Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Shahihkah Tambahan Kalimat Wabihamdihi Dalam Doa Saat Rukuk Dan Sujud?






Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Tentang doa saat rukuk yang dibaca oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam Subhaana Rabbiyal Azhiim, dan saat sujud membaca Subhaana Rabbiyal A’la, kami nyaris tak menemukan perselisihan Ulama tentang keshahihan haditsnya. Jika perlu insya Allah suatu saat bisa ana tampilkan.

Namun ternyata adapula yang berisi tambahan wabihamdihi di ujung masing-masing doa di atas, sebagaimana hadits dan penjelasannya akan disebutkan di bawah ini:

Hadits terkait masalah ini, Uqbah bin Amir radhiallahu anhu menceritakan:

وكان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ إذا ركع قال سبحانَ ربِّي العظيمِ وبحمدِه ثلاثًا ، وإذا سجد قال سبحانَ ربِّي الأعلَى وبحمدِه

"Dan adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di kala rukuk membaca Subhaana Rabbiyal Azhiimi Wabihamdihi 3x, dan apabila sujud beliau membaca Subhaana Rabbiyal A'la Wabihamdihi." [HR. Abu Dawud no.869, Ibnu Majah no.887, Ahmad no.17414. Hadits di atas juga ada yang bersumber dari Hudzaifah Al Yamani radhiallahu anhu]

Derajat hadits di atas para Ulama telah berselisih pendapat dalam masalah tambahan Wabihamdihi ini sejak dahulu. Ada yang mengatakan haditsnya telah memenuhi syarat, dan ada yang menyatakannya dha'if sehingga tak boleh digunakan.

Awalnya kami ingin menampilkan seluruh argumentasi pihak yang menshahihkan dan mendha'ifkan riwayat tersebut, namun jika kami tulis semuanya, maka ini terlalu panjang dan mungkin perlu disendirikan masalah ini dalam risalah khusus. Maka di sini kami hanya ingin menjelaskan secara garis besar saja.

Benar sejumlah Ulama ahli hadits telah menshahihkan hadits Wabihamdihi ini.

Diantara Ulama yang menshahihkan, ini diantaranya dikatakan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami' no. 4734. Namun dalam Dhaif Sunan Abu Dawud hal. 70-71, no.880 beliau mendha'ifkannya, sementara dalam Ashlu Shifat Shalat Nabi II:650-657 beliau mencantumkan lagi hadits ini.

Beberapa Ulama yang mendha'ifkan, Abu Dawud rahimahullah orang yang meriwayatkan hadits ini sendiri setelah meriwayatkan hadits wabihamdihi, beliau berkata:

وهذه الزيادة نخاف أن لا تكون محفوظة

"Tambahan (Wabihamdihi) ini aku khawatir tidak terpelihara (periwayatannya)." (Lihat Sunan Abu Dawud tahqiq al Arna'uth II:152, no.870)

Al Bazar rahimahullah mengatakan:

زيادة [وبحمده] وتركها، أحسبها أتت من سوء حفظ ابن أبي ليلى

"Tambahan Wabihamdihi, dan (hendaklah) meninggalkannya, sebab aku memprediksikan (riwayat tambahan Wabihamdihi ini -pent) datang (dari) jeleknya hafalan Ibnu Abi Layla." (Al Bahru az Zakhar VII:322)

As Syaukani rahimahullah mengatakan:

طرقه ضعيفة

"Jalur-jalur periwayatannya lemah." (As sailul Jarrar I:288)

Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad hafidzhahullah
Beliau pernah ditanya:

هل يكتفي المصلي في حال السجود بقوله: سبحان ربي الأعلى، أم أنه يقول: سبحان ربي الأعلى وبحمده ؟

Apakah seseorang yang sedang shalat saat sujudnya cukup mengucapkan Subhaana Rabbiyal A'la, ataukah ia mengucapkan Subhaana Rabbiyal A'la Wabihamdihi ?

Beliau menjawab:

يكفيه أن يقول: سبحان ربي الأعلى، فهذا هو الذي لابد منه ...

"Cukup baginya mengucapkan Subhaana Rabbiyal A'la, maka inilah yang semestinya dilakukan olehnya…" (Syarah Sunan Abi Dawud oleh Syaikh Abdul Muhsin al Abbad no.107. Kitab ini sebenarnya rekaman audio Syaikh Abdul Muhsin hafizhahullah saat beliau mensyarah Kitab Sunan Abi Dawud yang kemudian dibukukan)

Oleh karena itulah Imam Ahmad rahimahullah pernah mengatakan:

أما أنا فلا أقول وبحمده

"Adapun saya, maka saya tidak mengucapkan (tambahan) Wabihamdihi." (Al Mughni I: 361)

Seorang Ulama besar Madzhab Syafi'i, yakni Ibnu Shalah rahimahullah juga mengingkari tambahan wabihamdihi ini. (Sebagaimana dikutip oleh asy Syaukani rahimahullah dalam Nailul Authar II:246)

Syaikh Muqbil rahimahullah pernah berkata:

فيه زيادة وبحمده الظاهر أنها صالحة لكن ليست بالقوة مثل سبحان ربي العظيم

"Didalamya ada tambahan Wabihamdihi. Zhahirnya hadits ini kelihatan shalih (baik), namun sebenarnya tidak kuat seperti Subhaana Rabbiyal Azhiimi saja (tanpa Wabihamdihi)." (Ithaaful Muqbil bi Syarhi Shifati Shalatan Nabi lil Muqbil hal. 41. Risalah ini sebenarnaya penjelasan Syaikh Muqbil rahimahullah saat beliau mengajarkan masalah shalat di tempat ta'limnya, yang lalu oleh salah satu muridnya, yakni Syaikh Abu Abdir Rahman Abdul Hafizh bin Abdillah Barahim al Aamiri al Hadhrami hafizhahullah dihimpun menjadi satu tulisan tersendiri, dan bahkan diberi ulasan olehnya)

Kesimpula, pendapat terkuat dalam masalah ini dan alasannya adalah,

Pada akhirnya, penulis risalah ini sampai saat ditulisnya risalah ini lebih cenderung tidak menggunakan lafazh Wabihamdihi. Sekurang-kurangnya ada dua alasan mengapa kami lebih memilih sikap ini:

1). Sebagai ihtitiyath (kehati-hatian) dikarenakan diragukannya status hadits tersebut. Bukankah Tinggalkan apa yang meragukanmu, dan ambil yang telah pasti?
2). Sementara bacaan yang telah jelas keshahihannya yang tidak menggunakan tambahan redaksi Wabihamdihi ini cukup banyak, maka pilih saja yang telah jelas shahihnya.Wallahu a'lam.

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin

🔰 @Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram     : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp  : 089665842579
🌐 Web              : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram    : bi.ly/ittibarasul1
🇫 Fanspage      : fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

3 komentar untuk "Shahihkah Tambahan Kalimat Wabihamdihi Dalam Doa Saat Rukuk Dan Sujud?"

  1. Assalamualaikum ustad, jadi jumlah kita membaca Subhanarabbiyal a'la atau adzhim itu 3× ya? Syukron

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setau saya ya, kalo salah bisa di koreksi
      Bacaan nya itu mau sekali gapapa, 3 kali itu sunnah

      Hapus
  2. Kalau selain wabihamdihi kok nggak bid'ah yah, kasihan udah terlanjur sakit. berobatlah dan bertaubatlah wahai para Wahabiah..!

    BalasHapus

Berkomentarlah dengan bijak