Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aqidah & Manhaj -Kaidah Yang Ke 41-



Bahwasanya mereka memandang termasuk wasilah syar’iyyah dalam dakwah adalah berbicara di hadapan manusia sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. Adapun kemudian menyamaratakan dalam mengajak bicara kepada manusia dalam selain perkara-perkara yang sifatnya fardu ‘ain, itu bukanlah manhaj para Nabi.

Tapi terkadang ada sebagian orang, sebagian ustadz tidak membedakan ketika berbicara dengan orang yang sangat awam atau orang yang berkedudukan atau orang berpendidikan, sama saja. Maka, ini jelas bukan manhaj yang benar.

Manhaj yang benar itu melihat dengan siapa kita berbicara, maka kita sampaikan sesuai dengan pemahaman mereka, sesuai dengan keilmuan mereka. Tidak setiap ilmu bisa kita sampaikan kepada setiap orang, terkadang kita tidak menyampaikan dulu kepada sebagian orang karena khawatir akan muncul fitnah.

Allah Ta’ala berfirman:

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ‎إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَنْ يَضِلُّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ  وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

"Serulah dengan jalan Rabb-mu dengan penuh hikmah dan peringatan yang baik dan debatlah mereka dengan yang lebih baik. Sesungguhnya Rabb-mu, lebih tahu tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih tahu tentang orang yang mendapatkan hidayah". (QS. An-Nahl: 125)

Imam Al Bukhari berkata dalam Shahihnya, Kitabul ‘Ilmi:

با ب مَنْ خَصَّ باِلْعِلْمِ قَوْ م كَرَ١ هِيَةَ أَ نْ لا يَفْمَوا

"Bab orang yang mengkhususkan ilmu dengan suatu kaum saja tanpa kaum yang lain karena khawatir mereka tidak paham".

Dan Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata:

حدثوا الناس بما يعرفون أتحبون أن يكذب الله ورسوله

"Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan tingkat pengetahuan mereka. Apakah kamu suka Allah dan Rasul-Nya di dustakan?"

Artinya, Imam Bukhari disini memberikan kepada kita pemahaman, boleh kita mengkhususkan pembicaraan suatu ilmu kepada suatu kaum tanpa kaum yang lain, kalau memang ilmu tersebut disampaikan kepada orang awam akan dipahami dengan tidak baik dan tidak benar.

Kemudian Imam Bukhari berkata:

حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ

Ia berkata Abi (Ayahku) dari Qatadah, ia berkata, bercerita kepada kami (Anas bin Malik) bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Mu’adz membonceng di belakang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu Nabi memanggil: “Hai Mu’adz bin Jabal !”. Maka Mu’adz menjawab:

لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَسَعْدَيْكَ: مَا مِنْ أَحَدٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ إِلَّا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ لا إله إلا الله محمد رسول الله إِذًا يَتَّكِلُوا لا إله إلا الله

Kemudian Rasulullah bersabda: "Tidak ada seorangpun yang bersyahadat, dengan penuh kejujuran dari hatinya kecuali Allah akan haramkan dari Api Neraka." Lalu Mu’adz berkata: "Ya Rasulullah bolehkah aku mengabarkan berita gembira ini kepada manusia?" Kata Rasulullah:‎ "Jangan, kalau begitu mereka tidak mau beramal, maksudnya hanya mengandalkan syahadat."

Wallahu a’lam

Dari buku yang berjudul "Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah", tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan hafidzhahullah

Oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc. hafidzhahullah

_____
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Group WhatsApp: wa.me/62895383230460

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Aqidah & Manhaj -Kaidah Yang Ke 41-"