Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Muslim Tidak Rekreasi Ke Candi






Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Mungkin diantara kita masih ada yang suka pergi rekreasi ke negeri-negeri kafir/musyrik atau di negeri kita sendiri ke daerah yang di situ dikenal sebagai daerah yang penuh dengan kemusyrikan, seperti di Bali, Candi atau di tempat yang di situ dianggap tempat keramat yang penuh kemusyrikan yang dijadikan objek wisata.

Ini dapat merusak parah akidah kita walau hanya berniat sekedar rekreasi dan tak berniat mendukung kemusyrikan yang diperbuat mereka. Ini termasuk tindakan Az Zuur yang terkategorikan haram besar.

Perhatikan ayat berikut, saat Allah menyebut ciri-ciri dari hamba-Nya yang baik, maka diantaranya Dia menyatakan:

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِراماً

"Orang-orang yang tidak menyaksikan “Az Zuur“. Dan jika mereka menemuinya, mereka melewatinya dengan wibawa dan mulia”. (QS. Al Furqan: 72)

Apa Itu Az Zuur


Pengertian Az Zuur pada ayat di atas salah satunya adalah sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Katsir rahimahullah berikut:

قال أبو العالية وطاوس وابن سِيرِينَ وَالضَّحَّاكُ وَالرَّبِيعُ بْنُ أَنَسٍ وَغَيْرُهُمْ: هِيَ أَعْيَادُ الْمُشْرِكِينَ

Berkata Abul ‘Aaliyah, Thaawuus, Ibnu Siiriin, Ad Dhahaak, Ar Rabi’ bin Anas dan selain mereka rahimahumullah ‘alaihim “Az Zuur adalah menghadiri tempat 'id/perayaan/tempat bersenang-senangnya orang musyrik". (Tafsir Ibni Katsir VI:118)

Ayat di atas menunjukkan bahwa orang beriman tak sudi menghadiri tempat keramaian orang musyrik, bahkan berupaya sekeras mungkin menghindarinya, bukannya justru berani mengeluarkan uang untuk rekreasi ke sana. Na’uudzu billaahi min dzaalik.

Fatwa Syaikh ‘Abdur Rahmaan bin Nashir Al Barrak hafidzhahullah berkata:

معابد الكفار لا تكاد تخلو من مظاهر الشرك من الأقوال والأفعال والأشكال كالصور والأصنام، فلا يجوز دخولها لمجرد  الفرجة والمشاهدة, لأن ذلك كله من الزور الذي قال الله فيه

"Tempat peribadatan orang kafir pastilah tak akan sepi dari berbagai pemandangan yang berbau praktek kesyirikan, entah itu berupa syirik perkataan, perbuatan, dan berbagai simbol seperti gambar-gambar syirik dan juga berhala/patung, maka tidak diperbolehkan masuk ke sana walau hanya sekedar jalan-jalan dan melihat-lihat saja. Karena hal semacam ini masuk bagian “Az Zuur“.

Allah Ta'ala berfirman:

وَالَّذِينَ لا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَاماً

“Orang-orang yang tidak menyaksikan Az Zuur. Jika mereka menemuinya, mereka melewatinya dengan wibawa dan mulia”. (QS. Al Furqan: 72).

Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْأَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ حُنَفَاءَ لِلَّهِ غَيْرَ مُشْرِكِينَ بِهِ

“Maka jauhilah oleh kalian berhala-berhala yang najis itu dan jauhi (pula) perkataan-perkataan Az Zuur dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia”. (QS. Al Hajj: 30-31)

وكيف تطيب نفس المسلم أن يدخل هذه الأماكن التي يعصى الله فيها ويشرك فيها بالله ويتنقص، ولا يغضب لله، أو يغضب ولا يقدر على التغيير والإنكار

Bagaimana mungkin seorang muslim jiwanya merasa nyaman/tenang dengan memasuki tempat-tempat seperti ini yang di dalamnya terdapat orang-orang yang bermaksiat kepada Allah, berbuat syirik kepada Allah dan merendahkan Allah? Dan (bagaimana mungkin) ia justru tidak marah karena Allah atau marah karena belum sanggup untuk mengubah dan mengingkari kemungkaran tersebut.

ومعلوم أن الذي يدخل هذه الأماكن للتفرج لن يكون له اهتمام بالدعوة والإنكار، بل يكون بارد الحس، ضعيف البراء من المشركين وشركهم

Dan telah maklum bahwa orang-orang yang masuk ke tempat tersebut untuk rekreasi mereka tidak ada gairah untuk berdakwah (tauhid -pent) dan mengingkari kemungkaran. Lebih dari itu bahkan mereka akan cuek saja. Lemah sekali rasa berlepas diri mereka terhadap kaum Musyrikin dan kesyirikan.

فلا تكون له أسوة في إبراهيم والذين معه، كما قال سبحانه:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُر ءَآؤاْ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَداً حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ

Dan mereka tidak menjadikan Nabi Ibrahim dan orang-orang yang mengikutinya sebagai teladan bagi mereka. Allah Ta’ala berfirman: "Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia. Ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa-apa yang kamu seru/sembah selain Allah. Kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata kebencian dan permusuhan antara kami dan kamu selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja”. (QS. Al Mumtahanah: 4) https://ar.islamway.net/fatwa/37101

Apakah mereka yang berwisata ke tempat penuh kesyirikan itu akan berani berkata kepada para pelaku kemusyrikan di sekitar situ seperti apa yang dikatakan oleh Nabiyullah Ibrahim ‘alaihimus shalaatu wa sallam dan para Shahabat beliau sebagaimana disebutkan pada ayat diatas? Laa ilaaha illallah. Bahkan kita bersenang-senang disana. Dimana sisa tauhid kita bila demikian.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

______
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1
Group WhatsApp: http://wa.me/6289665842579
Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
Web: dakwahmanhajsalaf.com
Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
Facebook: http://fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

3 komentar untuk "Muslim Tidak Rekreasi Ke Candi"

  1. Assalamualaikum akhi, Mohon maaf sblmnya, tpi saya kurang setuju, Bali dikatakan tempat kemusyrikkan... karena disana terdapat saudara2 kita yg berjuang utk menyebarkan Islam... memang benar non muslim masih mayoritas disana, bnyak budaya yg jauh dari syari'at Islam, namun jika kita dilarang kesana, bagaimana kita membantu saudara2 kita muslimin Bali... kita bisa berkreasi ke kampung Muslim di Bali, menghindari tmpat2 maksiat, bersilahturahmi dgn pejuang2 dakwah disana... bahkan, perjuangan/jihad terbesar di Indonesia, salah satunya adalah dengan berdakwah di Bali... memperkenalkan Islam yg ramah, dan Indah disana...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh..

      Tujuannya berdakwah tentu boleh, yang gak boleh hanya sekedar rekreasi ke tempat-tempat kemusyrikan. Wallahu A'lam
      Silahkan artikelnya dibaca sampe tuntas

      Hapus
    2. Mau dimana aja boleh rekreasi kecuali tempat maksiat,tempat ibadah kaum musyrikin,kaum kafir

      Hapus

Berkomentarlah dengan bijak