Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jalan Golongan Yang Selamat (Bagian 30)

 



Nifaq Besar dan Nifaq Kecil


Nifaq Besar.

Yaitu menampakkan Islam dengan lisan tetapi mengingkarinya di dalam hati dan jiwa. Nifaq besar ada beberapa macam:

1) Mendustakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atau mendustakan sebagian risalah yang beliau bawa.
2) Membenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau membenci sebagian risalah yang beliau bawa.
3) Merasa senang dengan kekalahan Islam, atau membenci kemenangan agamanya.

Orang yang melakukan nifaq besar ini akan mendapatkan azab lebih berat dari orang- orang kafir dan bahaya mereka adalah lebih besar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْاَ سْفَلِ مِنَ النَّارِ

"Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari Neraka". (QS. An-Nisaa: 145)

Karena itu, di awal surat Al-Baqarah, Allah menerangkan orang-orang kafir hanya dengan dua ayat, sedang orang-orang munafik disifatinya dengan tiga belas ayat.

Kita menyaksikan orang-orang Shufi di kalangan umat Islam melakukan shalat dan puasa, tetapi mereka sungguh amat berbahaya. Karena mereka merusak aqidah umat Islam, di antaranya mereka membolehkan berdoa kepada selain Allah yang hal itu merupakan syirik besar, mempercayai bahwa Allah berada di setiap tempat dan menafikan bahwa Allah bersemayam di atas ‘Arsy. Suatu hal yang bertentangan dengan Al-Quran dan hadis shahih.

Nifaq Kecil.

Yaitu nifaq dalam perilaku dan perbuatan. Seperti seorang Muslim yang memiliki karakter dan sifat sebagaimana yang dimiliki oleh orang-orang munafik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan hal tersebut dalam sabdanya:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاث إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَ إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَ إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

"Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, jika berbicara dusta, jika berjanji tidak menepati, dan jika dipercaya khianat". [Muttafaq Alaih]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Empat perkara, jika ada pada diri seseorang maka ia seorang munafik sejati. Dan jika salah satu daripadanya ada pada seseorang, maka ia memiliki satu sifat munafik, sehingga ia meninggalkannya, yaitu bila berbicara dusta, bila berjanji tidak menepati, jika membuat persetujuan ia khianat, dan bila berbantah ia (berargumentasi secara) dusta". [Muttafaq Alaih]

Nifaq yang dimaksud tidak menjadikan orang yang bersangkutan keluar dari Islam (murtad), tetapi ia termasuk dosa besar.

At-Tirmidzi berkata: "Makna nifaq dalam kandungan hadis tersebut, menurut para ahli ilmu adalah nifaq amali (nifaq dalam perilaku dan perbuatan). Sedang pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu, ia disebut nifaq takdziib (nifaq mendustakan)". (Empat pembahasan di muka, disarikan dari kitab Muqarrar At-Tauhiid)

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

_______
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Group WhatsApp: wa.me/62895383230460

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Jalan Golongan Yang Selamat (Bagian 30)"