Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memperbanyak Takbir Di Sepuluh Awal Dzulhijjah






Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Allah Ta’ala berfirman:

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

"Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah Allah tentukan". (QS. Al-Hajj: 28)

Pada ayat diatas Allah Ta’ala jelas memerintahkan kita untuk banyak menyebut nama Allah di hari yang telah ditentukan.

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu menjelaskan ayat diatas dengan berkata:

الأيَّام المعلومات: أيَّامُ العَشرِ يعني العَشر الأُوَل من ذي الحجَّة

"Hari yang telah ditentukan, yakni sepuluh hari pertama dibulan Dzulhijjah". [HR. Bukhari no.969 secara mu’allaq (tidak mencantumkan rentetan nama perawinya) namun dengan redaksi yang pasti]

Sementara bahkan Imam Baihaqi 10.439 memasukannya (menyambungkan hadits tersebut bukan hanya sampai perkataan Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, tetapi sampai pada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Imam Baihaqi rahimahullah menshahihkannya dalam Syu’abul Iman III:1383. Imam Nawawi rahimahullah menshahihkannya dalam al Majmu’ VIII:382, juga dishahihkan oleh Al-Hafizh rahimahullah dalam At-Talkhish III:941.

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa pernyataan yang sama dengan perkataan Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma ini juga dikatakan oleh Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, Al-Hasan Atha, Ikrimah, Mujaahid, Qatadah dan Imam Syafi’i -dan juga pendapat yang masyhur dari Imam Ahmad rahimahumullah-. (Tafsir Ibnu Katsir V:364)

Lantas apa yang dimaksud menyebut nama Allah pada ayat diatas?

Maka, salah satunya adalah bertakbiran sebagaimana dalil pendukungnya akan disebut pada dalil berikut:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ وَلاَ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ ، فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ

"Tidaklah ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih yang lebih dicintai Allah daripada sepuluh hari ini (di bulan Dzulhijjah), maka perbanyaklah membaca tahlil, takbir dan tahmid". [HR. Ahmad no.5446, Daraquthni dalam Al ‘Ilal XII:376 Thahawi dalam Syarah Musykilul Atsar 2971]

Kata Al Hafizh dalam al Amaali al Muthlaqah 14, Hasan. Kata Ad Dimyathi dalam Al-Mutajir Ar Rabih 153, Jayyid/Bagus. Kata Ahmad Syaakir dalam tahqiqnya atas Musnad Ahmad VII:224, Shahih. Kata Syaikh bin Baaz dalam Hadits al Masaa 248, Hasan. Syaikh Al Albani -rahimahumullah- menghasankan hadist ini lantaran banyaknya jalur pendukungnya dalam Irwa’ul Ghalil III:398-400.

Hadits diatas jelas menunjukkan ditekannya kita bertakbiran mulai dari tanggal 1 Dzulhijjah sampai tanggal 10 Dzulhijjah.

Atsar Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma:

أنّ ابنَ عُمرَ رَضِيَ اللهُ عنهما كان يُكبِّر في أيَّام العَشرِ

"Adalah Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma beliau selalu bertakbiran disepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah". [Atsar di atas diketengahkan oleh Imam Bukhari secara mu’allaq dengan redaksi kalimat pasti sebelum no.969. Ibnu Abi Syaibah memasukannya dalam Al-Mushanaf II:164. Kata Al Albani rahimahullah dalam Irwa’ul Ghalil 651, shahih]

Atsar dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:

أنَّ أبا هُرَيرَة رَضِيَ اللهُ عنه كان يُكبِّرُ في أيَّام العشر

"Sesungguhnya Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu beliau selalu bertakbiran disepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah". [Atsar di atas diketengahkan oleh Bukhari secara mu’allaq dengan redaksi kalimat pasti sebelum no.969, Sementara Abu Bakr Abdil Aziz bin ja’far memasukan hadits di atas dalam Kitabnya As-Syaafii. Syaikh Al Albani rahimahullah menshahihkan dalam Al-Irwa 651]

Dalam suatu keterangan -yang dari Bukhari secara mu’allaq di atas- disebutkan Ibnu ‘Umar maupun Abu Hurairah radhiallahu ‘anhuma bertakbiran disepuluh hari pertama itu sampai di pasar-pasar dan lalu diikuti pula oleh orang banyak.

Maimun Bin Mihron (Ulama masa tabi’in) mengisahkan:

أدركتُ الناسَ وإنَّهم ليُكبِّرون في العَشر، حتى كنتُ أُشبِّهه بالأمواجِ مِن كثرتِها، ويقول: إنَّ الناسَ قد نقَصُوا في تركِهم التكبيرَ

"Aku menjumpai orang-orang (di masa tabi’in) dimana mereka bertakbiran pada sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah. Aku memisalkan mereka seperti gelombang ombak karena banyaknya manusia yang bertakbiran saat itu.

Lantas beliau berkata:

إنَّ الناسَ قد نقَصُوا في تركِهم التكبيرَ

"Sesungguhnya manusia telah dianggap aib, karena mereka meninggalkan takbiran (disepuluh hari pertama Dzulhijjah ini)". (Diketengahkan oleh al Marwaazi dalam Fathul Baari karya Ibnu Rajab rahimahullah VI:112)".

Takbiran mulai tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah ini sifatnya takbiran mutlaq. Artinya setiap orang tanpa dikomandoi boleh bertakbiran sendiri-sendiri, kapanpun dan dalam kondisi bagaimanapun. Semisal dia lagi dirumah, dipasar, dikendaraan, dan sebagainya. Sunnah melantunkan takbiran ini. Bahkan pula sambil duduk, berjalan berbaring dan sebagainya. Dan nanti akan dibahas tersendiri pula insya Allah takbiran khusus Idul ‘Adha dan hari-hari tasyriq.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

_____
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1
Group WhatsApp: http://wa.me/6289665842579
Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
Web: dakwahmanhajsalaf.com
Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
Facebook: http://fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Memperbanyak Takbir Di Sepuluh Awal Dzulhijjah"