Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jalan Golongan Yang Selamat (Bagian 6)






Makna Laa Ilaaha Illallah (Tiada Tuhan Yang Berhak Disembah Kecuali Allah)


Kalimat Laa Ilaaha Illallah mengandung makna penafian (peniadaan) sesembahan selain Allah dan menetapkannya untuk Allah semata.

1. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فاعلم أنه لا إله إلا الله

"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah". (QS. Muhammad: 19).

Mengetahui makna Laa Ilaaha Illallah adalah wajib dan harus didahulukan dari seluruh rukun yang lain.

2. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

من قال: لا إله إلا االله مخلِصا دخل الجنة

"Barangsiapa mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan keikhlasan hati, pasti ia masuk Surga". [HR. Ahmad, hadits shahih].

Orang yang ikhlas ialah yang memahami Laa Ilaaha Illallah, mengamalkannya, dan menyeru kepadanya sebelum menyeru kepada (masalah-masalah) yang lainnya. Sebab kalimat ini mengandung tauhid (pengesaan Allah), yang karenanya Allah menciptakan alam semesta ini.

3. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyeru pamannya Abu Thalib ketika menjelang ajal:

يا عم قل: لا إله إلا االله ، كلمة أحاج لك بها عند الله، و أبى أن يقول: لا
إله إلا االله

"Wahai pamanku, katakanlah, 'Laa Ilaaha Illallah' (Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah), seuntai kalimat yang aku akan berhujjah dengannya untukmu di sisi Allah, namun ia (Abu Thalib) enggan mengucapkan Laa Ilaaha Illallah". [HR. Bukhari dan Muslim].

4. Selama 13 tahun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tinggal di Makkah, beliau mengajak (menyeru) bangsa Arab: "Katakanlah, 'Laa Ilaaha Illallah' (Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah)", namun mereka menjawab: "Hanya satu tuhan?, kami belum pernah mendengar seruan seperti ini?" Demikian itu, karena bangsa Arab memahami makna kalimat ini. Sesungguhnya barangsiapa mengucapkannya, niscaya ia tidak menyembah selain Allah. Maka dari itu mereka meninggalkannya dan tidak mau mengucapkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada mereka:

إنهم كانوا إذا قيل لهم لا إله إلا الله يستكبرون، و يقولون ابنا لتاركوا ءالهتنا لشاعر مجنون ؟ بل جاء بالحق و صدق المرسلين

"Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka, 'Laa Ilaaha Illallah (Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah)', mereka menyombongkan diri, dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan membenarkan Rasul-Rasul (sebelumnya)". (QS. Ash Shaffat: 35-37).

Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

من قال لا إله إلا الله و كفر بما يعبد من دون الله حرم ماله و دمه

"Barangsiapa mengucapkan, 'Laa Ilaaha Illallah' (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) dan mengingkari sesuatu yang disembah selain Allah, maka harta dan darahnya haram (dirampas/diambil)". [HR. Muslim].

Makna hadits di atas adalah bahwasanya mengucapkan syahadat mewajibkan kufur dan mengingkari setiap peribadatan kepada selain Allah, seperti berdo'a (memohon) kepada mayit, dan lain-lainnya. Ironisnya, sebagian orang-orang Islam sering mengucapkan syahadat dengan lisan-lisan mereka, tetapi mereka menyelisihi maknanya dengan perbuatan-perbuatan dan permohonan mereka kepada selain Allah.

5. Laa Ilaaha Illallah adalah asas (pondasi) tauhid dan Islam, pedoman yang sempurna bagi kehidupan (the way of life). Ia akan terealisasi dengan mempersembahkan setiap jenis ibadah hanya untuk Allah. Demikian itu, apabila seorang muslim telah tunduk kepada Allah, memohon kepada-Nya, dan menjadikan syari'at-Nya sebagai hukum dan undang-undang, bukan yang lainnya.

6. Ibnu Rajab rahimahullah berkata: "Al-Ilaah (Tuhan) ialah Dzat yang dita'ati dan tidak didurhakai, dengan rasa cemas, pengagungan, cinta, takut, pengharapan, tawakal, meminta, dan berdo'a (memohon) ke-padaNya. Ini semua tidak selayaknya (diberikan) kecuali hanya untuk Allah. Maka barangsiapa menyekutukan makhluk di dalam sesuatu perkara ini, dimana ia merupakan kekhususan-kekhususan Allah, maka hal itu akan merusak kemurnian ucapan Laa Ilaaha Illallah dan mengandung penghambaan diri terhadap makhluk tersebut sebatas perbuatannya itu.

7. Sesungguhnya kalimat "Laa Ilaaha Illallah" itu dapat bermanfaat bagi yang mengucapkannya, bila ia tidak membatalkannya dengan suatu kesyirikan, sebagaimana hadats dapat membatalkan wudhu seseorang.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة

"Barangsiapa yang akhir ucapannya Laa Ilaaha Illallah, pasti ia masuk Surga". [HR. Hakim, hadits hasan].

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin.

Sumber: Kitab Minhaj al-Firqah an-Najiyah wa Ath-Tha’ifah al-Manshurah (Jalan Golongan Yang Selamat) Karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

🔰 @Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram     : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp  : 089665842579
🌐 Web              : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram    : bit.ly/ittibarasul1
🇫 Fanspage      : fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Jalan Golongan Yang Selamat (Bagian 6)"