Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kebid'ahan Harus Dijelaskan Bukan Di Diamkan






Oleh Ustadz Berik Said hafizhahullah

Sebuah jawaban tuntas dan tegas -InsyaAllah- khususnya bagi para penganut madzhab bunglon!

Tahukah kamu manhaj yang lebih buruk dari Ahlul bid'ah itu sendiri ? Mereka itu adalah siapapun yang mendiamkan kebid'ahan -padahal ia mampu untuk membantahnya-, bahkan terkesan memberikan pembelaan kepada mereka yang jelas melontarkan kebatilan atau kebid'ahan dan syubhatnya. Parahnya mereka yang memberikan pembelaan tersebut menganggap pembelaan tersebut sebagai adab islami bernilai tinggi menjaga lisan dari ghibah!

Demi Allah, tindakan mendiamkan bahkan terkesan seakan akhirnya lebih mendukung para pelontar syubhat atas nama menjaga adab islam jauh lebih buruk dari si pelontar syubhat itu sendiri. Mengapa ?

Pertama, apakah kita tidak tahu penyebab utama dilaknatnya Yahudi ? Jika belum tahu maka bacalah ayat berikut:

لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ

"Orang-orang Kafir dari Bani Israil telah dilaknat dengan lisan Dawud dan Isa putra Maryam. Hal itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain tidak melarang tindakan Munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu". (QS. Al-Maidah: 78-79)

Perhatikan Ayat diatas, tegas menyebutkan penyebab utama dilaknatnya Bani Israil adalah karena mereka satu sama lain tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat.

Apa maksudnya ? Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan:

أَيْ كَانَ لَا يَنْهَى أَحَدٌ مِنْهُمْ أَحَدًا عَنِ ارْتِكَابِ الْمَآثِمِ وَالْمَحَارِمِ، ثم ذمهم على ذلك ليحذر أن يرتكب مثل الذي ارتكبوه

"Yakni satu sama lainnya tidak mau melarang perbuatan dosa dan haram yang mereka perbuat'. (Tafsir Ibnu Katsir III:145)

Dan Allah menyebut perbutan itu sebagai amat jelek.

Jika telah jelas demikian, maka ana ingin tanyakan, bid'ah itu termasuk kemungkaran bukan ? Bukankah bid'ah adalah termasuk kemungkaran sangat besar yang berulang kali diperingatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan amat dibenci beliau ?

Maka, bagaimana mungkin mengingkari kebid'ahan justru oleh para pendukungnya, walau boleh jadi mereka tidak menyatakan secara langsung sebagai pendukung ahlul bid’ah atau syubhat tersebut dianggap bagian kurang menjaga adab islami dan tidak mampu menjaga lisan dari kata-kata yang jelek dan bahkan kadang dianggap memperkeruh suasana dan memecah-belah barisan kaum kaum muslimin ? Lalu ayat diatas hendak dikemanakan ?

Jika dikatakan ayat diatas ditujukan kepada Yahudi, bagaimana lalu diterapkan kepada yang sesama muslim ?

Untuk menjawab syubhat ini, maka cukup perkataan Ibnu Katsir rahimahullah setelah menjelaskan maksud ayat yang kami kutipkan diatas, maka beliau lalu berkata:

ثم ذمهم على ذلك ليحذر أن يرتكب مثل الذي ارتكبوه

"Allah mencela mereka atas perbuatan itu agar dijadikan pelajaran dan peringatan bagi yang lainnya, untuk tidak melakukan semisal itu." (idem)

Ana ingin bertanya, Allah Ta’ala menyebut orang yang mendiamkan dosa dan perbuatan haram termasuk tentu didalamnya bid’ah dan syubhat sebagai apa ? Apakah sebagai adab islami bernilai tinggi dan menjaga lisan dari perkataan buruk, ataukah amat jelek apa yang mereka lakukan.

Ya Allah, bagaimana mungkin perkara yang sesederhana ini saja tidak mereka fahami, lalu ikut bicara yang kesannya justru membiarkan dan bahkan membela pelontar bid’ah dan syubhat, sementara pengeritiknya yang dituduh macam-macam. Dan mereka seakan-akan memposisikan sebagai makhluk beradab yang menjaga lisan dari keburukan. Subhaanallah. Bagaimana Allah sampai menjadikan kita ngawur semacam ini.

Kedua, Allah Ta’ala berfirman:

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُون

"Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, kami (Allah) menyelamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan munkar, dan kami timpakan kepada orang yang berbuat dzalim siksaan yang keras disebabkan mereka selalu berbuat fasik". (QS. Al-A’raf: 165)

Kami ingin bertanya, bukankah bid'ah dan syubhat adalah kefasikan/kejelekan dan bahkan sumber utama kefasikan ? Jika demikian, maka siapakah yang akan Allah selamatkan dari adzab-Nya jika Allah hendak mengadzab suatu kaum yang fasik ?

Apakah mereka yang justru jangan kata mengingkari terang-terangan bid'ah dan syubhat, bahkan sekedar meng-like atas orang yang mengingkari bid'ah saja terlihat keberatan, dan parahnya menganggapnya sebagai tidak membawa adab islam, arogan, memecah belah umat, ataukah mereka yang mengingkari dan menjelaskan kepada umat akan jeleknya bid’ah dan syubhat ?

Ketiga, perhatikan apa yang dikatakan Ibnu Taimiyyah rahimahullah berikut: “Orang yang menyeru kepada kebid'ahan berhak mendapatkan sanksi berdasarkan kesepakatan seluruh kaum muslimin. Sanksi tersebut dapat berupa hukuman mati, seperti hukuman mati yang telah diterapkan pada Jahm bin Shofwan, Al Ja'du bin Dirham, Ghailan Al Qadari dan yang lainnya. Andaikata tidak memungkinkan dijatuhi sanksi, namun kebida'han harus tetap dijelaskan kepada ummat. Sebab hal itu bagian dari amar ma'ruf nahi munkar yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya". (Majmu’ Fatawa XXXV :414)

Lihat, sekali lagi perkataan Ibnu Taimiyyah rahimahullah diatas, terutama pada kalimat namun kebida'han harus tetap dijelaskan kepada ummat. Harus dijelaskan, bukan didiamkan apalagi atas nama menjaga adab islami dan menjaga lisan.

Jadi sebenarnya Ulama mana yang diikuti penganut madzhab bunglon dan sok paling bijaksana itu ? Maka apakah mereka yang selama ini terkesan alergi terhadap semua jenis tahdzir dan bahkan menyangka dengan sikapnya itu sebagai bentuk menjaga adab islami dan menjaga lisan ini lebih beradab dan lebih mampu menjaga lisannya dibandingkan Ibnu Taimiyyah rahimahullah.

Sungguh sebenarnya ingin kami tuliskan puluhan bahkan ratusan perkataan para Ulama dalam masalah ini jika saja ana memiliki waktu yang luang. Namun biarlah sementara ana cukupkan sampai disini dulu.

Maka ana katakan, mereka yang membenci orang yang mengingkari para ahlul bid'ah, kedudukannya jauh lebih buruk dari ahlul bid'ah itu sendiri, apalagi jika dengan bersyubhatkan adab islami dan menjaga lisan, dan sebagainya dengan maksud agar kita tak menjelaskan syubhatnya ahlul bid’ah.

Sungguh mereka adalah pembawa bisa yang amat berbahaya, maka waspadalah. Semoga Allah memaafkan kita semua dan mengarahkan kita semua kembali ke manhaj yang haq, yakni manhaj Salafush Shalih, dan beragama bukan berdasarkan perasaan semata, tetapi harus berdasarkan dalil yang shahih dan sharih berdasarkan pemahaman Salafush Shalih, Aamiin.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
🎥 Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1
📱 Group WhatsApp: wa.me/62895383230460
📧 Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
🌐 Web: dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
🇫 Facebook: http://fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Kebid'ahan Harus Dijelaskan Bukan Di Diamkan"