Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Benarkan Sebelum Berkendaraan Dianjurkan Membaca Bismillahi Majreeha Wa Mursaaha







Oleh Ustadz Berik Said hafizhahullah

Allah Ta’ala berfirman:

وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

"Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya". Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(QS. Huud: 41)

Oleh sebagian orang ayat di atas dijadikan dalil disunnahkannya saat menaiki kendaraan untuk membaca:

بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Padahal tidak seperti itu maksudnya. Ibnu Jarir rahimahullah saat menafsirkan ayat di atas berkata:

بمعنى: بسم الله عند إجرائها وإرسائها، أو وقت إجرائها وإرسائها، فيكون قوله: بسم الله، كلامًا مكتفيًا بنفسه، كقول القائل عند ابتدائه في عمل يعمله: بسم الله

"Maknanya, ucapkanlah Bismillah ketika tengah berlayar dan saat berlabuh (mendarat), atau sewaktu memulai berlayar atau sewaktu berlabuh. Maka ucapkan Bismillah saja sudah mencukupi. Sebagaimana perkataan seseorang ketika memulai suatu amalan ia mengucapkan Bismillah." (Tafsir Ath Thabari XV:328)

Penafsiran semakna di atas juga dikatakan oleh Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsirnya IV:322. Jadi Kisah yang terdapat pada ayat di atas bukan berarti sunnahnya membaca "Bismillahi Majreeha Wa Mursaaha Inna Rabbii Laghafuurur Rahiim".

Syubhat


Ada yang menyunnahkan bacaan ketika menaiki kendaraan "Bismillahi Majreeha Wa Mursaahaa". dengan dalil hadits berikut.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أمانٌ لأُمَّتي منَ الغرَقِ إذا ركِبوا البحرَ أن يقولوا: بِسْمِ اللهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ، وَمَا قَدَرُوا اللهَ حَقَّ قَدْرِهِ... الآية

“Keselematan umatku dari tenggelam saat di laut yakni (dengan cara) hendaklah ia mengucapkan: "Bismillahi Majreehaa Wa Mursaahaa, Inna Rabbii Laghafuurur Rahiim". Dan ayat: "Wa Maa Qadarullaha Haqqo Qodriih  (sampai akhir ayat -pent)".

Hadits di atas diketengahkan oleh Abu Ya’la dalam Musnad Al Firdaus 1667, Thabrani dalam Al-Ausath VI:164 bersumber dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu. Juga ada yang bersumber dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu.

Hadits di atas parah keadaannya. Dalam sanadnya terdapat rawi yang bernama جبارة بن المغلس الحماني (Jabaroh bin Al-Mughlis Al-Himaanii) dimana Ad-Daraquthni menyebutnya matruk (harus ditinggalkan haditsnya), dan Yahya bin Ma’ien mengatakan sebagai seorang pendusta. (Tahdziibul Kamal no. urut rawi: 891)

Juga terdapat rawi yang bernama يَحْيَى بن العلاء البجلي أَبُو سَلَمَة (Yahya bin Al-Allaa Al-Bajili Abu Salamah) seorang periwayat hadits yang oleh Imam Abu Ahmad bin Adi Al Jirjani rahimahullah dikatakan sebagai hadits-haditsnya tidak boleh diikuti dan semuanya tidak terpelihara". Abu Hatim rahimahullah menyebutnya: "Bukan rawi yang kuat". (Tahdziibul Kamal no. urut rawi: 6895)

Juga terdapat rawi yang bernama مروان بن سالم الغفاري أَبُو عَبْد الله الشامي (Marwaan bin Saalim Al Ghifaari Abu Abdillah) yang oleh Imam Zakariyya bin Yahya as Saajii rahimahullah disebut sebagai pendusta, pemalsu hadits". (Tahdziibul Kamal no. urut rawi: 5873)

Tidak heran, maka para kritikus menghukumkan hadits di atas sebagai lemah, bahkan palsu. Hal ini diantaranya ditegaskan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Dha’iful Jaami’ 1248.

Jadi, Apa Doa Saat Akan Berlayar?


Doanya sama seperti seseorang akan menaiki kendaraan lainnya dan doa saat safar. Yakni selain membaca bismillah juga disunnahkan kelengkapan doa dengan membaca doa yang ana sebutkan di bawah dengan doa berikut:

سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

"Maha Suci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami".

Hal ini berdasarkan Firman Allah berikut:

وَالَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْفُلْكِ وَالْأَنْعَامِ مَا تَرْكَبُونَ. لِتَسْتَوُوا عَلَى ظُهُورِهِ ثُمَّ تَذْكُرُوا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

"Dan yang menciptakan semua yang berpasang-pasang dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi. Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya. Dan supaya kamu mengucapkan Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami". (QS. Zukhruf: 12-14).

Ayat di atas jelas menunjukkan apa yang dibaca seseorang ketika ia telah berada di kendaraannya. Didukung hadits berikut:

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اسْتَوَى عَلَى بَعِيرِهِ خَارِجًا إِلَى سَفَرٍ، كَبَّرَ ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika naik ke untanya untuk safar, beliau bertakbir 3x, kemudian mengucapkan:

سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا، وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا، وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ، وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ، وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ

 Maha Suci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah kami memohon kebaikan dan ketaqwaan dalam safar kami dan keridhaan dalam amalan kami. Ya Allah mudahkanlah safar kami ini. Lipatlah jauhnya jarak safar ini. Ya Allah Engkaulah yang menyertai kami dalam safar ini, dan pengganti yang menjaga keluarga kami. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan safar ini, dari pemandangan yang menyedihkan, serta dari tempat kembali yang buruk baik dalam perkara harta dan perkara keluarga". [HSR. Muslim no. 1342]

Kesimpulannya, membaca dzikir khusus sebelum berlayar dengan menggunakan redaksi "Bismillahi Majreeha Wa Mursaahaa" adalah termasuk perbuatan bid'ah. Adapun yang sunnah adalah seperti apa yang telah kami jelaskan di atas.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

_____
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1
Group WhatsApp: wa.me/62895383230460
Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
Web: dakwahmanhajsalaf.com
Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
Facebook: http://fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Benarkan Sebelum Berkendaraan Dianjurkan Membaca Bismillahi Majreeha Wa Mursaaha"