari jalan yang lurus
• Dan banyak masalah yang rancu bagimu
Dan engkau akan lebih tersesat dari "Tumal Hakim".
(Syarah hilyah thalibil ilmi syaikh muhammad shalih utsaimin 103)

Imam ibnu Khaldun rahimahullah dalam Muqodimahnya:

من لم يشافه عالما بأصوله
يقينه فى المشكلات ظنون

"Barang siapa tidak belajar dasar dasar ilmu langsung dari ulama
Maka, kesimpulan kesimpulan yang di yakininya dalam banyak masalah yang sulit sebenarnya hanya dugaan dugaan semata.
(Muqodimah ibnu khaldun 551)

MEMULIAKAN GURU DENGAN BAIK, SIFAT YANG TELAH HILANG DARI SEBAGIAN PENUNTUT ILMU

DAN SIKAP PADA GURU DI ANTARA BERLEBIHAN DAN MEREMEHKAN

(Kami ringkas dari bab ke tiga kitab hilyah)

Berkata syaikh Bakr bin Abdullah abu zaid rahimahullah dalam kitab hilyahnya:
Karena dasar keilmuan tidak dapat di peroleh dengan belajar sendiri dari kitab, namun dari bimbingan guru yang akan membuka pintu pintu ilmu baginya, agar engkau selamat dari kesalahan dan ketergelinciran

karena itu, hendaknya engkau jaga kehormatannya, yang mana hal itu adalah tanda keberhasilan, kesuksesan, serta engkau mendapat ilmu dan taufiq

Jadikan gurumu orang yang engkau hormati, hargai, agungkanlah dan berlemah lembutlah, berlaku sopan...

Jangan banyak bicara dan berdebat dengannya...
Jangan ngotot untuk mendapat jawaban darinya...
Janganlah engkau memangilnya dengan namanya saja atau dengan gelarnya saja...

...Bersikap memuliakan majelis ilmu, dan nampakkanlah kegembiraan dan bisa mengambil faidah saat belajar

Dan saat engkau menemukan kesalahan gurumu atau kebimbangannya, jangan jadikan alasan untuk meremehkannya, karena itu bisa menjadi sebab engkau tidak mendapat ilmu, dan siapakah orang yang tidak pernah bersalah ?

Hati hati jangan sampai membuat gurumu gusar hindari perang urat syaraf dengannya, dalam arti jangan menguji kemampuannya keilmuan atau ketabahan hatinya

Kalau engkau belajar pada guru lain, hendaknya engkau meminta ijinnya, karena sikap ini menunjukkan kecintaanmu padanya, serta membuatnya mencintai dan menyayangimu

.... Dan ketahuilah bahwa dengan kadar (seberapa) engkau menjaga kehormatan gurumu, maka engkau akan mendapat kesuksesan dan keberhasilan, sebaliknya, bila engkau meremehkannya, maka di situlah tanda kegagalan.

Saya memohon kepada Allah taala, semoga melindungimu dari perbuatan orang 'ajam (selain orang arab), juga ahli thariqoh, serta ahli bidah di masa ini

Di antaranya sikap tunduk (pada guru) yang keluar dari batasan syar'i

Misalnya, menjilat tangan guru, mencium pundaknya (dalam etika sufi), memegang tangan guru (saat salaman) dengan kedua tangannya, begitu juga menundukkan badan saat bersalaman, serta mengunakan kalimat yang merendahkan diri (dalam etika sufi) yang biasa di gunakan untuk menunjukkan status pembantu dan budak

.... Guru adalah adalah tauladan dalam akhlak dan dan perangai, sedang masalah belajar ilmu (darinya) adalah laba belaka (masalah lain lagi)

Hanya saja, jangan sampai kecintaamu pada guru menyebabkan engkau jatuh pada perbuatan tercela tanpa engkau sadari (sebagaimana orang orang sufi memberlakukan mursyid thariqohnya)

... Karena gurumu menjadi seorang mulia dengan ilmunya (bukan dengan penghormatan berlebih)

Aktifitas seorang guru (dalam memberi pelajaran) haruslah sebatas kemampuan pelajar dalam mendengar, konsentrasinya, dan batasan ia menerima pelajaran darinya

Oleh karena itu (ini untuk murid yang lain), berhati hatilah jangan sampai (engkau) menjadi sebab terputusnya ilmu, karena rasa malas, patah semangat, menyerah, dan menyebabkanmu berfikir yang tidak tidak

Imam khatib Baghdadi rahimahullah berkata
"hak ilmu (untuk di berikan) itu hendaknya tidak di berikan kecuali pada yang mencarinya, tidak di berikan kecuali pada orang yang menginginkannya, bila seorang pengajar, melihat rasa enggan dari muridnya, hendaknya ia diam (berhenti dari meneruskan pelajaran)..."
(Di ringkas dari kitab  حلية طالب العم)

Catatan :
makna tumal hakim memiliki cerita tersendiri, tapi dalam pembahasan ini, kami sebut saja sebagai seorang jahil yang berlagak bijaksana. Naam.

semoga Allah taala memberi kita ilmu yang bermanfaat, dan keikhlasan hati.


Penulis: Ustadz abu abd rahman bin muhammad suud al atsary

🔰 @Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram     : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp  : 089665842579
🌐 Web              : www.dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram    : bit.ly/Akhwat_Sallafiyah
🇫 Fanspage      : fb.me/DakwahManhajSalaf1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

1 komentar untuk "TUMAL HAKIM (Sebuah Nasehat Pentingnya Belajar Dengan Guru, Dan Adab-Adab Yang Di Tinggalkan Penuntut Ilmu Atas Mereka (Guru), Saat Ini) "

  1. Gausah ditambah tambahin kebencian, memuliakan guru gk ada batasnya yg di contohin memegang tangan guru (saat salaman) dengan kedua tangannya, begitu juga menundukkan badan saat bersalaman, serta mengunakan kalimat yang merendahkan diri (dalam etika sufi) yang biasa di gunakan untuk menunjukkan status pembantu dan budak, semua itu saya di ajarin sma org tua dirumah, masih batas wajar.

    BalasHapus

Berkomentarlah dengan bijak