Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aqidah & Manhaj -Kaidah Yang Ke 47-




Ahlussunnah wal Jama’ah mempunyai keyakinan bahwa diantara tanda ahli bid’ah yang paling tampak adalah "At Talawwun wat Tanaqqul" yaitu yang tidak kokoh di atas sunnah, diatas kebenaran, dia akan mengikuti hawa nafsunya sesuai dengan keinginan hawa nafsu bukan diatas hidayah, tidak pula berusaha untuk menggigit dengan gigi gerahamnya.

Karena memang demikian bid’ah itu menyebabkan seseorang itu bersikap memandang bahwasanya sunnah itu hanya sebatas alternatif saja, bukan satu-satunya jalan yang harus ditempuh.

Sementara Ahlussunnah menganggap bahwa sunnah itu harga mati, dalam artian tidak ada jalan lain kecuali sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dimana jalan menuju Allah dan menuju Surga hanya melalui sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak mungkin melalui pemikiran barat ataupun filsafat ataupun ilham dan pikiran-pikiran manusia. Maka dari itu Ahlussunnah wal Jama’ah menganggap bahwa inilah jalan yang paling harus ditempuh satu-satunya yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pemahaman para Salafush Shalih.

Berkata Abul Faroj Al Hamdani, aku mendengar al-Marwazi berkata Imam Ahmad ditanya tentang hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إن الله احتجز التوبة صاحب بدعة

“Sesungguhnya Allah menghalangi taubat dari pelaku bid’ah.”

Apa maksudnya ? kata Imam Ahmad, artinya ia tidak di berikan oleh Allah taufiq dan tidak di mudahkan untuk bertaubat, akibat daripada mereka menganggap baik bid’ah.

Kalau orang sudah menganggap (bid’ah) baik, maka bagaimana akan bertaubat, bertaubat itu kalau biasanya ia telah menganggapnya buruk baru ia akan bertaubat dan kembali, tapi ketika selama ia menganggap itu perbuatannya baik dan bagus, sesuai dengan akal pikirannya, maka ia tidak akan bertaubat, dan pasti akan dipersulit taubatnya. Artinya tidak akan diberi taufiq untuk bertaubat.

Oleh karena itu disebutkan oleh Al Imam Ibnul Qayyim, dalam Ibnu Taimiyyah, Majmu Fatawa jilid 10 halaman 9 atau jilid 9 halaman 10 dimana beliau berkata, “Oleh karena itu para Ulama Islam seperti Sufyan as-Tsaury dan yang lainnya berkata: “Sesungguhnya bid’ah itu lebih dicintai oleh iblis daripada maksiat".

لا يُتاب منها والمعصية يُتاب منها

"Karena perbuatan bid’ah menjadikan seseorang itu tidak akan bertaubat. Sedangkan orang berbuat maksiat memandang itu buruk sehingga ada kemungkinan kuat untuk bertaubat".

Kemudian beliau berkata: “…dan perkataan para Ulama bahwa bid’ah itu tidak diberikan padanya taubat artinya orang ahli bid’ah yang mengambil agamanya dengan sesuatu yang Allah tidak syari’atkan dan tidak pula Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam syariatkan, itu telah dihiaskan kepadanya amalannya tersebut, sehingga ia menganggapnya baik, dan tidak mungkin ia bertaubat selama ia menganggapnya baik….”

At-Taubat itu awalnya di mulai dari seseorang menganggap sesuatu itu buruk, maka demikian orang yang berbuat bid’ah dia akan menganggap baik semua perkara yang ternyata tidak pernah  disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga orang seperti ini bagaimana akan kokoh diatas sunnah, diatas jalan Salafush Shalih.

Maka dia akan Talawwun (berganti-ganti aqidah), Tanaqqul (berpindah-pindah), sehingga ia tidak diberikan oleh Allah keistiqamahan, akibat daripada terkena syubhat-syubhat yang menyebabkan akhirnya ia tidak bisa istiqamah diatasnya. Wallahu a’lam

Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan hafidzhahullah

Oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc. hafidzhahullah

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
🎥 Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1
📱 Group WhatsApp: wa.me/62895383230460
📧 Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
🌐 Web: dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
🇫 Facebook: http://fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Aqidah & Manhaj -Kaidah Yang Ke 47-"