Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jalan Golongan Yang Selamat (Bagian 36)

 



Keutamaan Membaca Shalawat Nabi

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰٓئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ ۗ يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

"Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya". (QS. Al-Ahzab: 56)

Imam Al-Bukhari meriwayatkan, Abu Aliyah berkata: "Shalawat Allah adalah berupa pujian-Nya untuk Nabi di hadapan para Malaikat. Adapun shalawat para Malaikat adalah doa (untuk beliau)".

Ibnu Abbas berkata: "Bershalawat artinya mendoakan supaya diberkati".

Maksud dari ayat di atas, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya yaitu: "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala menggambarkan kepada segenap hamba-Nya tentang kedudukan seorang hamba-Nya, Nabi dan kekasih-Nya di sisi-Nya di alam arwah, bahwa sesungguhnya Dia memujinya di hadapan para Malaikat. Dan sesungguhnya para Malaikat bershalawat untuknya. Kemudian Allah memerintahkan kepada penghuni alam dunia agar bershalawat untuknya, sehingga berkumpullah pujian baginya dari segenap penghuni alam semesta".

1) Dalam ayat di atas, Allah memerintahkan kita agar mendoakan dan bershalawat untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bukan sebaliknya, memohon kepada beliau, sebagai sesembahan selain Allah, atau membacakan Al-Fatihah untuk beliau, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian manusia.

2) Bacaan shalawat untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling utama adalah apa yang beliau ajarkan kepada para Shahabat, ketika beliau bersabda:

قُوْلُوْا : اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اَللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Katakanlah: "Ya Allah limpahkanlah rahmat untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat untuk Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, limpahkanlah berkah untuk Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah untuk Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia". [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

3) Shalawat di atas, juga shalawat-shalawat lain yang ada di dalam kitab-kitab hadis dan fiqih yang terpercaya, tidak ada yang menyebutkan kata "Sayyidina" (penghulu kita), yang hal itu ditambahkan oleh kebanyakan manusia. Memang benar, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penghulu kita, "Sayyiduna", tetapi berpegang teguh dengan sabda dan tuntunan Rasul adalah wajib. Dan, ibadah itu dilakukan berdasarkan keterangan nash syara tidak berdasarkan akal.

4) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَىَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِىَ الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِى الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِىَ الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ

"Jika kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang ia ucapkan, kemudian bershalawatlah untukku. Karena sesungguhnya barangsiapa yang bershalawat untukku satu kali, Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mohonkanlah kepada Allah wasilah untukku. Sesungguhnya ia adalah suatu tempat (derajat) di Surga. Ia tidak pantas kecuali untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah. Aku berharap bahwa hamba itu adalah aku. Barangsiapa memintakan wasilah untukku, maka ia berhak menerima syafaatku". [HR. Muslim]

Doa memintakan wasilah seperti yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dibaca dengan suara pelan. Ia dibaca seusai azan dan setelah membacakan shalawat untuk Nabi. Doa yang diajarkan beliau yaitu:

اَللَّهُمَّ رَبَّ هَـٰذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ

"Ya Allah, Tuhan yang memiliki seruan yang sempurna ini. Dan shalat yang akan didirikan. Berikanlah untuk Muhammad wasilah (derajat) dan keutamaan. Dan tempatkanlah ia di tempat terpuji sebagaimana yang telah Engkau janjikan". [HR. Al-Bukhari]

5) Membaca shalawat atas Nabi ketika berdoa, sangat dianjurkan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:

كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوْبٌ حَتَّى يُصَلَّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

"Setiap doa akan terhalang, sehingga disertai bacaan shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam". [HR. AI-Baihaqi, hadis hasan]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah memiliki Malaikat yang berpetualang di bumi, mereka menyampaikan kepadaku salam dari umatku". [HR. Ahmad, hadis shahih]

Bershalawat untuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sangat dianjurkan, terutama pada hari Jumat. Dan ia termasuk amalan yang paling utama untuk mendekatkan diri kepada Allah. Bertawassul dengan shalawat ketika berdoa adalah dianjurkan. Sebab ia termasuk amal saleh. Karena itu, sebaiknya kita mengucapkan: "Ya Allah, dengan shalawatku untuk Nabi-Mu, bukakanlah dariku kesusahanku… Semoga Allah melimpahkan berkah dan keselamatan untuk Muhammad dan keluarganya".

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Sumber: Kitab Minhaj al-Firqah an-Najiyah wa Ath-Tha’ifah al-Manshurah (Jalan Golongan Yang Selamat) Karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zain

_______
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Group WhatsApp: wa.me/6289665842579

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Jalan Golongan Yang Selamat (Bagian 36)"