Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sunnah Makan Sambil Berbincang-Bincang





Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Banyak yang menyangka bahwa saat makan hendaklah utamanya sambil diam tak sambil mengobrol. Tuntunan ini sama sekali tak ada dalam sunnah.

Bahkan justru menyelisihi sunnah. Perhatikan hadits berikut , dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menceritakan:

أُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا بِلَحْمٍ ، فَرُفِعَ إِلَيْهِ الذِّرَاعُ ، وَكَانَتْ تُعْجِبُهُ ، فَنَهَسَ مِنْهَا نَهْسَةً فَقَالَ: أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Suatu hari dihidangkan sekerat daging untuk Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Lantas ditawarkan kepada beliau kaki depan (hewan), bagian yang beliau paling suka. Beliaupun menggigitnya dengan satu gigitan kemudian (di saat beliau makan daging tersebut) beliau bersabda: ‘Sesungguhnya aku adalah penghulu seluruh manusia di hari kiamat kelak". [HR. Bukhari no. 3340 dan Muslim no.194]

Hadits di atas jelas menunjukkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat makan sambil bicara/mengobrol.

Perhatikan pula hadits berikut, dari Jaabir bin ‘Abdillah radhiallahu ‘anhu mengisahkan:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلَ أَهْلَهُ الْأُدُمَ ، فَقَالُوا: مَا عِنْدَنَا إِلَّا خَلٌّ . فَدَعَا بِهِ فَجَعَلَ يَأْكُلُ بِهِ وَيَقُولُ: نِعْمَ الْأُدُمُ الْخَلُّ ، نِعْمَ الْأُدُمُ الْخَلُّ

"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada keluarganya tentang lauk yang tersedia. Keluarga beliau menjawab: "Kami tak memiliki lauk apapun selain cuka". Maka, beliau meminta untuk dihidangkan dan beliau mulai menyantapnya seraya berkata: Sebaik-baik lauk adalah cuka. Sebaik-baik lauk adalah cuka". [HSR. Muslim no.2052]

Hadits ini juga menunjukkan saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam makan, beliau sambil bicara.

Berdasarkan hadits itu, maka Imam Nawawi rahimahullah menyimpulkan:

وَفِيهِ اِسْتِحْبَاب الْحَدِيث عَلَى الْأَكْل تَأْنِيسًا لِلْآكِلِينَ

"Hadits ini menunjukkan anjuran berbincang-bincang ketika makan, agar lebih menyenangkan". (Syarh Shahih Muslim VII: 14)

Sementara Ibnul Qoyyim rahimahullah menegaskan:

وكان يتحدث على طعامه كما تقدم في حديث الخل

"Nabi shallalllahu ‘alaihi wa sallam berbincang-bincang ketika makan sebagaimana pada hadits tentang cuka". (Zadul Ma’ad II:366)

Imam Nawawi rahimahullah juga mengutip perkataan Imam Ghozali rahimahullah dalam masalah ini:

من آداب الطعام أن يتحدَّثوا في حال أكله بالمعروف، ويتحدّثوا بحكايات الصالحين في الأطعمة وغيرها

"Termasuk adab makan adalah sambil berbincang membicarakan hal-hal yang baik saat makan, membicarakan kisah orang-orang yang shalih dalam makanan dan lainnya". (Al Adzkar hlm.234)

Jadi bila makan sambil bicara hal yang baik, itu jadi baik. Kalau bicara yang buruk apalagi munkar, maka baik saat makan maupun di luar makan tentu saja terlarang. Karenanya Syaikh al Albani rahimahullah menyatakan:

الكلام على الطعام كالكلام على غير الطعام ؛ حسنه حسن ، وقبيحه قبيح

"Berbicara saat makan itu sama saja seperti bicara saat tidak makan. Jika yang dibicarakan adalah perkara baik, maka itu baik dan jika yang dibicarakan itu adalah hal buruk maka buruk". (Silsilah al Hudaa wan Nuur nomer kaset I/15)

Kesimpulan, tidak benar adanya anjuran makan sambil diam, bahkan utamanya makan sambil berbicara/ngobrol. Tentu saja ngobrol itu dikembalikan pada jenis obrolannya, jika yang baik akan baik, bila jelek akan jelek.

Rujukan dari https://islamqa.info/ar/142516 dengan penyederhanaan, penambahan, dan tata ulang dari kami sendiri (-BERIK SAID-)

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

_______
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Group WhatsApp: wa.me/6289665842579

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Sunnah Makan Sambil Berbincang-Bincang"