Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aqidah & Manhaj -Kaidah Yang Ke 26-




Bahwa mereka mewanti-wanti manusia dari bahaya berbuat bid’ah dalam agama. Dan juga bahaya berkata atas Allah dengan tanpa ilmu. Karena dua perkara ini adalah perkara yang bisa menghancurkan kemudian merusak syari’at Islam.

Oleh karena itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap kali khutbah Jum’at, beliau selalu berkata: “Sebaik-baiknya ucapan adalah ucapan Allah, sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Rasulullah dan seburuk-buruknya perkara adalah perkara yang di ada-adakan dan setiap bid’ah itu sesat.” [HR. Imam Muslim dalam shahihnya]

Bayangkan Nabi dalam khutbahnya selalu mengingatkan masalah bid’ah, ini menunjukkan kebid’ahan/bid’ah itu memang sangat bahaya sekali. Bid’ah itu bisa merusak kesempurnaan Islam. Bid’ah itu menyebabkan akhirnya di masukkan kedalam Islam sesuatu yang bukan agama, sehingga akhirnya seseorang yang tidak bisa membedakan mana yang haq dan mana yang batil.

Demikian pula mereka mewanti-wanti agar jangan berkata atas Allah dengan tanpa ilmu. Karena berkata tanpa ilmu ini sebab utama muncul berbagai macam pemikiran-pemikiran yang menyimpang, munculnya bid’ah, munculnya kesyirikan, munculnya penyimpangan adalah merupakan disebabkan adalah berkata atas Allah tanpa ilmu.

Allah Ta'ala berfirman:

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ.

Katakanlah (Muhammad), "Tuhanku hanya mengharamkan segala perbuatan keji yang terlihat dan yang tersembunyi, perbuatan dosa, perbuatan zalim tanpa alasan yang benar, dan (mengharamkan) kamu mempersekutukan Allah dengan sesuatu, sedangkan Dia tidak menurunkan alasan untuk itu, dan (mengharamkan) kamu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al-A'raf: 33)

Maka ini menunjukkan bahwa berkata tanpa ilmu itu merupakan keharaman yang paling besar/yang paling agung. Sampai-sampai Allah menutup ayat tersebut dengan berkata tanpa ilmu .

Oleh karena itu ya Akhul Islam, saudara-saudaraku sekalian kita berusaha dalam berbicara masalah agama ini betul-betul diatas ilmu, diatas dalil, diatas hujjah bukan sebatas ra’yu dan pendapat semata. Karena agama ini yang berasal dari Allah dan itu adanya dari Al-Quran dan Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, adapun pendapat-pendapat Ulama bukanlah dalil dan hujjah. Hujjah itu Al-Quran dan Hadits.

Ulama itu hanya sebatas wasilah untuk memahami Al-Quran dan Hadits, bukan untuk menolak Al-Quran dan Hadits. Maka dari itulah zaman sekarang, kita melihat banyak orang-orang yang mudah berbicara tanpa ilmu, sebatas dengan ra'yu-ra’yunya saja. Allahul musta’an

Wallahu a’lam

Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.

Oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc. حفظه الله تعالى.

🔰 @Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram     : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp  : 089665842579
🌐 Web              : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram    : bit.ly/ittibarasul1
🇫 Fanspage      : fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

1 komentar untuk "Aqidah & Manhaj -Kaidah Yang Ke 26-"

Berkomentarlah dengan bijak