Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ucapan Yang Perlu Diluruskan



Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud al Atsary hafidzhahullah

Kita tidak tau, dari jenis spesies apa orang-orang liberal di Indonesia itu. Begitu "sengit" (bahasa jawa: kebencian taraf sangat) dengan Islam. Seakan mereka itu orang kafir, dan tidak memiliki adab pada agamanya, bila benar mereka masih Islam.

Orang liberal di Barat saja mereka kadang masih punya adab pada agamanya, meskipun dalam rana membantah. Namun liberal di Indonesia, mereka menggabungkan dua dosa, menistakan agama. Tidak memiliki adab, sehingga dengan mudah tanpa malu, bicara melecehkan Islam di depan mayoritas ummat Islam.

Beberapa hari lalu muncul ucapan yang tidak pantas, ucapan yang kesekian dari lisan buruk mereka. Seorang banci/waria bernama Merelle, di acara Cak Nun di Malang berbicara: "Al Qur'an itu jangan dimakan mentah-mentah".

Sebelumnya, murid Gus Dur, seorang pegiat ajaran Nusantara, Gus Muafiq, berkata: "Al Qur'an itu jangan dipelajari begitu saja, bisa konslet (pikirannya)". Hal ini ma'ruf, tidak perlu bukti, silahkan simak ucapan najis mereka di youtube.

Bagi mereka, apakah Al Qur'an, sunnah dan syari'at itu, sejenis makanan, atau aliran listrik? Sehingga tidak boleh dimakan mentah, atau membuat hati menjadi konslet?

Adakah ucapan yang buruk dan keluar dari etika yang lebih buruk dari ucapan ini? Adakah seberat dzarrah di hati mereka dari keimanan, sampai tega berbicara mengenai Al Qur'an dan Islam semacam itu?

Lalu di mana lisan-lisan dan "wujud" kaum muslimin ketika mendengar ucapan yang tidak pantas, yang dilemparkan pada agamanya? Tidakkah mereka tau, ucapan itu ucapan kekufuran?

Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menurunkan Al Qur'an agar kita bersedih dan menemui kesulitan, Allah Ta'ala berfirman:

طه ما أنزلنا عليك القرآن لتشقى إلا تذكرة لمن يخشى

"Thaha. Tidaklah Kami turunkan Al Qur'an itu padamu, agar engkau bersedih/menemui kesusahan. Melainkan agar menjadi peringatan bagi orang yang punya rasa takut". (QS. Thaha: 1-3).

Syaikh Abdurrahman bin Nasir as Sady rahimahullah berkata: "Yakni, tujuan adanya wahyu dan Al Qur'an diturunkan serta penetapan syari'at itu bukanlah agar menjadikan engkau sedih/susah karenanya. Tetapi ia merupakan wahyu dan Al Quran serta syari'at oleh Dzat yang Maha Welas Asih (Ar Rahimur Rahman) dan dijadikan sebagai jembatan pengantar menuju kebahagiaan, kesuksesan, dan kemenangan". (Lihat Tafsir Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalami Manan Surah 20/1-3).

🔰 @Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram     : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp : 089665842579
🌐 Web              : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram   : bit.ly/ittibarasul1
🇫 Fanspage     : fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Ucapan Yang Perlu Diluruskan"