Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jerat-Jerat Niat




Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud Al Atsary hafidzhahullah

Memeriksa kembali niat-niat yang tersembunyi dalam hati, sebuah upaya introspeksi diri sendiri

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إنما الأعمال بالنية

"Sesungguhnya setiap amal tergantung dari niatnya". [HSR. Bukhari no.1, 54, 2529, 3898, 5070, 6689, 6953 dan Muslim no.1907].

Seorang pedagang yang baik tentu ia memiliki waktu untuk sekedar memeriksa laba dan rugi dalam usaha dan perdagangannya. Demikian juga dengan seorang muslim, hendaknya punya satu masa untuk ia berhenti sejenak, memeriksa hasil amalnya selama ini, apakah ia meraup untung atau rugi.

Kami (Abu Abd rahman) akan menulis dalam hal ini, sebagaimana (ciri) tulisan-tulisan kami sebelumnya, secara aplikatif bukan hanya sekedar teori-teori diawang, namun menjadi hasungan dan nasehat, baik bagi diri kami sendiri dan kita semua.

Masalah hati, merupakan hal terbesar dalam bagiannya dalam agama ini

1) Karena sebagian besar ajaran islam berputar seputar amaliah hati, dari tauhid dan aqidah, ikhlas, sabar, tawakkal dan semisalnya.

2) Berbolak baliknya hati, rahasia-rahasia besarnya, dan karakter hati yang menakjubkan sekaligus mengkhawatirkan.

Ibnu Jauzy rahimahullah berkata: "Iblis menyusup pada diri manusia, tergantung kadar yang dimungkinkannya, bisa besar, bisa kecil, bisa bertambah, bisa berkurang, tergantung kadar kesadaran dan kelalaiannya juga keilmuan serta kebodohannya." (Talbis Iblis hal.63).

Baik, sebelum kita lanjut, mari kita arahkan hati kita pada firman Allah Subhanahu wa Ta'ala berikut ini.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

الم يعلموا أن الله يعلم سرهم و نجواهم و أن الله علام الغيوب

"Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui rahasia dan besitan hati mereka, dan bawasannya Allah mengetahui hal-hal yang tersembunyi (ghaib)". (QS. At-Taubah: 78).

Di ayat lain Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman:

يوم تبلى السرائر

"Hari di mana diungkapkan hal-hal yang tersembunyi". (QS. At-Tariq: 9).

Bila kita membaca dengan iman, tentu hal ini menjadi gemuruh tsunami bagi orang yang memiliki rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Semisal ayat-ayat dan hadits diatas, untuk dibaca setiap orang yang berjalan menuju Allah dalam hidupnya.

Ketahuilah, bahwa hati ibarat benteng, disekeliling benteng ada pagar-pagar (kecil) yang mempunyai beberapa pintu, juga disana sininya ada beberapa celah yang bisa dimasuki musuh. Yang menjaga celah-celah itu adalah akal yang lurus, dan para Malaikat.

Ada beberapa satuan pasukan penyerang yang senantiasa menyerang, baik pasukan hawa nafsu dan setan. Pasukan ini silih berganti datang tak mungkin dihentikan, sehingga terus berkobar peperangan antara musuh dan penghuni benteng (hati). Pasukan terus berputar disekeliling benteng mencari lengah, dan kewajiban penghuni benteng mengetahui seluruh pintu benteng dan cela-celanya, tidak boleh ia lengah, sebab musuh juga tidak pernah lengah. (Talbis iblis hal 63).

Godaan pasukan setan sebagaimana dijelaskan tadi, menyerang manusia sesuai kadar diri hamba itu, demikian juga pasukan hawa nafsu, dan ego juga kepentingan-kepentingan yang terkait hal ini di dalam diri mereka sendiri. Maka setiap tinggi satu dahan terpaan penyakit dan musuh semakin besar.

Ketahuilah manusia hidup disertai hawa nafsu, tarikan kepentingan, ambisi, bisikan-bisikan, ego, dan keinginan-keinginan. Maka dari itu, menjaga hati agar senantiasa ikhlas adalah sesuatu yang berat.

Diriwayatkan dari Ibnu Abi Dunya dari Yusuf bin Asbath, ia berkata: "Membersihkan niat dari hal-hal yang merusaknya lebih berat dari para pelaku amal, daripada amal itu sendiri dalam masa yang panjang". (Hilyatu Aulia 10/121/ Jamiul Ulumi wal Hikam 15).

Ketahuilah saudaraku, amaliah hati itu adalah amaliah yang tersembunyi, ia gaib dan ajaib, bisa berubah dan bisa berwarna-warna. Perubahan didalamnya tidak akan bisa didiaknosa dan diketahui kecuali oleh pemiliknya, bahkan kadang karena lembutnya pemiliknya pun tidak sadar dikarenakan besarnya tarikan kepentingan, dan juga mungkin karena tebalnya dosa, serta syahwat, syubhat, dan talbis iblis.

Sebagian orang (dan kata orang itu juga mencakup kita juga) mungkin telah yakin amal-amalnya telah menjulang bak gunung, namun ia kemudian terjungkal bersama capaian-capaiannya ke jurang kebinasaan karena riya dan tarikan-tarikan kepentingan.

Sebagian orang berkata, "aku telah ikhlas" atau "aku ikhlas". Namun betapa ikhlasnya itu lebih butuh untuk diikhlasi.

Bentuk-Bentuk Ketidak Ikhlasan Niat


1) Boleh jadi seorang beramal dengan satu amalan, sejak awal ia tidak ikhlas.
2) Boleh jadi ketidak ikhlasan niat itu muncul di tengah tengah amal.
3) Mungkin juga ketidak ikhlasan niat itu muncul di akhir amal, saat ia telah melihat hasil-hasil. (Syarah riyadhus Shalihin bab niat hadits ke /1).

Sebab-Sebab Ketidak Ikhlasan, Indikasi dan Juga Ragamnya


Pertama, kita hidup di tengah keramaian manusia, yang multikultural, multi tujuan dan multi niat, di dalam hidup ini kita beragama peran. Sebagai hamba Allah, orang tua, anak, suami istri, teman, guru murid, pemerintah dan rakyat, bos dan pegawai, teman bisnis, satu perkumpulan dan juga keterkaitan lainnya. Intinya seseorang hidup memiliki niat, tujuan dan menginginkan capaian-capaian.

Bertemu disana, kejujuran, ego, silang pendapat, tarikan kepetingan dan yang paling besar adalah tarikan-tarikan dunia. Sebab seorang tidak ikhlas, atau riya, atau sum'ah, atau merasa "memiliki andil dan jasa", sangat beragam. Boleh jadi karena tarikan syubhat, kebodohan, adanya sifat munafik pada dirinya. Biasanya hal ini terjadi dalam hubungan seorang hamba pada Rabb-Nya, terkhusus dalam ibadah.

Kedua, secara umum, kami jelaskan tadi bahwa interaksi antar manusia yang kami bahas secara khusus sesama muslim. Di sana ada tarikan-tarikan kepentingan, ego, dan juga sifat manusia yang memiliki sifat "ke-aku-an". Manusia secara naluri, ingin tampil, terdepan, diakui, dan boleh jadi menguasai.

Sebelumnya kami katakan, ketulusan dalam interaksi sesama muslim, apapun bentuknya itu adalah hal yang mahal. Ketulusan (ikhlas) itu akan kita buktikan dengan berjalannya waktu. Sebagian orang yang berumah tangga, ia mengatakan ikhlas dan tulus dalam setiap tindakkannya untuk keluarga, istri atau suami dan anak, namun waktu membuktikan ia ternyata hanya membangun ego dan menjalankan kepentingan dirinya sendiri.

Seorang yang lama belajar, atau mengajar, ia telah menyangka selama ini bergelut dengan ilmu, ia merasa ikhlas karena Allah. Namun perjalanan waktu, membuktikan ia hanya mencanangkan tonggak-tonggak kemasyhuran dirinya sendiri.

Sebagian orang berkumpul dalam sebuah organisasi kebaikan (Al birr), semula semua sepakat untuk jujur dalam niat, dan memberikan semua yang mereka usahakan dari kebaikan mereka waqafkan untuk kaum muslimin. Namun, setelah besar, setiap pos terbasai dengan dunia, dan di sana ada cela-cela untuk tampil.

Maka libasan waktu, membuka topeng masing-masing, ada yang ikhlas dan teruji keikhlasannya, ada yang setengah ikhlas, pun ada juga yang merasa harus tampil dan muncul watak asli ananiyah (ke-aku-annya). Terpecah hati, muncul saling curiga, dan kerengangan, akibat apa? Munculnya tarikan-tarikan dunia dan hawa.

Seorang yang berkomitmen untuk bekerja sama baik dalam urusan bisnis atau semisal, diawal bak saudara. Namun demikian manusia, ketika melihat sebab-sebab keuntungan, dan sebab-sebab laba, sifat lobanya muncul. Sehingga keikhlasan diawal berubah menjadi permusuhan sengit karena dunia. Dibentuk yang kedua ini, sebab-sebab ketidak ikhlasan lebih pada kepentingan dunia dan materi.

Demikian sedikit penjelasan tentang jerat-jerat niat. Tulisan ini secara umum, yang menulis lebih berhak menerapkan pada dirinya sendiri yang kadang sulit untuk menata keikhlasan. Dan semoga juga membawa manfaat bagi kaum muslimin secara umum.

Ya Allah aku memohon kepada-Mu keikhlasan, dan kejujuran pada ucapan dan tindakkan.

__________________
Oleh yang butuh dan mengharap ampunan
Rabbnya.

🔰 @Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram     : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp : 089665842579
🌐 Web              : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram    : bit.ly/ittibarasul1
🇫 Fanspage     : fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Jerat-Jerat Niat"