Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aqidah Al-Wasithiyah (Bagian 13)




Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud Al-Atsary hafidzhahullah

Kita yang mempelajari aqidah terkhusus tentang aqidah tauhid, tentang tauhid Uluhiyyah, Rububiyah, dan Asma' wa Shifat. Sebagian orang bertanya apa untungnya kita belajar tauhid Asma' wa Shifat di kehidupan dan aplikasi nyata. Seharusnya semua ilmu teraplikasikan secara nyata dalam hidup, baik keyakinan, atau amaliah, dzahir dan batin.

Contoh penerapan aqidah Asma' wa Shifat.

Sebagian orang telah mempelajari bahwa Allah memiliki sifat dan nama yang indah. Lalu pertanyaannya, seberapa kita memahami dan meng-ngewejah wentahkan dalam kehidupan nyata dan juga atsar (jejak/tanda) bahwa kita faham tentang aqidah Asma' wa Shifat ?

Sebagian orang menjadikan ilmu sebagai wacana tidak diterapkan dalam kehidupan nyata, sehingga ilmu hanya ada dalam aplikasi otak bukan masuk dan meresap dalam hati yang diterapkan.

Contoh, sebagian orang tahu hukum riba haram. Lalu apa yang terjadi, apa faidah yang telah difahami dan diaplikasikan kaum muslimin tentang haramnya riba ? Jalanan macet, dan antrian haji saja tahunan. Menunjukkan bahwa hari ini ilmu hanya tumpukan intelektual dalam otak, belum teraplikasikan nyata dalam hidup. Demikian juga dengan ilmu Asma' wa Shifat dalam mengenal Allah. Kita mengetahui di antara nama Allah adalah Al Basiir dan sifat Allah di antaranya memiliki mata.

Contoh, ayat yang sangat banyak adalah:

و اصبر لحكم ربك فإنك بأعيننا

"Bersabarlah engkau dalam melaksanakan perintah/ketetapan Rabbmu, karena engkau dibawa pengawasan pengelihatan (Mata) Kami". (QS. At-Tur: 48)

Juga ayat:

ألم يعلم بأن الله يرى

"Tidakkah mereka tau bahwa Allah Melihat". (QS. Al-Alaq: 14)

Apa yang telah kita ambil pelajaran dari hal ini, satu contoh di antara contoh-contoh Asma' wa Sifat Allah ?

Betapa banyak di antara kita tahu bahwa Allah melihat semua hal yang kita lakukan. Namun begitu, belum juga banyak yang merasa diawasi oleh Allah atas perbuatannya. Kita kadang merasa diri ini tidak ada yang mengawasi saat sendiri dan di kondisi-kondisi tanpa keberadaan orang lain.

Maka dari itu, mari kita terapkan ilmu yang kita ketahui, dari apapun ilmu agama dan aqidah yang telah dipelajari. Sehingga kita merasakan nyata atas pengawasan Allah atas semua tindak tanduk kita, baik di depan dan belakang manusia, baik ucapan hati dan lisan, kita menjadi manusia yang sama. Lalu teruji kejujuran, keshalihan, dan ketaqwaan itu secara jujur, dan tidak dibuat-buat.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

🔰 Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

📮 Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
🎥 Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1
📱 Group WhatsApp: wa.me/62895383230460
📧 Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
🌐 Web: dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
🇫 Facebook: http://fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Posting Komentar untuk "Aqidah Al-Wasithiyah (Bagian 13)"